2. Belajar bersyukur

23.8K 1.3K 12
                                    

⚠️CERITA INI TELAH MENDAPAT PERLINDUNGAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA SEBAGAIMANA PASAL 9 AYAT (1)⚠️

---

Kadang manusia lupa mengucap syukur saat melihat ada yang lebih kekurangan di bawah kaki langit ini~

----

A story by
DINDA VIRANI

✈✈✈

Kaila mengeluarkan alat-alat melukis dari dalam tabung. Sepagi ini ia sudah menjelajahi pantai indah pulau-pulau Belitung untuk menyalurkan hobinya. Tak lupa juga kain kecil digelar di atas pasir pantai sebagai alas duduknya. Sekarang, posisi gadis itu sedang duduk bersila dengan papan lukis dan kanvas di depannya.

"Thanks, Tuhan ... ciptaan-Mu mengagumkan sekali." gumamnya pelan.

Satu jam berada di posisi yang sama tidak membuat Kaila lelah. Ia sangat senang melakukan aktivitas ini di tengah-tengah keramaian. Kanvas yang tadi masih berwarna putih bersih kini sudah terdapat karya indah di dalamnya. Kaila benar-benar puas dengan hasil yang ia dapat.

"Wahh, bagus sekali lukisannya, Kak."

Kaila menoleh ke belakang. Mendapati sosok gadis kecil sedang duduk di kursi roda menghampirinya. "Terimakasih ..." jawab Kaila seraya tersenyum.

"Kakak suka melukis?" Untuk kedua kali, gadis itu berbicara kepada Kaila.

"Iyaa, Kakak sangat suka melukis."

"Ohyaa? sama dongg kak. Dari dulu aku suka banget ngelukis. Tapi ... hasilnya nggak pernah sebagus karya punya Kakak." Gadis kecil itu menatap lurus ke arah lukisan yang baru saja digambar oleh Kaila. Ia terlihat sedih, matanya seperti mengisyaratkan banyak luka terpendam dalam dalamnya.

"Kamu cantik ... mau nggak Kakak lukis?"

Seketika sang gadis menatap antusias ke arahnya, "Seriusss, Kak?? Mau bangeeetttt!!!"

Seutas senyum terpancar di wajah Kaila. Ia sangat menyukai anak-anak. Apalagi perempuan sama seperti dirinya. "Ngomong-ngomong kita belum kenalan, nama kamu siapa?"

"Nama aku Livina Kak, Livina Putri Wijaya. Umurku 15 tahun."

Kaila terpukau, "Nama yang sangat indah ..."

Tiba-tiba ia jadi teringat dengan sosok pilot yang beberapa waktu lalu sempat membuatnya kesal. Yap, si pilot tengil dengan nama Deven Adi Wijaya. Pilot yang mempunyai nama panjang yang sama dengan Livina.

Untuk kesekian kali Kaila dibuat kesal saat mengingat kejadian itu. "Oh iya, Liv. Kalau boleh tahu kamu ke sini sama siapa? Sendirian?"

Livina mengangguk.

"Terus, keluarga kamu?"

"Ada di rumah." jawabnya.

"Kenapa nggak minta temenin sama keluarga aja ke pantainya? Bahaya kalau datang sendirian."

Gadis itu menggeleng. "Aku udah terbiasa, Kak."

Mendengar jawaban itu, Kaila tercengang. Anak gadis dengan kursi roda ini membuat ia tersadar akan banyaknya kenikmatan yang sering ia keluhkan. Merasa tidak bersyukur dengan apa yang semesta berikan, selalu saja mengeluh dan merasa kurang atas segala sesuatu yang ia punya. Livina benar-benar mengajarkan ia tentang arti "syukur" yang sebenarnya.

Tanpa mereka sadari, seorang lelaki sedang berdiri dan memperhatikan interaksi itu dari kejauhan.

"Livina?" ucapnya dalam hati. Walaupun hanya melihat sekilas dari belakang, tetapi ia bisa menebak kalau itu adalah adiknya.

"Sama siapa dia?"

(Re-publish)

1 Maret 2021

✈✈✈

Kamu memplagiasi karya ini?

SILAHKAN!

Mungkin aku nggak akan pernah tahu,
Tapi Allah yang lebih tahu.

Sebagaimana niat buruk yang kamu lakukan, nanti pasti mendapat balasan.

Ingat, yang membaca ceritamu bisa jadi pembacaku juga.

Jadi sejauh apapun kamu menghindar, semua pasti akan terbongkar.

Dunia ini sempit,
Nggak seperti yang kamu bayangkan.

Dosa yang kamu dapatkan mungkin sebanyak jumlah viewers yang membaca ceritamu saat ini,

atau lebih dari pada itu :)

Berbanggalah, untuk jadi seorang pencuri!
Tuai seberapa banyak dosa yang ingin kamu setor di Akhirat nanti.

Thanks sudah membaca❤

Flight With You ✔ (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang