———
Rasa rindu yang menggebu ingin cepat bertemu Kalian, keluarga kecilku.
————
✈✈✈
malam hari Zhira kembali rewel. Ia seperti menagih janji sang Mommy untuk menelfon Deven. karena tak tega, akhirnya Kaila mencoba menghubungi lelaki itu. Ia tak tahu sekarang Deven sedang sibuk atau tidak.
Panggilan pertama, tidak terhubung.
Panggilan kedua, masih tidak terhubung.
Dan panggilan ketiga, jawabannya sama. Benar-benar tidak terhubung.
Itu berarti, Deven sedang sibuk terbang di atas sana.
"Daddynya nggak bisa di hubungi, sayang..." ucap Kaila.
"Kita tunggu besok, ya? Mommy janji langsung telfon Daddy nanti." bujuknya.
Bayi mungil itu semakin rewel dan tak ingin diam.
"Zhira mau apa? Kita ke ruang tamu aja yuk, liat ikan." Ajaknya.
Sampai di ruang tamu, Kaila menghampiri akuarium berukuran besar yang memang sengaja diletakkan Deven untuk menghiasi ruangan itu. Di dalam akuarium tersebut terdapat beragam jenis ikan hias seperti Arwana, Koi, Nila, dan lainnya. Mereka semua telah resmi menjadi penghuni tempat itu.
Ketika sudah berada di depan akuarium, Zhira sempat meredakan tangisannya. Namun tak bertahan lama karena setelah itu ia kembali menangis semakin menjadi.
Kaila bingung, ia tak tahu bagaimana caranya membujuk putri kecil agar berhenti menangis. Karena sudah merasa lelah, ia akhirnya terpaksa membiarkan Nazhira menangis sampai sesegukan. air mata balita cantik itu berlinang sangat deras di pipi chubbynya.
Dari arah dapur, mami menghampiri mereka berdua karena sempat mendengar suara tangisan cucunya yang menggema di ruang tamu. Wanita paruh baya tersebut baru saja selesai membuat kue khusus bayi untuk Nazhira.
"Kenapa, Kai? Zhira nangis lagi?" tanyanya.
"Iya mi.. dia kayanya kangen banget sama mas Deven. dari tadi minta videocall tapi nggak diangkat." jawabnya jujur.
"Ya sudah, sini biar Zhira mami gendong. Siapa tahu sama mami dia bisa lebih tenang." ucap mami mengambil sang cucu dari dekapan ibunya.
"Akhir-akhir ini Zhira emang sering rewel mi.. semenjak tumbuh gigi, dia jadi semakin manja dan sering nangis." adu Kaila pada maminya.
"Wajar sayang... anak seumur Zhira emang lagi caper-capernya. Dia sengaja minta perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Kamu harus mengerti itu dan harus sabar, Jangan pernah kesal apalagi sampai memarahinya." jelas Mami.
Kaila hanya diam, mencoba mencerna kembali semua perkataan mami untuk berusaha memahami bayi mungil itu.
Ia kemudian menghampiri Zhira yang tampak nyaman berada di gendongan sang nenek. Balita berusia dua tahun itu meletakkan kepalanya pada pundak Mami. sambil memasuki jari jempol kemulut, Mata bulatnya mulai terpejam. suara tangis yang tadi sempat meledak sudah menghilang entah kemana berganti dengan rasa kantuk yang tiada tara.
Sepertinya putri cantik itu kelelahan setelah mengeluarkan air mata yang cukup banyak.
"Zhira, tidur ya?" tanya mami pada Kaila.
Wanita itu tersenyum kemudian mengangguk.
Dengan perlahan, mami membawa Nazhira ke kasur lalu meletakkan boneka kelinci di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flight With You ✔ (COMPLETE)
RomansaTentang yang dikecewakan, Tentang yang dikhianati, Tentang perasaan yang disakiti berulang kali. Lagi dan lagi, tanpa henti. Pertemuan mereka begitu unik, kehidupan yang sebelumnya amat sangat terpuruk mengantarkan Deven pada sebuah lembaran hidup b...