18. Persiapan

14.6K 741 12
                                    

⚠️CERITA INI TELAH MENDAPAT PERLINDUNGAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA SEBAGAIMANA PASAL 9 AYAT (1)⚠️

———

Kebahagiaanmu, kebahagiaanku, kebahagiaan kita kini menyatu menjadi satu membentuk hubungan yang baru.~

————

A story by
DINDA VIRANI

✈✈✈

Apa yang terlintas di benak kalian saat tahu kalau sosok yang kalian sukai ternyata mempunyai rasa yang sama? Senang? Bahagia? Terharu? Mungkin itulah yang saat ini Kaila rasakan. Dilamar oleh seorang laki-laki secara tiba-tiba merupakan hal yang tak pernah ia bayangkan.

Undangan, Dekorasi, catering, souvernir, dan lain-lain telah di persiapkan. tanggal pernikahannya pun telah di tentukan. Tinggal gaun pengantin dan make up wedding yang belum mereka selesaikan.

Semua orang dibuat syok oleh kabar gembira itu. Terutama Levin dan keempat sahabat dekat Kaila yang berteriak histeris saat diberitahu secara langsung. Apa lagi Mama Risti dan Livina, mereka ikut senang dengan keputusan Deven yang memilih calon pendamping terbaik di antara yang paling baik.

Sayangnya ketika kabar baik itu gempar, Naura tidak ada di sana. Setelah kejadian di restoran waktu lalu, ia memutuskan untuk pindah ke maskapai lain dan menghilang tanpa meninggalkan jejak apa-apa.

"Sayang, kita makan dulu ya sebelum pulang?" Saat ini kedua pasangan menuju halal itu tengah berada di dalam mobil yang sama. Menikmati masa-masa kasmaran mereka sebelum pernikahan tiba.

"Iya, bebas mau makan di mana aja,” jawab Kaila lalu tersenyum sangat cantik. Sesekali Deven mencubit gemas hidung Kaila dan yang dicubit pun memanyunkan bibir kesal.

Selama tiga bulan terakhir, tak ada lagi kecangungan di antara mereka. Deven yang dikenal sangat tertutup kini mulai terbuka dengan sendirinya. Kaila yang dari awal selalu jaim, kini menampakkan sifat aslinya.

“Coba dong aku pengin dengar kamu manggil ‘Mas’ lagi kaya waktu itu,” pinta Deven.

“Heum?” Kaila yang semula fokus melihat ke arah jendela kini beralih melihat Deven.
“Panggil aku ‘Mas’.”

“Ih, nggak mau, ah. Malu,” jawab Kaila yang pipinya sudah merona bagaikan tomat.

“Kenapa malu? Kan bentar lagi kita bakal jadi suami istri?”

“Ya, berarti nanti aja kalau udah nikah, 'kan?”

“No...” tolak Deven, “sekalian latihan juga biar kamu terbiasa, Kai.”

Gadis itu mencebik. Namun, tak bisa dipungkiri kalau ia juga menyukai panggilan tersebut. “Iya, deh, Mas Deven.”

Mobil yang Deven kendarai berhenti di sebuah restoran dekat bandara. Restoran yang akhir-akhir ini menjadi langganan keduanya.

"Aku pengin potong rambut pendek deh, Mas,” ucap Kaila sambil menunggu pesanan mereka datang.

"Jangan, ah. Lebih cantik kaya gini, aku suka,” jawab Deven menolak usul tersebut.
"Emangnya aku jelek ya kalau rambut pendek?"

Deven menggeleng. "Enggak, kok. Siapa bilang? Mau kaya gimanapun kamu tetap cantik di mata aku. Tapi akan semakin cantik kalau rambutnya panjang,” jawab Deven jujur.

Flight With You ✔ (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang