ARC 2 : RUMAH KECIL 4

43 29 7
                                    

“Namaku memang lucu bukan? Aku terlahir dari keluarga Banana. Tidak hanya aku yang sekeluarga namanya di ambil dari buah-buahan, banyak sekali keluarga di luaran sana yang memakai nama buah, dan itu adalah mayoritas dan khas Fruit Island.”

“Iya, Paman, kami paham.”

“Aku adalah Si Tua Bangka yang berumur panjang, tahun kelahiranku adalah 1935, dan entah sekarang aku berumur berapa ....”

“Kau berumur sekitar 85 di tahun 2020 sekarang, Paman.”

“Bisa kau bayangkan, aku sangat tua sekali. Tapi entah karena tubuh gemukku ini membuat aku terlihat seperti bapak-bapak yang berusia 50-an.”

“Hehe, kami juga berpikir seperti itu,” sahutku.

“Mengenai Wine. Wine adalah sebuah minuman peningkat tenaga secara ekstrim dan cenderung memaksakan tubuh peminumnya menjadi lebih agresif dalam bekerja, tapi kesalahan kami adalah tidak mensiasati akan efek yang akan membuat peminumnya menjadi fatal. Aku adalah seorang Bos di pekerjaanku, aku pemilik pabrik buah terbesar di dunia, memiliki 3 putri yang di antaranya; Strawberry Banana, Blackberry Banana dan Blueberry Banana, yang terutama dari putri pertama dan kedua itu sudah ada calon suaminya.”

“Di antara 2 kakaknya Blueberry ada salah satu calon pengantinnya Monkey! Jadi ini ada hubungannya,” batin Isabella.

“Aku dipercayakan oleh Kaisar Durian untuk memakmurkan serta mensejahterakan pribumi Fruit Island melalui bantuan seseorang yang bernama Ace, dia seseorang yang memiliki segudang wawasan dan ilmu atau bisa dikatakan kejeniusannya bisa menyentuh langit,” tuturnya sambil mengarahkan telunjuknya pada suatu sudut kamar.


Aku pun melihatnya, dan di sana aku mendapati sebuah meja kecil yang di atasnya terdapat koran. “Ah! Koran! I-Ini koran ganjil itu, sebelumnya aku memiliki 3 koran yang berjudul ‘Bisnis Sukses’ dan sekarang aku temukan yang no 3 nya, sekarang lengkaplah sudah dari ke-4 serinya. Edisi tahun 1997. ‘Bisnis Sukses! Season 3. Pabrik Buah’.” Ujarku memungutnya.

“Lalu, bagaimana Paman Jack memasungkan kaki Paman sendiri?” tanya Isabella.

“Aku sengaja memasungkan diri agar aku tidak bergerak semaunya lagi. Aku mulai memasungkan diri saat aku masih dalam pengendalianku sendiri dan masih sadar. Karena jika penenangnya sudah habis maka dengan otomatis tubuhku bergerak sendiri mencari Wine kembali. Terkadang jika sudah lama tidak minum maka pengaruh candunya akan semakin besar dan kuat.”

“Apa contohnya seperti tadi? Kau menyerangku dengan membabi buta hingga aku terpental ke belakang.”

“Ya. Benar. Itulah kenapa aku memperingatkanmu sejak awal untuk tidak membuka pintu atau melepaskan pasung yang mengekangku. Kau bilang aku sudah 8 tahun terakhir dipasung itu artinya rasa hausku akan Wine sudah tak terbendung lagi, selama di tubuhku masih terkandung zat Wine maka aku akan selalu seperti ini, akan buta, dan selalu bersikap brutal jika kalian melepaskan ikatan ini.”

“Aku mengerti. Karena zat Wine itulah yang membuatmu terus-terusan tersiksa.”

“Ya, benar. Terkadang aku merindukan kematianku sendiri, namun ragaku menolak meronta. Di sisi lain jika aku masih menggunakan raga ini pasti di pikiranku akan selalu terngiang-ngiang ingatan putriku, aku merindukan mereka tapi saat aku rindu mereka raga ini menghapus ingatanku, dan bila aku sudah tidak ingat maka raga ini mengingatkanku kembali mengenai mereka. Raga ini hanya cuma mempermainkanku saja, aku sudah lelah dengan semua ini.”

“Kau harus bersabar, Paman.”

“Harus sabar sampai kapan lagi? Pada hakikatnya aku sudah kehilangan banyak harapan. Aku seorang Tua Bangka yang tidak bisa berbuat apa-apa, membalas dendam putriku saja aku tidak bisa, malah dipermainkan olehnya, lagi-lagi aku kena tipu muslihatnya.”

HELL BELL 'GOLD' [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang