A Baby
Chap 8. BelanjaHari ini, anak-anak dibawa ikut berbelanja. Chaeng dan Lisa terus mengoceh, tak bisa diam. Berjalan kesana kemari, mendekati kemasan-kemasan yang warnanya mencolok.
Mereka hanya mendekati kemasan yang menarik perhatian mereka. Misalnya saat Lisa memekik sambil menarik celana Jisoo. "Oni! Lita mau ini, ena-ena latana!" pekik Lisa saat melihat sebuah detergen berperisa mawar.
Jisoo berusaha keras mengalihkan perhatian Lisa. "Ah, masa Lisa mau makan detergen? Itu buat cuci baju, baby. " Jisoo terkekeh.
Lisa menggeleng keras. "Ini ena, oni. Coba cicip, pati oni langtung tuka, pelcaya deh tama Lita. " tukasnya lucu.
"Aigoo, sayang. Kita tidak bisa memakannya. Ayo, sudahlah. Itu bukan rasa coklat, Lisa-ya. " Jisoo menyerah dan menggendong membawa Lisa menjauh.
"Oni, Chaeng dan Jeni oni mana?" tanya Lisa panik. Mereka terpisah. Saling mencari, tapi tidak bertemu.
Chaeng sendiri juga masih menarik baju Jennie agar mencari Lisa dan Jisoo. "Ayo, oni. Nanti kalau tida dicali meleka hilang bagaimana?" Chaeng menangis panik. Jennie menyerah dan akhirnya mencari Jisoo dan Lisa.
"Oni, ketini tebental!" perintah Chaeng. Jennie berlari menyusul Chaeng. "Apa? Kau menemukan mereka?" tanya Jennie penuh harap.
Chaeng menggeleng. "Ini pelmena lucu, " Chaeng menunjuk sikat WC yang ujung sikatnya bulat lucu berwarna pink manis.
"Beli yuk, Chaeng mau pelmen. " bujuknya. Ingin Jennie berteriak sekarang. Chaeng ingin memakan sikat WC?!
"Ani, ayo kita cari Jisoo eonnie dan Lisa dulu. " Jennie menggandeng Chaeng pergi menjauh.
Mereka akhirnya bertemu di lorong tempat dipajangnya hiasan mewah dari keramik.
Jennie memberi isyarat agar membawa anak-anak jauh dari sini. Karena dia punya perasaan buruk kalau anak-anak tetap disitu. Bisa-bisa mereja merengek minta beli anjing emas dari keramik.
Yak annyeoong.
Vomment dunks UwU
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] a baby.
Fanfiction❝Tentang bagaimana rasa iba bertransformasi menjadi satu perasaan asing di mana kamu tak mau kehilangan seseorang.❞ 2O2O ; ©STARAAAAA-