"Siapa disini yang menjadi wali kelas 10 IPA-A?" tanya Taeyong meninggikan suaranya ke seluruh penghuni ruang guru sekolah Jena.
Dan seluruh guru yang ada di ruangan tersebut menunjuk ke salah satu orang. Kemudian Taeyong berjalan ke arah salah satu orang yang ditunjuk oleh para guru tadi. Kemudian meletakkan 2 amplop di atas meja sang wali kelas Jena tanpa berbicara sepatah katapun dan kemudian pergi begitu saja. Yang membuat suasana ruang guru yang tadinya cukup ramai seketika hening karena ulah Taeyong.
Taeyong pun berjalan menyusuri koridor sekolah menuju parkiran yang letaknya ada di depan pintu masuk sekolah. Masih banyak siswa yang belum memasuki kelasnya karena penasaran akan sosok tampan yang menghampiri sekolah di pagi yang indah ini. Beberapa siswa juga sempat ada yang meminta foto kepada Taeyong namun Taeyong tak mempedulikannya, dia tetap berjalan sampai ke parkiran.
Sesampainya Taeyong di parkiran langsung saja ia masuk ke dalam mobil sportnya dan kemudian melajukan mobil tersebut meninggalkan area sekolah. Sungguh pagi yang amat meresahkan bagi Taeyong. Karena tak hanya di sekolah Jena ia mengalami hal-hal seperti itu namun di kampusnya ia juga mengalami hal serupa. Beberapa teman dari squad Taeyong juga mengalami hal serupa seperti Taeyong saat di kampus. Bahkan mereka dikejar-kejar layaknya seorang tahanan Satpol PP.
-S.K.I.P-
Taeil yang masih di rumah sakit karena harus melakukan shift malam menjaga kakaknya di rumah sakit, tengah berjalan-jalan menyusuri Rumah Sakit. Sama seperti kemarin, Taeil melakukan hal ini sebab ia merasa bosan sekali di dalam ruangan untuk menjaga Kakaknya yang sebenarnya sudah berkeluarga itu. Taeil pun melewati kamar Jena. Namun saat dia melewati kamar Jena ia berbalik arah dan kemudian melihat kamar Jena melalui kaca pintu kamar rawat. Taeil tak melihat seorangpun disana kecuali Jena yang masih belum sadarkan diri.
Taeil pun masuk ke dalam untuk melihat Jena. Seperti kemarin, Taeil kembali mengelus ubun-ubun kepala Jena dengan lembut. Ia bingung mengapa Taeyong belum juga kembali sejak kemarin dan apakah Taeyong benar-benar menelantarkan Jena sendirian di kamar seperti ini? Lalu kemana dia sejak semalam? Apa mungkin dia sudah berangkat kuliah? Tapi setau Taeil, Taeyong tidak memiliki jadwal kelas di hari Senin. Lalu kemanakah Taeyong pergi? Begitulah yang ada di pemikiran Taeil saat ini.
Sungguh perih melihat sesosok gadis yang sedang terbaring lemah saat ini tak ada yang menemani. Ya, Taeil sungguh iba melihat Jena yang terbaring lemah saat ini sendirian di dalam kamar rawat. Taeil merasa Taeyong benar-benar keterlaluan menelantarkan adiknya yang sedang tak sadarkan diri ini sendirian. Taeil memang memiliki seorang kakak perempuan, tetapi Taeil tidak memiliki seorang adik, namun Taeil sangat ingin memiliki seorang adik perempuan, oleh sebab itu Taeil merasa bahwa Jena cocok untuk menjadi adiknya dan ingin menjaga Jena seperti adiknya sendiri bukan seperti Taeyong yang main tinggal saja tak memperdulikan keadaan.
-S.K.I.P-
Kini Taeyong sedang berada di sebuah restoran cepat saji. Sehabis meninggalkan sekolah Jena tadi ia langsung saja pergi ke restoran untuk menuntaskan rasa lapar di perutnya yang kebetulan terakhir ia makan hanya setengah karena kedatangan seseorang yang merupakan seorang guru BK sekolah Jena semalam. Kali ini Taeyong makan tanpa ada rasa terganggu oleh siapapun meskipun sejak tadi ia makan sudah dilihat oleh banyak wanita di sekelilingnya, tapi bagi Taeyong selagi mereka belum mencoba mendekat itu bukan sebuah permasalahan baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Super Bad Brother - Lee Taeyong
Fanfiction[ON GOING] . . . . . . . Kisah seorang gadis yang memiliki seorang kakak laki-laki yang selalu mengabaikan dirinya dan berbuat kasar dikarenakan sebuah hal yang terjadi di masa lalu. Taeyong, kakak laki-laki dari gadis bernama Jena itu adalah seoran...