READ+VOTE = MENGHARGAI KARYA
Masih stay gak nih??
Happy Reading ☺️
Keesokan harinya, Johnny, Ibu Lee, dan Taeyong telah datang ke rumah sakit untuk bergantian menjaga Jena. Doyoung, Yuta, dan Ten kembali kuliah sama dengan Taeil. Lucas dan Hendery sekolah seperti biasa. Sedangkan Ayah Lee dan Jeno mereka sedang melakukan proses pelaporan tentang kecelakaan Jena ditemani oleh Mr.Seo.*Di Rumah Sakit
Ibu Lee duduk disebelah ranjang rawat Jena. Ia memandangi putri satu-satunya itu dengan penuh sendu. Hampir seluruh tubuh Jena penuh dengan balutan perban, dan banyak juga selang, dan beberapa infus yang tertempel pada tubuhnya untuk pernapasan, makan, minum, obat, serta vitamin Jena yang sedang mengalami koma.
"Nak.... Kamu asik banget yah tidurnya sampai tidak melihat Mommy disini." ujar Ibu Lee dengan sendu.
Taeyong yang mendengar rintihan hati ibunya tersebut langsung saja mendekati ibunya dan berdiri di belakangnya memandangi Jena.
"Kamu jangan lama-lama ya bangunnya nak! Apa kamu gak kangen sama Mommy? Apa kamu gak mau peluk Mommy?" lanjut Ibu Lee bertanya kepada Jena yang tak akan mungkin dapat menjawabnya.
Seketika air mata Ibu Lee pun menetes membasahi pipinya. Kemudian ia menangis pelan. Taeyong yang mendengar tangisan ibunya tersebut langsung saja memeluk ibunya dari belakang tempat ia berdiri di belakang ibunya tadi.
"Udah Mom udah!" ujar Taeyong mencoba menenangkan ibunya.
Taeyong sangat tau apa yang dirasakan ibunya tersebut karena ia juga merasakan hal yang sama. Bagaimana tidak sakit perasaannya jika ia harus melihat Jena dalam kondisi benar-benar tak berdaya ini. Ibunya baru bertemu kembali dengan Jena setelah hampir 3 tahun lamanya, sedangkan Taeyong sendiri, ia baru 3 bulan bisa merasakan hubungan persaudaraan kembali dengan Jena meskipun belum sempat mengatakan maaf kepada Jena. Seketika Taeyong menyesali perbuatannya selama ini kepada Jena. Setelah mendengar cerita ibunya dan Jeno kemarin, ia merasa sangat bersalah kepada Jena karena memang bukan Jena lah yang menyebabkan semua ini, tapi ini semua murni karena musuh keluarga mereka. Dan kini Tuhan mengujinya kembali dengan memberikan Jena waktu tidur panjang dengan keadaan yang mengenaskan. Sungguh Taeyong merasa sangat di uji saat ini dan ingin mengeluh kepada yang mengujinya saat ini.
Johnny yang sedang duduk di sofa kamar rawat Jena ini melihat dengan senyum sendu. Ia juga merasa kasihan melihat keluarga kerabat ayahnya ini. Ia juga sebenarnya juga merasa tidak sanggup melihat Jena yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri harus mengalami kejadian yang sangat besar seperti ini. Ia berharap semoga pelaku yang menabrak Jena dapat tertangkap secepatnya dan diberikan hukuman seberat-beratnya agar merasakan hal yang impas dengan apa yang dialami Jena dan keluarganya.
Tak lama kemudian beberapa perawat pun memasuki kamar rawat Jena. Mereka datang untuk menggantikan beberapa infus Jena yang hampir habis.
"Permisi, kami ingin menggantikan infus." salam salah satu perawat kepada Ibu Lee, Taeyong, dan Johnny.
"O ya silahkan." balas Ibu Lee sambil menghapus air matanya.
Setelah beberapa menit para perawat menggantikan infus dan mengecek kondisi Jena, mereka pun keluar dari ruang rawat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Super Bad Brother - Lee Taeyong
Fanfiction[ON GOING] . . . . . . . Kisah seorang gadis yang memiliki seorang kakak laki-laki yang selalu mengabaikan dirinya dan berbuat kasar dikarenakan sebuah hal yang terjadi di masa lalu. Taeyong, kakak laki-laki dari gadis bernama Jena itu adalah seoran...