"Di kira akan mudah, namun nyatanya ia tak sekuat itu."
✈✈✈
3 minggu berlalu...
Deven khawatir meninggalkan Kaila untuk bekerja hari ini. Pasalnya, sudah 3 hari terakhir Kaila selalu mengeluh pusing dan tidak enak badan. Kondisi wanita itu sepertinya sedang tidak baik, mungkin karena terlalu lelah mengurus Nazhira dan dirinya sendiri.
"Mau ke rumah sakit?" tanya Deven ketika Kaila sedang memasangkan dasi untuknya.
"nggak usah, Mas. Aku cuma kecapean."
"Tapi muka kamu pucat, yang..." Deven menyentuh pipi dan dahi Kaila dengan telapak tangan, namun wanita itu menggeleng.
"aku gapapa, udah kamu harus kerja. Cari uang yang banyak buat aku dan Zhira." balasnya sambil merapihkan seragam putih yang digunakan Deven.
"Beneran?" Deven memastikan.
Kaila mengangguk, "hm..."
Baru saja Deven ingin memeluknya, tiba-tiba saja kepalanya mendadak pusing dan perutnya terasa begitu mual. Dengan cepat ia bergegas pergi ke kamar mandi dan memuntahkan semua makanan yang dimakan pagi ini.
"Kamu kenapa??" Tanya Deven panik. Ia ikut masuk ke kamar mandi dan memijit pelan tenguk Kaila dari belakang.
Kaila tak menjawab. Ia kembali mengeluarkan segala yang ada di dalam perutnya hingga habis tak bersisa. Tubuhnya terasa begitu lemas, saking lemasnya Kaila hampir tak punya tenaga untuk berjalan keluar dari kamar mandi.
"Aku izin nggak masuk kerja hari ini." ucap Deven tak tega melihat kondisi istrinya yang memprihatinkan.
"Jangan mas, it's okay... aku nggak kenapa-napa. kamu udah sering izin akhir-akhir ini. Kemarin juga izin buat nemenin Zhira di sekolah, kan?" Jelasnya.
"Tapi aku khawatir, Sayang..." timpal Deven.
"Aku baik-baik aja... Jangan khawatir, Sebentar lagi juga pusingnya hilang. Aku cuma butuh istirahat sebentar." bantah Kaila.
"Aku telfon mami, ya? Biar kamu ada yang jagain." tawar Deven ketika Kaila sedang berbaring di atas tempat tidur.
"Nggak usah, kasihan mami kalau harus kesini. Perjalanannya lumayan jauh." tolaknya dengan suara yang tampak sangat lemah.
Deven menghela nafas. Kaila selalu saja keras kepala jika menyangkut dengan masalah kesehatan.
"Udah gih sana berangkat, aku harus menjemput Nazhira pulang sekolah habis ini." tutur kaila kemudian.
"Jangan sayang, aku nggak ngijinin kamu jemput Zhira, yaa. Bahaya! minta tolong kak Daniel aja buat jemput Nazhira." balasnya tak setuju.
"Yaudah, iya... sana, berangkat...." usirnya pelan. Deven melirik jam yang menggantung di tangan kirinya.
"Baiklah, aku harus pergi ke bandara sekarang. Kamu janji istirahat di kamar, ya? Jangan kemana-mana. Kalau ada apa-apa kabarin aku. Aku usahain pulang cepat buat kamu." Ucap Deven panjang lebar.
"Iya..." jawab Kaila seadanya. Ia benar-benar sudah tak mampu memberikan jawaban lebih untuk lelaki itu.
Dengan sayang, Deven mencium kening Kaila. Lalu melangkahkan kakinya untuk berangkat bekerja.
***
Kaila berjalan menuju dapur untuk mempersiapkan makan siang Nazhira. Hari ini ia belum masak sama sekali, dan sebentar lagi putri kecilnya akan sampai dirumah dengan kak Daniel yang tengah menjemput di sekolah. Meski kepalanya masih terasa berdenyut, tetapi dia tetap memaksakan diri untuk berada di dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flight With You ✔ (COMPLETE)
RomanceTentang yang dikecewakan, Tentang yang dikhianati, Tentang perasaan yang disakiti berulang kali. Lagi dan lagi, tanpa henti. Pertemuan mereka begitu unik, kehidupan yang sebelumnya amat sangat terpuruk mengantarkan Deven pada sebuah lembaran hidup b...