ARC 2 : FRUIT ISLAND 19

71 34 5
                                    

Di bagian ini, tampaknya aku dan Bocah Telur sudah berkumpul bersama dengan Isabella. kami sudah banyak mengumpulkan dedaunan yang kering sekarung goni.

“Hey, hehehe. Apa yang akan kita lakukan pada daun yang rentan remuk ini?” tanya Bocah Telur campur canda.

“Tentu saja kita akan memasaknya, dasar bodoh.”

“Maaf, apakah airnya sudah cukup?”

“Eh? Kau dapat kuali itu dari mana?”

“Oh, ini. Aku dapat benda ini dari Farma.”

“Wah. Dia sangat tahu sekali ya dengan kebutuhan kita.”

“Apakah kau sudah menetralisir semua zat yang ada di dalam kandungan air itu sebelum air tersebut kau tuangkan ke kuali?”

“Tentu saja.”

“Baguslah kalau begitu, aku tinggal menyiapkan apinya.”

“Apinya?” tanya Isabella.

“Ya. Api instan. Saat kami memunguti dedaunan kering di sekitar gunung itu, kami melihat banyak sekali kebakaran hutan, tanpa kami berpikir panjang kami langsung memunguti juga kayu yang terbakar.” Kata Bocah Telur.

“Entah kenapa api itu tak kunjung padam.”

“Maksudmu, apinya itu selalu terbakar?”

“Hmm ... kurang tahu juga sih, tapi aku juga dapat memprediksikan karena cuaca yang ekstrim seperti ini. Panas yang berlebihan ditambah lagi dengan keadaan pulau ini sangat memicu kebakaran yang tiada henti, kecuali kalau hujan.”

Kami mulai sedikit memasukkan dedaun-daunan kering itu ke dalam kuali. Tapi entah reaksi apa yang membuat kami terkejut yaitu, keluarnya cairan zat berwarna ungu pada daun-daunan yang tengah dimasak.

“Apakah kau yakin, daun itu bisa dimakan dan aman bagi tubuh?” tanya Bocah Telur.

“Zat apa lagi ini?”

“Apakah itu zat alami yang terkandung pada dedaunan kering?”

“Sangat mustahil untuk daun kering itu sendiri masih mensisakan zat pewarna alaminya, yang sedangkan aku juga tidak tahu sudah berapa lama dedaunan yang kami pungut itu berserakan di atas tanah.” Kataku.

“Baunya, seperti alkohol?” cium Bocah Telur.

“Kau mengenali aromanya, Bocah Telur?”

“Ya. Ini zat yang biasa membuat orang-orang mabuk.”

“Benar-benar tidak ada satupun makanan di pulau ini yang layak bisa kita makan.”

“Lalu, bagaimana dengan Bibi Mysale? Apakah dia setiap waktu, selalu merebus dedaunan kering ini?”

“Yang kudengar, iya. Tapi aku tidak dapat memastikan cara mereka dalam proses memasaknya seperti ini atau bukan. Soalnya mereka sangatlah tahu betul mengenai bahayanya makanan di pulau ini, termasuk cadangan air minum pesisir pantai.”

“Zat hijau ... dan zat ungu ....” Kata Bocah Telur.

“Green Wine dan Wine.” Kataku.

“Zat radioaktif bercampur dengan Wine alkohol ... dan Wine alkohol ....” Kata Isabella.

“Sudah pasti Green Wine sudah diekstrak dengan Wine. Sepertinya keduanya adalah produk yang dibuat khusus untuk berbagai kebutuhan. Green Wine untuk pencamaran atau perkontaminasian dan Wine untuk ....”

HELL BELL 'GOLD' [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang