ARC 2 : FRUIT ISLAND

54 37 0
                                    

Kami berlayar bersama dengan bebek raksasa. Memasuki perairan selat antara daratan besar Gabrielandria dan pulau terisolasi. Jarak antara keduanya tidak terlalu jauh. Butuh waktu sekitar 2 jam untuk sampai ke pulau tersebut.

Saat kami sudah setengah jalan menuju pulau. Dari jarak beberapa Kilometer kami mulai melihat beberapa pos yang menjaga pulau itu, mereka menggunakan kapal feri sebagai kapal induk dan ship boat sebagai alat transportasi patroli kelilingnya.

kami bergerak dengan sangat hati-hati demi menghindari pandangan mereka. Bergerak pelan tapi pasti, berkali-kali kami sering mengumpat di balik beberapa pohon mangrove yang tersebar melimpah di selat itu.

“Mereka sangat aktif sekali dalam berpatroli. Membuat kita terhambat dalam perjalanan menuju pulau terisolasi itu.”

KWEKK KWEKK!

Pletak!

“Diam! Jangan bicara. Percuma saja, aku tak mengerti maksudmu.”

“Apa perlu kita pancing mereka saja?”

“Itu terlalu beresiko. Kita akan kalah jumlah dan kewalahan bila mencoba untuk memancingnya.”

“Kau tak perlu khawatir. Aku akan menggunakan kemampuanku untuk menghambat tugas patroli mereka..”

“Menghambat mereka? Dengan kemampuanmu?”

“Ya. Benar. Mr. Egg. Turunkan aku di antara dahan mangrove.”

KWEK!

Isabella pun turun di dahan mangrove. Sebenarnya aku pun tak tahu apa yang dia rencanakan. Tapi kita lihat saja apa yang akan dia lakukan.

Mushrimp!”

Seketika keluarlah aura warna biru dan jingga pada area sekitar kaki Isabella. Aura itu mengalir ke dahan mangrove hingga menjalar ke dalam selat.

Setelah menunggu sekitar 2 menitan, alhasil tidak ada reaksi apa-apa. Tapi aku sontak kaget setelah sesaat menunggu sesuatu yang akan muncul ke permukaan. Aku menyaksikan banyak tumbuhan kelas jamur ukuran raksasa bermunculan secara acak di seluruh permukaan selat. Jamur-jamur itu memiliki bentuk seperti payung. Mereka akan mengembang dan baru membuka ketika sudah 5 detik setelah keluar dari dalam air. Tentu saja kemunculan ratusan jamur-jamur itu menghalangi jalan para patroli A.E. Mereka berhasil menghambatnya dan membuat beberapa patroli yang menggunakan ship boat diam di tempat.

“Wahh!! Apa barusan itu.. Kau yang melakukan?”

“Mm, mm.. Siapa lagi?”

“Kau sangat luar biasa. Dari mana kau belajar menumbuhkan semua jamur-jamur ini? Bukannya kau hanya bisa menumbuhkan rumput pada sela-sela kakimu dan juga pohon besar saja?”

“Ih.. Enak aja. Kemampuanku lebih dari itu tahu. Dan aku yang menumbuhkan rumput dan pohon besar, itu terjadi saat aku baru pertama kali menginjakkan kaki di permukaan tanah. Tidak hanya itu, aku yang tengah kaget ataupun saat suasana hati yang sedang buruk itulah yang memicu membuatku kurang dapat mengontrol kendali . Untuk bagaimana aku dapat melakukan ini. Aku sudah membaca dan mempelajari buku mengenai tentang beberapa jenis tanaman. Aku menumbuhkan tanaman dengan cara berusaha berangan-angan menciptakan tumbuhan yang aku tahu dan aku inginkan.”

KWEKK KWEEKK!

Si Bebek ini bicara apa sih..

“Kalian cepat pergilah ke pulau itu. Seraya mereka masih terperangkap dalam kesulitan.”

“Jangan bercanda. Bagaimana denganmu? Cepatlah naik!”

“Kalau sekarang aku naik, maka seluruh mushrimp akan kuncup dan lenyap menghilang seketika.”

“Bagaimana bisa?”

“Ini tergantung pada telapak kakiku. Jika telapak kakiku masih berada menetap diam di tempat atau menempel pada dahan mangrove maka semuanya masih bertahan mengikuti intruksiku dan menentukan sampai kapan aku dapat bertahan berdiri di atas sini.”

“Masalahnya apa kau dapat pergi menyusul kami?”

“Setiap pijakanku akan mempertahankan tumbuhan. Aku akan menggunakan kepala mushrimp-mushrimp ini sebagai pijakan lariku menuju pulau.”

“Begitu? Tapi walaupun seperti itu. Aku akan selalu bersiap-siap renang memastikanmu kalau langkah larimu tidak akan terpeleset.”

“Hehe. Tentu saja. Sekarang aku berada di kondisi yang prima. Mana mungkin aku terpeleset dan terjatuh.”

“Kami pergi. Jangan sampai terpeleset di jalan. Karena tidak akan ada lagi pakaian yang kering untukmu pakai.”

“Jangan khawatir. Jika itu terjadi kita akan memintanya pada penghuni pulau itu.”

Kau ini.. Keturunan bangsawan tapi tampang pengemis..

Aku dan bocah telur pun pergi menuju pulau terisolasi.


<><><><><><><><><><><><><><><><>

Author : Yosshaaa! Akhirnya sampai ke tahap Arc 2!

Isabella : Yey, kita dapat teman ngobrol baruuuu

Hellios : Hah?

Egg Boy : Hi ^_^

Hellios : . . . .

Thanks for your support

~

HELL BELL 'GOLD' [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang