🥀2. FLASHBACK🥀

10K 913 138
                                    

Read plus Vote=Menghargai Karya

JENA'S POV

     Sudah pukul tujuh malam tapi mengapa kakak belum pulang juga? Aku saja tadi balik dari sana pukul setengah lima sore. Sebenernya kakak masih disana gak sih?

Suara bel rumah berbunyi
*ting tong*

"Itu pasti dia!"

     Aku pun langsung berlari ke arah pintu untuk membukakan pintu rumah. Dan saat ku membukakan pintu rumah ku melihat dia berjalan terpincang-pincang, aku pun mencoba membantunya dan pura-pura tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi tadi. Tapi, aku sedikit membuka pertanyaan saat memapahnya agar aku dapat mengetahui apakah kakak jujur atau tidak.

"Kakak dari mana lagi? Kenapa pulang-pulang pincang begini?"

"Ahhh berisik lu! Gausah banyak bacod!" jawab kakak emosi. Lagi dan lagi ketika ditanyakan jawabannya seperti itu lagi. Padahal aku ingin dia jujur saja meskipun aku sudah tau kebenarannya. Aku pun memapah kakak hingga ke ruang keluarga lalu membantu mendudukkannya di sofa yang ada di ruang keluarga. Lalu aku buru-buru saja pergi ke kamar mengambil kotak P3K dari kamarku yang biasa kupakai kan obat-obat yang ada di dalamnya untuk mengobatinya.

     Aku pun mencoba mengobati lutut kedua kakinya yang terluka. Kakak pun meringis kesakitan sesekali. Kemudian aku mengobati luka yang ada di tangannya kali ini di sikutnya. Ternyata luka kali ini cukup besar dikarenakan kecelakaan di arena tadi cukup melempar dirinya cukup jauh dari motornya, meskipun kakak telah memakai pengaman tadi. Kali ini dia bukan hanya meringis dia pun berteriak cukup keras kali ini.

"AWWWWWW!!! SAKIT GOBLOK!!" Kak Taeyong pun menepis tanganku yang sedang mengobatinya.

"Tapi kak itu parah banget lukanya." kemudian aku melanjutkan kembali mengobati lukanya.

"Arggghhh!!! YANG BENAR TOLOL!!! SAKIT INI BEGO!!!" geram kak Taeyong. Aku pun tetap melanjutkannya, ya karena ini semua demi kebaikan dan kesehatan dia.

"Maaf kak kalo kesakitan, tapi ini semua biar kakak gak kena infeksi udah kakak tahan dulu ya sakitnya." dan kak Taeyong pun mencoba untuk menahan sakitnya.

     Setelah selesai mengobati luka kak Taeyong, aku pun langsung pergi kembali menaruh kotak P3K ke kamarku kembali lalu bergegas ke dapur untuk menyiapkan makanan yang telah kumasak sebelum kak Taeyong pulang tadi ke meja makan. Setelah itu aku mengajak kak Taeyong untuk makan ke ruang makan.

"Kak, ayo makan kak." Kak Taeyong tidak menggubris ajakanku dan hanya fokus ke TV yang ia tonton. Aku pun langsung memahami mengapa Kak Taeyong tidak menggubris ajakanku, ini semua pasti karena tangannya dan kakinya yg terluka sehingga ia malas untuk berjalan ke ruang makan. Aku yang memahami akan hal itu langsung saja ke ruang makan mengambil makanan dan minuman untuk Kak Taeyong. Kemudian aku mencoba untuk menyuapinya secara perlahan.

"Kak, aku suapin ya! Kakak harus makan ya!" ajak ku. Dan Kak Taeyong pun membuka mulutnya kemudian ia mengunyahnya. Sesekali ia tersedak.

"Uhukkk uhukkk uhukkk" Kak Taeyong tersedak, aku pun langsung memberikan minum kepadanya.

"Pelan-pelan kak makannya." Kak Taeyong hanya terdiam dan aku pun kembali melanjutkan menyuapinya.

     Setelah selesai makan Kak Taeyong melanjutkan menonton serial TV kesukaannya 'TOBOT'. Ya kakak sangat menyukai serial animasi tersebut sampai-sampai ia mengoleksi berbagai mainan bahkan miniatur 'TOBOT' dari Tobot X hingga Tobot Adventure Cargo ia memiliki semuanya.

     Setelah acara kesukaannya tersebut selesai tayang, ia pun bergegas untuk naik ke kamarnya. Aku yang melihatnya dari arah dapur saat sedang beres-beres langsung segera berlari ke ruang keluarga untuk membantu dia menaiki tangga karena ia sangat susah berjalan kali ini.

Super Bad Brother - Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang