54. satu malam tanpa Zhira

10.7K 502 131
                                    

---

Sepertinya malam ini adalah waktu yang tepat untuk menghabiskan moment berdua denganmu.

-----

✈✈✈


Sembari menunggu Deven berenang, Kaila menghampiri Zhira di kamar bi Ratih. Dilihatnya si kecil sudah tertidur sangat pulas di ranjang tempat tidur.

"Baby Zhira udah tidur dari jam 7 tadi, non..." jelas bi Ratih ketika melihat kedatangan majikannya.

"Aduuh.. maaf ya bi, bikin bibi repot jagain Zhira." ucap Kaila. Ia merasa tak enak hati meninggalkan Nazhira terlalu lama pada bi Ratih.

"Nggak perlu minta maaf, non. Udah jadi tugas bibi bantu non Kaila jagain Zhira." balas sang pembantu.

"makasih ya Bi, aku sebenarnya nggak tega mau bawa Zhira ke kamar takut dia bangun." ucap Kaila jujur

"iya Non, nggak apa-apa biar Zhiranya bobo sama bibi aja."

"Bibi beneran nggak pa-pa?" Kaila memastikan sekali lagi.

"Bibi beneran nggak pa-pa?" Kaila memastikan sekali lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"iya, tenang aja non. Baby Zhira aman kok sama bibi. Lagipula bibi gak biasa tidur di kamar luas seperti ini, bibi takut."

Kaila tersenyum mendenger ucapan bi Ratih yang terdengar sangat polos.

"ya sudah, titip Zhira ya bi.." ucapnya lalu mencium kening sang putri.

Tak terasa sudah hampir 15 menit ia di kamar bi Ratih. Kaila bergegas pamit lalu pergi menuju kamar untuk menyuruh Deven menyudahi olahraga malamnya.

Setelah itu ia membawa handuk putih untuk Deven.

"Mas ... udah ayo!" Kaila berdiri di tepi kolam renang.

Deven yang merasa terpanggil kini mulai berenang menuju tepi dimana Kaila berdiri.

"sebentar lagi ya?" bujuk Deven.

"janjinya tadi lima belas menit..." ucap Kaila cemberut.

Deven melirik arloji yang melingkar dipergelangan tangannya, dan benar saja dia sudah berenang selama lima belas menit.

Kaila kini berjongkok di depan suaminya.

"Ayo nanti makin malam, Kamu juga belum bilas. udah ya berenangnya besok lagi oke?" ia membujuk Deven seperti seorang ibu membujuk anaknya yang tak mau berhenti bermain.

Deven menatap Kaila yang belum berganti baju dan masih menggunakan pakaian sebelumnya. tiba-tiba terbesit ide untuk mengerjai wanita itu.

"Zhira masih di bibi?" tanya Deven seketika.

"iya, Zhira udah tidur. Aku ga tega buat gendong takut bangun, jadi kutitipin sama bi Ratih."

Deven tersenyum senang, Ini kesempatan yang langka untuk mereka menikmati momen berdua. Selama ini, putri kecilnya selalu menempel kapanpun dan dimanapun pada Kaila. Membuat ia kehilangan hak milik atas istrinya, Semua sudah diambil alih oleh balita itu.

Deven tiba-tiba memegang tangan kanan Kaila lalu dikecup lembut,

"Tangan kamu basah..." ucap Kaila.

Deven menatap jahil, lalu detik berikutnya ia menarik tangan Kaila hingga wanita itu ikut tercebur bersamanya.

*Byurrrr!*

Kepala Kaila refleks naik ke permukaan, lalu berusaha menyeimbangi badan untuk berenang.

"MAS DEVEEEENNN!!!" teriaknya kesal.

Bukannya takut, Deven malah tertawa lepas. Ia senang membuat istrinya marah dan emosi padanya. Kaila mengusap wajahnya yang basah lalu menatap tak suka ke arah Deven.

"Nyebelin deh!!" wanita itu berusaha berenang ke tepi namun Deven menarik pinggangnya hingga membuat tubuh mereka saling berhadapan satu sama lain.

"Usil bangeett!!!" kaila memukul dada Deven pelan.

Deven tersenyum jahil. Ia kembali mendekati wajah Kaila hingga menyisakan jarak satu jengkal diantara mereka, hal itu membuat jantung Kaila memompa darah lebih cepat. Ia bahkan bisa merasakan embusan nafas Deven yang mendekati wajahnya.

Deven semakin membawa Kaila dalam pelukan, mendekatkan wajahnya hingga tak menyisakan jarak barang sedikitpun. Saat itu juga, Kaila memejamkan mata. terbuai oleh sentuhan lembut dari suaminya.

Setelah cukup lama hanyut dalam perasaan masing-masing, wanita itu tersadar kalau mereka masih berada di dalam air. Ia kemudian melepaskan pelukan itu.

"Iseng banget sih kamu! Bajuku jadi basah, kan?" protes Kaila sambil mendorong pelan tubuh Deven dan menjauhinya.

"Biarin... kamu juga belum mandi, kan? Kita sekalian mandi bareng." Deven tersenyum tanpa rasa bersalah.

"Dingin tau!!" kesalnya.

"Makanya sini aku peluk lagi."

Lelaki itu kembali merentangkan tangan namun tak digubris oleh Kaila. "percuma, tetep aja dingin. Mas sadar nggak sih kita sekarang lagi ada di mana?" Kaila semakin mengerucutkan bibirnya, membuat Deven semakin gemas padanya.

"Iyaa, maaf Sayang... ya udah berenangnya udahan." Lelaki itu akhirnya mengalah.

"Terus kita ke atasnya gimana? Handuknya ikut basah karna kecebur." ucap Kaila.

Lelaki itu tak ambil pusing, ia kemudian menahan kedua kaki istrinya lalu menggendong tubuh itu ke atas.

Kaila terbelalak kaget, dan spontan melingkarkan tangannya di leher Deven agar tak terjatuh. "Mas, apa-apaan sih!! Turunin!!! Berontaknya.

Lelaki itu tak mengubris, ia justru semakin mengecup bibir Kaila berulang kali. "Nurut atau aku ceburin lagi kamu ke kolam!"

Kaila diam, tak berani membantah. Takut Deven akan menceburkannya lagi ke dalam kolam. Padahal, lelaki itu tak akan tega melakukan hal tersebut pada istrinya. Ini hanyalah taktik agar Kaila mau menurutinya.

Deven menyunggingkan senyum lalu berjalan menaiki tangga yang berada di tepi kolam. Ia kemudian masuk ke dalam kamar untuk membawa Kaila menuju kamar mandi. tak lama tubuh Kaila ia turunkan di bathup yang sebelumnya sudah disiapkan Kaila untuknya.

"Kamu mandi duluan, aku tunggu di luar." ucap Deven datar. Ia hendak keluar tapi Kaila menahan tangannya.

"Barengan...." ucapnya pelan. Sangat pelan namun masih terdengar oleh Deven.

lelaki itu kembali tersenyum tanpa sepengetahuan Kaila, kemudian menutup pintu kamar mandi lalu menguncinya.

***

Terimakasih sudah membaca😉
Jangan lupa komentarnya😊
kasih tahu kalau ada yang typo dan kurang yaa...
Jangan lupa kasih bintang
⭐⭐

Flight With You ✔ (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang