Tentang yang dikecewakan,
Tentang yang dikhianati,
Tentang perasaan yang disakiti berulang kali.
Lagi dan lagi, tanpa henti.
Pertemuan mereka begitu unik,
kehidupan yang sebelumnya amat sangat terpuruk mengantarkan Deven pada sebuah lembaran hidup b...
⚠️CERITA INI TELAH MENDAPAT PERLINDUNGAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA SEBAGAIMANA PASAL 9 AYAT (1)⚠️
———
Bila rasaku ini rasamu, Sanggupkah engkau menahan sakitnya Terkhianati cinta yang kau jaga, Coba bayangkan kembali, Betapa hancurnya hati ini, kasih. Semua telah terjadi.
-KERISPATIH-
————
A story by DINDA VIRANI
Sepulang menemui Naura, Deven kembali ke rumah sakit untuk melihat kondisi istrinya. Mendudukkan tubuh tepat di samping Kaila yang belum sadarkan diri. Wajah cantik Kaila terlihat begitu pucat pasi. matanya terpejam rapat memperjelas kalau Kaila memiliki alis yang tebal menaungi kedua matanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku harus bilang apa saat dia sadar nanti, Mi?" ucap Deven lirih.
"Kaila pasti sangat membenciku. Aku nggak mau dia membenciku," Deven menenggelamkan wajah tepat di samping Kaila. Isak tangisnya tak mampu dibendung, kesedihan sudah tak bisa lagi ditahan. Ia begitu menyesal, batinnya sesak sekali. Ia telah kehilangan calon buah hati, dan sekarang begitu takut kehilangan Kaila dari sisinya.
"Kenyataan pahit ini memang akan menyakiti hati Ibu mana pun, Dev. Tapi walau begitu, Mami harap kamu siap menghadapinya."
Deven menundukkan wajah tepat di samping Kaila. Lagi-lagi air matanya berderai semakin parah. Ia begitu rapuh, hatinya sangat sakit. Deven tak kuasa menahan semuanya.
"Mami keluar sebentar, ya? tenangin dulu diri kamu. Semoga kalian bisa lebih tabah menerima semua ini.”
Deven mengangguk. Dibenarkannya posisi selimut yang membungkus tubuh Kaila, lalu mengecup lama kening wanita itu.
"Maafkan aku sayang, aku sudah menyakitimu. Aku sungguh menyesal akan kebodohanku. Semoga kamu memberiku kesempatan untuk memperbaiki semuanya."
Dengan lembut, Deven mengusap rambut Kaila. Kemudian mengecup kedua mata istrinya yang kini tertutup rapat. Di elusnya pelan mata sembab yang habis menangis karenanya.
Hancurnya seorang Deven tak sebanding dengan apa yang Kaila rasakan. Tinggal menunggu detik, kehancuran itu akan segera dimulai.
***
Kaila baru bangun tepat pukul 8 malam. sudah lebih dari 12 jam ia tertidur karena pengaruh obat yang diberikan dokter.
