ARC 2 : FRUIT ISLAND 21

31 28 9
                                    

Akhirnya kami berkemah lagi dan memasang stand gubuk rakitan. Kali ini kami tidak mencari kayu bakar karena sudah memiliki 2 kompor sekaligus dan beberapa stok makanan yang kurasa cukup untuk beberapa hari ke depan.

“Sepertinya makanan yang dibuat orang itu kini sudah basi,” kata Egg Boy mengecek semua makanan.

Hellios pun berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah Egg Boy. “Aku yakin masakan yang dibuat oleh Megalodon tidak akan basi secepat ini,” ucapnya sambil mendengus makanan.

“Ini sama sekali belum basi, makanannya cuma sudah dingin saja. Dia adalah chef yang handal dan memiliki restoran bintang lima, bila makanan ini dihangatkan pasti akan enak kembali walau tidak sesedap waktu awal.”

“Kalau begitu, aku harus memasaknya!” seruku.

“Eeeh?” sambut mereka kaget.

“Apa kau serius akan memasak ulang makanan ini semua???” tanya Hellios.

“Te-tentu saja, selama ada yang memanduku memasak tak masalah.”

“Tunggu. Memandumu memasak? Siapa?”

Aku pun mengacungkan sesuatu benda. “Buku resep masakan!”

“Oalah!” seru mereka berdua, “kami harap perut kami bisa beradaptasi dengan makanan perdanamu.”

“Haha. Aku akan buktikan bahwa kehlian masakku walau ini perdana, aku jamin masakanku tak seburuk yang kalian pikirkan. Masakanku tak kalah enaknya dengan masakan chef itu, kalian tunggu saja!” seruku penuh bersemangat membara.

______________________________________

“Wahhh! Tidak aku sangka masakanmu enak sekali! Kalau rasanya seperti ini aku tidak dapat lagi membedakan antara masakanmu dan masakannya si chef itu,” ucap Hellios sambil memakannya dengan lahap.

“Waduh! Kau sangat berlebihan, haha.”

“Aku tidak mengerti lagi dengan penilaian Hellios, bagaimana bisa kau dapat membedakan makanan Isabella dan makanan Megalodon yang sama sekali belum kau cicipi masakannya,” ujar Egg Boy sambil memainkan garpu.

“Ah! Benar juga, tapi kurasa kedua-duanya sama-sama enak. Ini masakan Megalodon dan ini juga masakan Isabella, aku sangat menyukainya!”

“Kau memang tidak ahli dalam masakan ya, Hellios,” gerutu Egg Boy.

“Sudah-sudah! Cepat habiskan makanannya, bukankah kalian sudah 3 hari belum makan.”

______________________________________

Saking lahapnya aku dan Bocah Telur saat sewaktu makan hingga tidak ada satu pun obrolan yang terlintas. Hingga akhirnya aku baru menyadari Isabella tengah duduk dan minum minuman jeruk di dekat meja kompor.

“Kau tidak makan? Dari tadi kulihat kau hanya minum saja,” tanyaku.

“Aku sudah kenyang saat makan sore lalu, Hellios.”

Tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki yang berhenti di belakangku saat fokus dan pengawasanku teralihkan kepada Isabella. 

“Ekhem.”

Tampaknya Isabella dan Bocah Telur tengah waspada akan kedatangan seseorang yang datang dari balik bayang-bayang lampu gubuk, sedangkan aku hanya duduk dan mengangkatkan kedua tanganku ke atas karena aku merasa bahwa popor senjatanya sengaja disenderkan tepat pada kepala bagian occypetalku.

Aku tidak tahu apa yang telah terjadi, entah seseorang itu melepaskan pelatuknya atau tidak, intinya mataku tiba-tiba gelap dan aku tidak sadarkan diri.

HELL BELL 'GOLD' [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang