ARC 7 : MANSION 4

29 7 36
                                    

Kini kedua keluarga pun tengah berkumpul bersama menikmati ikan bakar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kini kedua keluarga pun tengah berkumpul bersama menikmati ikan bakar.

“Wah! Ikan bakar ini enak sekali! Tidak hanya itu, ukurannya pun teramat sangat besar!” seru Sean yang tengah memakan ikan bakar tersebut dengan sangat lahap.

“Sean, makannya jangan cepat-cepat takut tersedak,” ujar Meera.

“Wah! Sean makannya lahap sekali, ya,” ucap Amanda.

“Kau tahu Amanda? Apa yang aku suka selain sesuatu yang aku miliki?”

“Memangnya apa? Bukankah kau adalah anak yang sangat suka makan,” seloroh Amanda.

“Kau benar, Amanda. Tapi lebih tepatnya, aku lebih suka mengambil sesuatu dari orang lain.”

“Ah? Maksudnya?”

“Ya, misalnya seperti ikan bakarmu yang satu ini, apa kau melihat bagian porsi punyamu masih berada di atas piring?”

Sejenak Amanda yang sedari tadi sibuk mengipas-kipas ikan bakar pun merasa terkejut karena bagian porsinya hilang dan hanya mensisakan duri-duri ikannya saja. “Ah! Ke-ke mana bagian porsiku?? Seingatku aku menaruhnya di atas piring ini!” Seketika Amanda pun tersadar bahwa Sean-lah yang telah memakan bagian porsi miliknya.

“Sean! Kau memakan ikan bakar milikku!”

“Hehehe! Maaf, habis aku sangat kelaparan sekali.”

“Hmmm! Dengan mudahnya kau meminta maaf setelah apa yang telah kau lakukan dengan sengaja!”

“Sean! Jangan nakal! Bukankah kamu sudah ada porsinya sendiri, kenapa mengambil porsi milik Amanda,” seru Meera yang langsung memarahi putrinya.

“Iya, Bibi. Dia telah mengambil punyaku. Padahal aku yang dari tadi mengalah untuk menyiapkan ikan bakar terlebih dahulu kepada Sean karena mengetahui dirinya yang sangat lapar. Tapi aku tidak menyangka kalau dia dengan sengaja memakan punyaku juga. Sean benar-benar tidak tahu rasa terima kasih! Kalau sudah begini, aku harus makan apa? Aku sudah lelah untuk membakar ikan kembali,” keluh Amanda yang sangat kesal terhadap Sean.

“Oh, ma-maafkan, Putri Bibi, ya, Sean.”

“Sudah-sudah, tidak apa-apa, Amanda. Mungkin Sean begitu karena dia sangat kelaparan sekali. Jadi, biarkan ibu yang akan membakar ikan untukmu,” ucap ibunya Amanda Manor.

“Tapi, Ma, dia melakukan itu karena sengaja. Barusan dia bilang sendiri bahwa dia lebih suka mengambil makanan milik orang lain dari para makanannya sendiri, Mama,” kata Amanda yang masih kesal dan mengadu pada ibunya.

“Baiklah, Bibi sendiri yang akan membuatkanmu ikan bakar, Nak,” ujar Meera.

“Apa kau yakin, Meera?”

“Ya, tentu saja, Emma. Anggap saja ini adalah sebuah permintaan maaf yang dilakukan oleh putriku,” sahut Meera yang segera mengambil ikan dan menatanya di atas Fancy Grill.

HELL BELL 'GOLD' [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang