🥀58. Suspiciousness🥀

367 47 4
                                    

READ+VOTE = MENGHARGAI KARYA🤗

I'm back holaaa👋🏻
Okay next⤵️

"Darimana saja kalian?! Kenapa pulangnya jam segini?!" tanya Taeyong langsung saja marah akan ketiganya yang membuatnya sangat khawatir sejak tadi.

"Oh mampus tamatlah dunia!"

Renjun dan Jaemin langsung menunduk, mereka kebingungan seketika akan apa yang harus mereka jawab.

Aura kakak sulung Jena saat ini sangatlah mengerikan untuk dilihat, hawa sekitarnya menjadi tiba-tiba dingin dalam sekejap.

"Say goodbye everything!" ledek Lucas dalam membatin melihat wajah Renjun dan Jaemin yang langsung tegang itu.

Berani sekali sih membawa Jena pergi tanpa izin hingga malam seperti ini.

"Jawab!" gertak Taeyong kepada ketiganya yang membuat ketiganya tersentak kaget karenanya.

"Ta-tadi kita habis main di taman bermain kok kak yang... yang di dekat rumah Pak Jackson." jawab Jena mengarang cerita demi menghindari hukuman yang akan diberikan oleh si sulung kepada kedua sahabat barunya itu.

Keduanya mengangguk dengan jawaban Jena. Membuat yang lain mengernyit bingung mendengarnya.

"Rumah Pak Jackson? Siapa dia?" tanya Yuta mengernyit bingung akan jawaban Jena.

"Bang Lucas, Bang Hendery pasti tau kan rumah Pak Jackson? Di dekat sana kan ada taman bermain yang selalu rame pengunjung tuh, nah disitu tuh rumahnya ya kan Bang?" tanya Renjun langsung menoleh ke arah kedua sepupunya itu.

Seketika yang lain pun menjadi beralih menoleh kepada Lucas dan Hendery yang ditanya.

"Eh??" mereka berdua kaget karena dilihati oleh yang lainnya.

"I-iya ada taman bermain yang bagus disitu." jawab Hendery mengangguk-angguk gagap.

"Kenapa sampe malem banget kalian mainnya?" tanya Taeil agak lembut.

"Karena tadi kita main dulu bang. Banyak permainan disana dan kita jajan juga tadi sama beli beberapa makanan dan minuman." jawab Jaemin mengarang, ia harus bisa meyakinkan mereka demi keselamatan dirinya.

"Iya kak. Disana seru banget kita juga main beberapa game di sana." jawab Jena dengan polosnya yang membuat Renjun dan Jaemin langsung melirik tajam Jena.

"Jena..." tegur Jaemin berbisik sambil memicingkan matanya sebagai kode agar jangan mengatakan itu.

"Game?" tanya Jeno mulai mengernyit menyelidik.

"Hehehehe.... Iya tadi kita pas istirahat, main game Ludo yang biasa kita mainin itu, terus main Tetris tadi sama main cacing juga hehehe..." jawab Renjun kembali mengarang berusaha mencoba meyakinkan semuanya akan kebohongannya.

"Maafin kita ya semuanya karena udah main gak inget waktu..." ucap Jena meminta maaf kepada Neo Gang sambil menunduk merasa bersalah.

Kemudian yang lain pun saling menatap satu sama lain.

"Maafin Yong, gak tega bener dah gue liatnya!" bisik Johnny yang tak tega kepada Taeyong.

Mendengar perkataan Johnny, Taeyong pun lantas langsung menatap adiknya yang masih menunduk merasa bersalah itu.

"Ya sudah, yang penting kalian udah pulang. Gue maafin. Tapi jangan kalian ulangin lagi ya!" ucap Taeyong sambil memperingatkan ketiganya dengan nada yang kini berubah menjadi lembut.

"Iya Kak/Bang..." jawab ketiganya mengangguk bersamaan.

"Jeno, bawa Jena ke atas! Yang lain boleh pulang. Makasih semuanya."  seru Taeyong memerintahkan Jeno dan berterimakasih kepada yang lain.

Super Bad Brother - Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang