Tentang yang dikecewakan,
Tentang yang dikhianati,
Tentang perasaan yang disakiti berulang kali.
Lagi dan lagi, tanpa henti.
Pertemuan mereka begitu unik,
kehidupan yang sebelumnya amat sangat terpuruk mengantarkan Deven pada sebuah lembaran hidup b...
⚠️CERITA INI TELAH MENDAPAT PERLINDUNGAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA SEBAGAIMANA PASAL 9 AYAT (1)⚠️
———
kekesalan itu membuatku semakin mengingatmu~
————
A story by DINDA VIRANI
✈✈✈
"Kak Deven!" Panggil seorang anak perempuan yang sedari tadi menunggu kedatangan kakak sulungnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Deven Adi Wijaya.
Pemuda tampan yang berprofesi sebagai Pilot itu baru saja menyelesaikan studi Akademi Penerbangan di usia yang terbilang muda. Tubuh tegap dengan seragam pilot kebanggaannya membuat ia semakin berkarisma. Siapa pun perempuan yang bertemu dengan Deven pasti langsung terhipnotis oleh aura yang terpancar pada dirinya. Wajah yang tampan dan sedikit dingin itu dilabelkan sebagai sosok 'idaman' oleh sebagian kaum perempuan.
"Udah lama nunggunya?" tanya Deven lembut, seraya berjongkok menjajarkan posisi dengan gadis yang duduk di kursi roda itu. Livina Putri Wijaya, adik kandung satu-satunya yang ia punya.
"Kakak berapa hari di sini?"
Deven beranjak, lalu Beralih mendorong kursi roda adiknya. "Dua hari. Kakak cuma dikasih jatah libur segitu..."
"Ihh... sebentar bangettt!!" gerutu Livina kesal.
"Maafin Kakak, Liv. Kakak janji bakal cari jadwal cuti lagi. Yang terpenting kan sekarang kakak udah ada di sini buat nemenin kamu." ucap Deven sambil mengembangkan senyum. Sikap datar dan dingin itu seketika lenyap saat ia bertemu adiknya.
"Lancar, Kak. Oma tiap minggu selalu nemenin Livina kalo mau terapi."
"Syukurlah...," balas sang kakak. Mereka tiba di tempat parkir mobil untuk segera pergi menuju rumah oma.
***
Kaila menginjakkan kaki di sebuah tempat penginapan yang tak jauh dari pulau Lengkuas. Badannya terasa lengket dan kakinya pegal-pegal. Ia langsung merebahkan badan diatas tempat tidur. Ingin sekali rasanya mengguyur tubuh dengan air hangat. Mungkin mandi adalah satu-satunya solusi paling tepat saat ini.
Gadis itu beranjak dari tempat tidur dan berniat untuk mengambil handuk di dalam koper. Namun saat ingin membuka kunci, ia merasa aneh dengan koper hitan tersebut.
"Ini koper kenapa sihhh? Kok susah banget dibuka!!!" Berapa kali gadis itu mencoba tapi tetap saja gagal. Ketika diperhatikan lagi, bagian pojok kanan koper tersebut terdapat sebuah tulisan yang sangat asing di matanya.
