58. Siapapun, tolong aku!

10.1K 449 58
                                    

Apapun yang terjadi padaku tolong selalu lindungi suami dan anakku.

✈✈✈


Tiga puluh menit yang lalu.

Deven, Daniel, Levin dan Azalea sampai di sebuah bangunan besar tak berpenghuni. Setelah melacak alamat yang dikirimkan oleh Kaila, mereka akhirnya sampai ke tempat yang dituju.

"Dev, lo serius mau masuk?" tanya Levin tak yakin.

"Menyelamatkan istri dan anakku lebih penting untuk saat ini," jawab Deven tanpa ragu lalu melangkahkan kakinya menuju pintu masuk.

Ketika pintu dibuka, suasana terlihat sangat sunyi. Deven mengedarkan pandangan sekeliling arah untuk mencari keberadaan Kaila. Daniel, Aza dan levin juga melakukan hal yang sama.

Ketika sedang fokus mencari, bola mata Levin menangkap sebuah benda yang tak asing di hadapannya. "Dev, apa ini milik Zhira?"

Seketika Deven menoleh. Sebuah sepatu mungil berwarna pastel dengan pita di tengah ia temukan tergeletak di sana. hatinya bergemuruh perih saat menyadari sebelah sepatu milik putrinya ada di tempat ini.

 hatinya bergemuruh perih saat menyadari sebelah sepatu milik putrinya ada di tempat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berarti benar, Dev. Zhira ada di sini," ucap Aza menyadarkannya."

Deven mengangguk, sedetik kemudian telinganya mendengar suara teriakan.

"Kalian dengar?" tanya Daniel membuat mereka mendadak diam.

"MAAAAAS DEVEEEEEEN!"

Deven membulatkan mata. Ia yakin sekali itu suara Kaila. Tanpa menunggu lama sekuat tenaga ia berlari menaiki tangga. Lelaki itu menghampiri sumber suara dengan langkah tergesa. Begitupun ketiga manusia yang ikut menyusul di belakangnya.

*BRAKK!*

Deven mendobrakkan pintu yang ia yakini ada Kaila di dalamnya. Benar saja, ketika pintu dibuka betapa terkejutnya ia mendapatkan Kaila terbaring lemah disana. Istrinya hampir diperkosa oleh empat lelaki asing yang mempunyai tampang seperti preman.

"BAJINGAN!"

Emosi Deven tak terbendung saat melihat dengan mata kepalanya sendiri para lelaki itu hendak mengerayangi tubuh Kaila dengan paksa. Tubuh perempuan yang paling dijaga dan dicintainya selama ini.

Dengan penuh amarah Deven menarik baju lelaki itu dari belakang, menendang tubuh mereka hingga jatuh tersungkur ke lantai. Kepalan tangannya langsung menghantam bagian wajah, kepala hingga perut dan kaki. berulang kali tanpa henti hingga mengeluarkan banyak darah. Daniel tak kalah diam. Ia ikut mengambil peran dalam melakukan perlawanan. Lengan kekarnya berhasil membuat wajah para bedebah itu bengkak hingga tak berbentuk lagi.


Levin yang sadar akan sesuatu kini meninggalkan lokasi pertempuran. "Kak Levin, mau ke mana??" tanya Azalea lalu mengikutinya.

Dengan tergesa mereka berdua menuruni tangga. Langkah kaki Levin semakin cepat ketika mendapati Naura hendak kabur menuju pintu keluar, membawa serta Nazhira di gendongannya.

"Nauraa! Berhenti!"

*DOR!*

Suara tembakan menggema dari luar bangunan. Levin dan Aza membuka pintu, lalu mengembuskan napas lega ketika melihat Naura terduduk lemah dengan darah yang bercucuran di kaki.

"Saudari Naura, Anda ditahan karena kasus penculikan, penyanderaan, dan percobaan pembunuhan terhadap Saudari Kaila dan Nazhira. Silakan ikut kami ke kantor polisi sekarang juga!" ucap lima orang polisi yang kini hendak memborgol tangannya.

Azalea menggendong tubuh mungil Nazhira untuk didekap erat. Ikut terisak karena berhasil menyelamatkan bayi itu dengan cepat.

"Bertobat, Nau! Dosamu sangat banyak kepada semua orang!" ucap Levin memandang wajah Naura dengan sangat muak.

Lihatlah, cinta sudah membuat manusia benar-benar menjadi buta. Demi cinta, manusia rela melakukan apa saja termasuk melenyapkan nyawa orang lain. Akibat dari cinta orang pintar bisa menjadi bodoh, orang baik bisa menjadi jahat. Memperjuangkan cinta yang salah akan berakibat sangat fatal, akan menghadirkan cinta yang penuh kehinaan bukan malah cinta dengan penuh kasih sayang.

Masih di dalam sebuah ruangan yang gelap nan sempit, Deven memeluk tubuh Kaila dengan sangat erat. Perempuan itu terisak hebat di dadanya.

"Maafkan aku, maaf karna datang terlambat."

Dari arah kejauhan, Azalea membawa Zhira yang masih menangis sesegukan. menyerahkan balita cantik itu ke dalam dekapan ibunya.

"Sayang, maafin Mommy belum bisa melindungi kamu." Kaila tak kuasa membendung isak tangis. Rasa bersalah dan rindu kini bercampur aduk menjadi satu. Dipelukannya, Nazhira tergugu dengan wajah disembunyikan. Bayi mungil itu tampak sangat nyaman karena kembali ke pelukan sang ibu.

***

Satu minggu setelah kejadian mengerikan itu. Deven, Daniel, Aza dan Levin menghadiri persidangan Naura di Pengadilan Negeri Malang. Wanita cantik dengan segala tipu dayanya akan diadili tepat di depan semua orang. Kini, di tengah ruangan berinterior kayu itu, di hadapan pengacara, jaksa, dan Hakim agung serja para saksi yang menghadiri sidang tersebut, Naura tertunduk kelu. menggunakan baju tahanan berwarna orange, serta kedua tangannya dilapisi borgol. Beberapa orang ada yang menatapnya sinis, sebagiannya lagi menyumpahi gadis itu dengan kata-kata kotor serta ucapan kasar.

"Saudari Naura, Anda dijatuhkan hukuman 15 tahun penjara atas segala tindak kejahatan yang telah dilakukan," ucap sang Hakim lalu mengetuk palu kebesarannya sebanyak tiga kali.

Semua stasiun televisi tengah menayangkan berita persidangan Naura yang disiarkan secara langsung. banyak wartawan dan awak media yang rela menunggu persidangan tersebut hingga selesai. Kasus penculikan itu menjadi trending topik di seluruh media yang ada di Indonesia.

Tak terkecuali Kaila dan Mama Risti yang saat ini tengah menyaksikan siaran itu melalui televisi. Ada perasaan lega bercempur sedih saat menonton persidangan tersebut. Hati Kaila berdenyut nyeri jika teringat akan segala perbuatan Naura padanya.

"Setelah ini, Mama doakan rumah tanggamu tak ada lagi kesedihan ya, Nak. Selalu bahagia sampai maut memisahkan kalian." Sang mama mertua memeluk tubuh menantunya dengan perasaan lega begitupun mami yang ikut menyusul di sebelahnya.

"Tetap kuat ya Sayang, Mami yakin kalian mampu menghadapi segala masalah yang ada di rumah tangga kalian."

Kaila mengangguk, ikut meneteskan air mata setelah apa yang kini menimpa keluarga kecilnya. bagaimana pun juga, mereka harus tetap menjalani hidup ini meski tak dapat memilih jalannya harus seperti apa. Mereka tak pernah tau yang akan terjadi di esok hari, atau bahkan beberapa tahun setelah ini.

✈✈✈

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA❤
JANGAN LUPA KASIH BINTANG DAN KOMENTAR TERPENTING!!!⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Flight With You ✔ (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang