56. Ketakutan menjadi nyata

8.6K 426 58
                                    

Ada banyak hari dalam seminggu, tapi tidak ada yang bisa memilih kapan datangnya sebuah tragedi.

✈✈✈

Sejak pulang dari Belitung, ada dua hal yang menjadi kebiasaan baru Deven, yaitu sering melamun dan tidak fokus dengan pekerjaannya sendiri.
Bahkan ketika berada di dalam mobil seperti saat ini, ia sama sekali tidak merespons waktu Kaila mengajaknya berbicara. "Mas, kira-kira Kak Daniel sampai jam berapa, ya?"

"Mas?"

"Hei, kamu ngelamun, ya?"

Mendengar suara itu, refleks Deven tersadar. "Ah? Iya, Sayang? Kenapa?"

Kaila merengut, lalu membenarkan posisi duduk Nazhira dan kembali mengajak Deven bicara. "Kira-kira Kak Daniel sampai jam berapa?"

"Paling 30 menit lagi," jawab Deven kembali fokus ke jalanan. Berita kepulangan Daniel hari ini membuat mereka memutuskan untuk menjemputnya ke bandara.

***

"Kak Daniel, aku kangen!" Kaila berhambur memeluk Daniel yang baru tiba di pintu kedatangan. Diikuti dengan Deven yang berjalan bersama Zhira di gendongan.

"Apa kabar, Kak?"

"Baik, Dev. Ini Nazhira?" tanya Daniel tak percaya.

Deven mengangguk, lalu menyerahkan tubuh putrinya yang sibuk minta di gendong oleh lelaki itu.

"Udah sebesar ini ya kamu," ucap Daniel mengecup pipi Zhira dengan gemas.

"Kita langsung ke mobil aja, yuk? Mami sama Papi udah nungguin di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita langsung ke mobil aja, yuk? Mami sama Papi udah nungguin di rumah." Kaila menginterupsi.

"Oh iya, Mami Papi apa kabar, Kai?" tanya Daniel sambil berjalan mengikuti dari belakang.

"Baik, Kak waktu tahu Kak Daniel mau pulang ke sini Mami sama Papi langsung senang banget. Terus minta tolong beliin banyak makanan buat nyambut Kakak," jelas Kaila menceritakan bagaimana rusuhnya mami ketika tahu anak angkat kesayangannya akan pulang ke Malang.

Mereka kini sampai di depan mobil pribadi milik Deven. Kemudian masuk ke mobil untuk kembali pulang ke rumah.

"Mas, nanti mampir dulu ke minimarket, ya? Popok sama susu Zhira udah habis," pinta Kaila di sepanjang perjalanan.

"Iya Sayang, nanti di depan ada minimarket," jawab Deven.

Lelaki itu memarkirkan mobil di depan sebuah show room mobil tak jauh dari minimarket yang akan disinggahi. Dikarenakan tempat parkir minimarket sudah penuh, jadi mau tak mau ia memarkirkan mobilnya di sana.

"Kamu tunggu sebentar, ya. Biar aku yang beliin," ucap Deven ketika hendak membukakan pintu.

"Mas, jangan. Aku aja sekalian mau ngajakin Zhira beli es krim."

Flight With You ✔ (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang