23. Menguji Kesetiaan

12.6K 668 11
                                    

⚠️CERITA INI TELAH MENDAPAT PERLINDUNGAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA SEBAGAIMANA PASAL 9 AYAT (1)⚠️

———


Kebahagiaanku adalah kebahagiaanmu.
Tapi kesedihanku tak akan pernah menjadi kesedihanmu.~

————

A story by
DINDA VIRANI

✈✈✈

Deven membuka mata perlahan. Kepalanya terasa pusing, aroma obat yang khas menusuk indra penciuman. Sayup-sayup terdengar suara rusuh di dalam ruangan ini.

Lelaki itu melihat sekeliling, ranjang besi tempatnya berbaring kini mengingatkannya dengan sebuah ruang yang tak asing.

"Anda sekarang berada di rumah sakit, apa ada bagian tubuh yang terasa nyeri?" Seorang perawat datang dan mengecek kondisi tubuhnya.

Deven menggeleng pelan. Seakan bingung kenapa bisa berada di tempat ini.

"Apa yang terjadi sama saya, Sus?"

"Anda mengalami kecelakaan di kilometer 27."

Alis Deven bertaut. Seketika otaknya dipaksa mengingat kembali apa yang telah terjadi. Semalam, setelah menikmati pemandangan langit dengan Kaila—mata Deven melebar dengan sendirinya.

Kecelakaan malam itu kembali berputar di otaknya. Ia ingat betul sempat melihat Kaila tak sadarkan diri dengan darah segar di kepala.

Deven menoleh ke sana ke mari. Mencari keberadaan sang pujaan hati yang sama sekali tidak ia ketahui. "Di mana perempuan yang bersama saya samalam, Sus?!"

"Masih berada di ruang ICU setelah menjalanai serangkaian operasi."

Mendengar hal itu, seketika Deven langsung turun dari tempat tidur.

"Tolong jangan bergerak, Mas. Anda belum diperbolehkan keluar dari ruangan," ucap suster panik.

Deven sama sekali tidak menjawab. Ia ingin segera bertemu dengan pujaan hatinya.

"KAILAAAA!"

"KAMU DI MANAA?!!!" teriak Deven yang terdengar di seluruh penjuru rumah sakit.

Langkah kakinya mengarah ke ruang ICU yang dimaksud oleh petugas medis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah kakinya mengarah ke ruang ICU yang dimaksud oleh petugas medis. Tepat di depan ruangan itu, sorot mata menangkap keberadaan mami dan papi Kaila. Raut kesedihan tengah dipancarkan oleh keduanya.

"Deven?!"

"Kaila di mana, Om? Tante?"
Papi mendongak, mendekati Deven lalu memeluknya erat.

"Kaila masih di dalam, Nak. Doain Kaila supaya bisa cepat bangun, ya," ucap lelaki setengah baya itu.

Flight With You ✔ (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang