43. Haruskah terulang kembali?

14.1K 641 52
                                    

⚠️CERITA INI TELAH MENDAPAT PERLINDUNGAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA SEBAGAIMANA PASAL 9 AYAT (1)⚠️

---

Hal yang paling kutakuti adalah
kehilangan dia, lagi ...

----

A story by
DINDA VIRANI

Setelah berpamitan dengan Kak Daniel sebagai salam perpisahan, pada akhirnya Kaila & Deven memutuskan untuk pulang.
Perjalanan menuju Indonesia akan ditempuh kurang lebih 13 jam.

Kini, di dalam kelas VIP, Deven memandang wajah terlelap itu tanpa henti. Aura kecantikan yang dipancarkan istrinya saat hamil benar-benar seindah ini. Mata lentik, hidung mancung, dan bibir tipis kemerahan itu menghipnotisnya sampai ke dasar hati.

"Terima kasih Sayangku. Sekali lagi maaf untuk luka yang kutorehkan di masa lalu. Aku menyesal sudah menyia-nyiakan perempuan sebaik kamu."

Masih dengan mata terpejam, Deven mendaratkan kecupan lembut di kepala Kaila. Tak lama, seorang Pramugari lewat melintasi kursi mereka.

"Tolong satu selimut tebal untuk istri saya," pinta Deven.

"Baik Kapten, tunggu sebentar biar saya ambilkan."

Setelah selimut diberikan oleh pramugari, Deven kembali menyelimuti tubuh Kaila dengan perlahan. Namun, tubuh itu menggeliat dengan mata sedikit terbuka.

"Aku ketiduran ya, Mas?"

Deven mengangguk. "Nggak apa-apa. Tidur lagi aja, pesawatnya masih lama kok."

Kaila tidak membantah. Sejujurnya rasa kantuk itu sudah tak dapat lagi ditahan, mungkin hormon kehamilan ini yang membuatnya sangat kelelahan. Kini kepalanya ia sandarkan ke bahu Deven, ia bahkan tak segan menggenggam tangan Deven untuk dibawa ke alam mimpi.

"Yang," panggil Deven tiba-tiba.

"Hm?" jawab Kaila setengah mengantuk.

"Aku punya kabar baik yang belum sempat kuceritakan sama kamu."

"Kabar apa?" tanya Kaila penasaran.

"Bulan depan Levin dan Aza menikah."

Seketika Kaila mendongak. "Hah?" Matanya mengerjap beberapa kali. "Kamu serius?"

Lelaki itu mengangguk. "Aku juga nggak tahu gimana mereka bisa saling akrab. Tapi yang aku tahu, cinta memang sebercanda itu mengatur rencana. Tanpa ada yang tahu dan tanpa aba-aba terlebih dahulu."

Kaila diam sejenak. Masih tak menyangka dengan kabar mengejutkan yang baru saja ia dengar. Tak dapat dipungkiri bahwa sejatinya jodoh dan ketetapan sudah diatur sedemikian rupa. Cukup lakukan yang terbaik, dan biarkan semesta mengambil-alih sisanya.

"Kai, apa pun yang terjadi padaku di masa depan, kumohon jangan menyerah lagi. Berjanjilah untuk tidak meninggalkanku lagi."

Ucapan Deven menyadarkan Kaila. Ia tersenyum paling cantik lalu kembali menyandarkan kepala ke bahu suami tercinta. "Semoga semesta selalu mendukung langkah kita hingga akhir hayat, Mas."

Flight With You ✔ (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang