ARC 7 : MANSION 21

5 4 6
                                    

⛓️⛓️⛓️⛓️⛓️⛓️🐺🐺🐺🐺⛓️⛓️⛓️⛓️⛓️⛓️

Scene berpindah ke Amanda yang dalam penyelamatan Sean

Di suatu ruangan, terlihat Amanda tengah berlari di sepanjang koridor ruangan bawah tanah Bank. Berlari mengejar Hilda yang tengah menarik rambut Sean hingga terseret-seret di sepanjang lantai.

“Aaargh! Lepaskan aku!!!” teriak Sean yang mulai meronta-ronta dan sesekali kedua tangannya mencengkeram lengan Hilda yang menarik rambutnya dengan keras.

“Jangan karena kau telah bertemu dengan ibu kandungmu dan melihatnya mati bukan berarti kau bisa bertindak semaumu dan mengabaikan hukuman yang aku lakukan padamu!” ucap Hilda berjalan menyeret rambut Sean tanpa sedikitpun belas kasihan.

Setelah lama mengejar, akhirnya Amanda pun berhasil mengejar Hilda dan Sean. Melihat Sean yang kesakitan, Amanda pun segera menghentikan Hilda dengan cara melepaskan tarikan tangannya dari rambut Sean.

“Sudah kubilang untuk jangan memerlakukan sahabatku dengan kasar! Apa kau benar-benar tidak mendengarkanku!? Apa kau tuli!!?” seru Amanda sangat kesal kepada Hilda.

Sejenak Hilda pun menoleh ke arah Amanda dan mulai membalikkan badannya. Hilda pun baru tersadar, dan mulai mengingat bahwa Amanda juga tidak terlepas dari konspirasi peeledakan yang berhasil menghancurkan wilayah Pasar Gelap, terlebih lagi Amanda adalah otak serta dalang dari insiden yang tengah dialaminya sekarang.

“Ah! Iya, baru terlintas di pikiranku, bahwa kau juga turut serta dalam peledakan yang terjadi semalam! Kau juga akanmendapatkan hukumannya! Kau akan kujadikan menjadi tidak berdaya dan payah! Melebihi apa yang aku lakukan pada Sean!” ucap Hilda.

Hilda yang mengingat kesalahan Amanda pun baru terlintas. Tidak hanya Sean yang akan disiksa, Amanda pun akan disiksa karena telah menghancurkan Pasar Gelap dengan konspirasi peledakan.

“Lakukan apa yang kau mau! Itu pun jika kau bisa menghukumku! Wanita kasar! Aku tidak akan berdiam diri seperti Sean! Aku akan melawanmu! Karena yang patut dihukum sebenarnya adalah dirimu!”

“Kau benar-benar berani, ya, padaku?”

“Tentu saja! Karena aku di sini untuk membela dan menegakkan keadilan!”

Amanda mencoba untuk memukul Hilda dengan menggunakan balok kayu yang dia dapatkan saat memasuki wilayah bank [serpihan kayu akibat hancurnya bank]. Tapi sayangnya, ayunan serangan Amanda berhasil ditangkis oleh lengan Hilda dan melemparkan kayu tersebut ke tempat yang jauh, kini Amanda yang tak bersenjata apa-apapun langsung ditempeleng oleh lengan Hilda yang sangat besar.

Duakkkh!

“Akkkh!” desah Amanda kesakitan.

“Amanda!” teriak Sean.

Amanda jatuh tersungkur. Sean yang tidak terima sahabatnya diperlakukan demikian, Sean pun mencoba untuk menggigit lengan Hilda, Hilda pun mengerang kesakitan dan mulai meraih kepala Sean dan mendorongnya hingga Sean menghantam ke tembok.

Bedugggh!

“Akhhh!” desah Sean sembari meraih kepalanya.

Hantaman tersebut membuat Sean mendapatkan luka yang parah pada daerah dahinya. Amanda yang masih dalam posisi telentang, mendengar suara Sean yang membentur tembok pun segera mengayunkan kakinya dan menendang betis Hilda, dan serangan tersebut berhasil membuat Hilda kehilangan keseimbangan dan jatuh berlutut. Sean pun kembali bangkit dan berdiri, setelah membalikkan tubuhnya, dia mendapatkan Hilda yang tengah berlutut dan tingginya sejajar dengan kepalanya. Tidak mau melewatkan sebuah kesempatan tersebut, Sean pun langsung memukul wajah Hilda dengan menggunakan sikutnya. Lantas Hilda pun mengerang kesakitan kembali yang sebelumnya pernah teriak kesakitan karena digigit oleh Sean.

HELL BELL 'GOLD' [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang