Read plus Vote=Menghargai Karya
JENA'S POV
Lagi dan lagi sudah pukul enam saja. Beruntungnya hari ini aku libur jadi bisa mengobati luka kak Taeyong, dan beruntung juga Kak Taeyong juga libur jadi hari ini bisa beristirahat dengan baik.
Aku pun seperti biasa menghampiri kamar Kak Taeyong untuk membangunkan Kak Taeyong agar segera sarapan ke bawah.
*tok tok tok*
"Kak, bangun kak udah siang!" panggilku dari luar kamarnya. Tapi tidak ada terdengar suaranya jikalau ia sudah bangun dan ku coba lagi untuk membangunkannya.
*tok tok tok*
"Kak, ayo bangun kak, sarapan dulu yok kak!" panggilku kembali. Aneh rasanya, biasanya setiap dia tidak pulang larut malam dia akan mudah terbangun tapi mengapa kali ini tidak? Apa mungkin dia sakit? Dan buru-buru saja aku membuka pintunya yang tidak pernah dikunci olehnya.
Aku melihat Kak Taeyong masih tertidur pulas di balik selimutnya. Gorden kamarnya pun ku buka seperti biasanya. Tapi aneh sekali, mengapa kali ini dia tidak langsung terbangun. Aku yang khawatir langsung saja mengecek keningnya dan ternyata sangat panas. Setelah itu aku pun langsung saja turun ke bawah mengambil mangkok dan air di dingin yang kuambil dari kulkas serta mengambil handuk kompres dari lemari dapurku lalu aku langsung kembali ke kamar Kak Taeyong untuk mengompresnya.
Sungguh menyedihkan melihat kakakku yang terbujur lemas seperti ini. Biasanya di Sabtu pagi seperti ini dia sudah berada di depan ruang keluarga untuk menonton serial kesukaannya 'TOBOT' dan juga 'SUPER WINGS' di weekend seperti ini. Memang di kamarnya ini juga ada TV akan tetapi dia lebih senang menonton di ruang keluarga dikarenakan TV di ruang keluarga sangatlah besar. Kakak hanya akan menggunakan TV di kamarnya untuk bermain PS saja dikala ia sedang gabut.
Setelah mengompres beberapa kali airnya kembali seperti biasa tidak dingin lagi. Lalu aku pun turun ke bawah lagi untuk mengambil air dingin untuk kompres kening kakakku. Tidak hanya itu aku juga akan membuatkan bubur instan kepadanya. Setelah aku membuat bubur instan dan mengambil kompres aku langsung saja kembali ke atas. Untuk air minum tidak perlu kubawa karena di nakas kamar Kak Taeyong sudah selalu tersedia gelas beserta teko berisi air untuk minumnya saat di kamar. Lalu aku pun mencoba membangunkan Kak Taeyong agar ia mau makan.
"Kakkkkk... Bangun kak makan dulu sedikit." ku menepuk-nepuk lengannya untuk membangunkannya tapi kakak belum terbangun juga.
"Kakkk ini dah aku buatin bubur kak, ayo makan kak sedikit aja yang penting kakak makan yah!" ku kembali menepuk-nepuk lengannya dan akhirnya dia terbangun tanpa amarah.
"Ini kak makan dulu ayo buka mulutnya. Aaaaaa...." perlahan aku mencoba membujuk Kak Taeyong agar mau membuka mulutnya untuk makan. Dan ia pun membuka mulutnya dan langsung memakan buburnya. Sesekali ia tersedak seperti semalam.
"Uhuk.... uhuk.... uhukkk....." Kak Taeyong tersedak aku langsung saja memberikan minum kepadanya.
"Pelan-pelan kak ini minum dulu." Kak Taeyong pun langsung saja meminum airnya. Dan lagi-lagi ia tersedak.
"Uhuk... uhuk.... uhukkk......" kembali tersedak karena minum.
"Aduh kak pelan-pelan aja minumnya gausah buru-buru kak!" perintahku pelan sambil memberikannya minum kembali dan menepuk-nepuk pundaknya karena ia tersedak. Dan aku kembali melanjutkan menyuapi Kak Taeyong yang sedang sakit ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Super Bad Brother - Lee Taeyong
Fanfiction[ON GOING] . . . . . . . Kisah seorang gadis yang memiliki seorang kakak laki-laki yang selalu mengabaikan dirinya dan berbuat kasar dikarenakan sebuah hal yang terjadi di masa lalu. Taeyong, kakak laki-laki dari gadis bernama Jena itu adalah seoran...