⚠️CERITA INI TELAH MENDAPAT PERLINDUNGAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA SEBAGAIMANA PASAL 9 AYAT (1)⚠️
———
Dan ternyata benar, kamu adalah sebaik-baiknya rumah~
————
A story by
DINDA VIRANI✈✈✈
Deven memandangi layar ponselnya. Sudah hampir dua bulan tidak berkomunikasi dengan Kaila. Bukan karena abai ataupun tak peduli, namun karena terpaksa agar wanita itu dapat fokus menjalankan terapi.
Jujur, ia sangat merindukan Kaila saat ini. Benar-benar rindu hingga sering terbawa mimpi. Sesekali memandangi wajah cantik itu dari bingkai foto pernikahan mereka yang dipajang di atas nakas, lalu membayangkan Kaila ada di sebelahnya.
Ini sungguh sangat menyiksa.
Rasanya ingin sekali menyusul Kaila detik itu juga. Namun sayangnya, pekerjaan di Indonesia memaksakan untuk bertahan meski hatus menahan kerinduan.
Ini jelas demi kebaikan Kaila, kebaikan mereka berdua.
Sebelum melaksanakan briefing hari ini, Deven menghampiri restoran favorit yang sering ia kunjungi bersama Kaila. Mencari tempat duduk yang kosong, lalu mengambil ponsel dari dalam saku untuk menelepon Levin.
"Di mana, Vin?" tanya Deven saat lelaki itu mengangkat panggilan.
"Lagi di perjalanan menuju Bandara, kenapa?"
"Ke restoran biasa sekarang. Saya tunggu."
"Okee pas banget gue lagi laper! Traktir ya!"
"Iya, nggak pakai lama."
“Siap, Kapten!" balas Levin lalu mengakhiri panggilan tersebut.
Setelah memesan makanan, Deven memperhatikan orang-orang di sekeliling.
Awalnya ia tak peduli, tetapi tak sengaja fokusnya tertuju pada sosok wanita yang tak asing di sana.
Deven menyipitkan mata karena jarak pandang yang begitu jauh. Ketika diperhatikan lagi, wanita itu sangat mirip sekali dengan Naura.
Waktu itu Levin pernah bilang bahwa Naura dipindah tugaskan ke Newyork selama lima tahun, jadi tak mungkin sekarang kembali ke Indonesia. Tanpa ia sadari, seseorang mengejutkannya dari belakang.
"Woi!" teriak Levin, "ngelamun apa, lo??"
Deven yang awalnya kaget melihat kedatangan Levin kini bersikap biasa saja.
"Enggak."
"Udah pesan makan?"
"Udah, pesan sana buru," balas Deven.
***
Selesai makan siang, Deven mengumpulkan seluruh awak kabin dan rekan kerja yang akan ikut serta dalam penerbangan kali ini. Satu per satu dari mereka berjalan mendekat dan membuat barisan dengan rapi.
Setelah mencatat hal penting apa saja yang akan ia sampaikan, lelaki itu kembali menegakkan kepala.
DEG!
Betapa terkejutnya ia saat melihat sosok Naura berbaris paling depan. Apa yang ia lihat di restoran tadi siang adalah benar, Naura telah kembali pulang. Wanita itu menatapnya dengan penuh kerinduan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flight With You ✔ (COMPLETE)
RomantizmTentang yang dikecewakan, Tentang yang dikhianati, Tentang perasaan yang disakiti berulang kali. Lagi dan lagi, tanpa henti. Pertemuan mereka begitu unik, kehidupan yang sebelumnya amat sangat terpuruk mengantarkan Deven pada sebuah lembaran hidup b...