51. Bukan malaikat

12.4K 584 37
                                    

———

Aku bisa marah, aku juga bisa merasa kesal. Aku bukan manusia sempurna seperti yang kamu bayangkan.

————

✈✈✈

Deven sadar Kaila kesal padanya. ia mencari sosok wanita itu di lantai bawah. Ketika berjalan menuju dapur, Deven mendapati Kaila sedang membuatkan teh panas untuknya.

Lelaki itu mengunci tubuh Kaila dari belakang lalu menghirup wangi tubuhnya dalam-dalam. Mau tak mau Kaila berhenti dari Aktivitas menuang teh ke dalam gelas. Ia hanya diam dan tak memperdulikan kehadiran suaminya.

Sedetik kemudian perempuan cantik itu melepaskan tangan Deven dari pinggangnya, dan membawa teh tersebut menuju ruang santai.

Deven mengikuti dari belakang, memaklumi sikap Kaila padanya. Yang diikuti semakin diam saat lelaki itu duduk di sebelahnya. ia kemudian mengambil tangan kanan Kaila untuk digenggam. Namun tatapan wanita itu hanya lurus ke depan membuat Deven semakin gemas ingin mengecup bibir ranumnya.

 Namun tatapan wanita itu hanya lurus ke depan membuat Deven semakin gemas ingin mengecup bibir ranumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaila tampak acuh, ia masih kesal dengan suaminya. Bagaimana tidak, dirinya sudah sangat kelelahan mengurusi Zhira seharian, pada malam hari ia sulit tidur karena Zhira selalu bangun dan meminta dibuatkan susu, mengganti popok yang penuh, dan lain sebagainya.

Siang hari ia disibukkan dengan memandikan Zhira, membuat bubur, dan menemaninya bermain. Di tambah putri kesayangannya itu sedang rewel akhir-akhir ini membuatnya harus ekstra sabar, wajar jika ia marah dan kesal. Biarlah jika Deven menjulukinya sebagai manusia baperan, ia tak peduli!

Dirinya hanya manusia biasa yang bisa lelah. Ia bukan bidadari atau malaikat seperti yang Deven katakan. Ia juga lemah hati dan rapuh seperti perempuan pada umumnya.

"Yang, udah dong ngambeknya, kamu nggak kangen sama aku?" goda Deven.

Kangen! Banget malah! Jika boleh jujur, wanita itu sangat merindukan Deven. Tapi rasa gengsi kembali mendominasi.

"Maaf yaa, aku ga bermaksud bangunin tidur Zhira. Aku ga bisa nahan karena kangen banget sama dia." lanjut Deven.

Kaila hanya diam, Ia mendengar semua ucapan Deven.

"Kamu capek, ya? Gapapa kalo kamu capek istirahat aja jagain Zhira di kamar. Biar aku yang nyiapin makan sore untuk Zhira."

Kaila malu membenarkan semua ucapan Deven. Karena kalau boleh, ia ingin mengeluarkan semua unek-uneknya pada Deven yang tak mengerti akan dirinya.

Deven beranjak dari kursi, mencium kening Kaila sebentar lalu berjalan menuju dapur. Masih dengan menggunakan seragam hitam putih kebanggaannya, ia menyiapkan makan sore untuk Nazhira.

Kaila merenung, seketika merasa bersalah pada Deven yang baru saja pulang bekerja. Teh yang tadi dibuatnya saja belum disentuh sedikitpun, Tapi lelaki itu malah sibuk memasak makan sore untuk putrinya.

Flight With You ✔ (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang