42. Membawamu Pulang

13.5K 688 45
                                    

⚠️CERITA INI TELAH MENDAPAT PERLINDUNGAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA SEBAGAIMANA PASAL 9 AYAT (1)⚠️

———

Mencoba menenangkan diri dari hati yang memaksa untuk kembali.

————

A story by
DINDA VIRANI

Kaila duduk di tepi ranjang di mana Deven kini terbaring lemah. Diusap pelan dahi yang terasa hangat di tangannya.

Sebenci apa pun ia pada Deven, pada saat lelaki itu tak sadarkan diri, rasa takut langsung menguasai hati.

“Kai, udah. Jangan nangis terus, kasian anak kamu nanti ikutan sedih,” ucap Daniel.

“Aku jahat, Kak. Aku udah keterlaluan sama suamiku sendiri. Mas Deven sakit gara-gara aku. Padahal sebelumya dia nggak pernah kaya gini.”

“Udah,” potong lelaki itu, “dari kemarin Deven emang udah pucat banget mukanya. Jadi ini bukan salah kamu.”

Kaila tertunduk kelu, merasa besalah karena telah memperlakukan suaminya sampai sejauh ini.

Tanpa keduanya sadari, Deven yang masih terbaring di atas tempat tidur perlahan membuka mata.

“Kai...”

Suara lirih itu berhasil membuat Kaila menoleh. “Mas, Kamu nggak apa-apa?”

“Aku ... haus,” ucap Deven serak.

“Biar Kakak aja, Kai. Kamu temani Deven disini," ucap Daniel saat Kaila hendak beranjak dari tempatnya.

Seketika suasana kembali hening. Kaila tampak canggung saat Deven menatapnya penuh kerinduan.

“Aku kangen sama kamu....”

Wanita itu menelan saliva. Ucapan Deven benar-benar membuat jantungnya berdetak rusuh. Ia beralih untuk meredam gugup dan menunduk pelan.

"A-aku juga," balasnya sangat pelan, tanpa memandang ke arah Deven.

Setelah sekian purnama, ucapan yang paling Deven harapkan kini terdengar dari mulut istrinya.

“Sungguh?”

Kaila mengangguk. Beberapa saat terdiam untuk menguatkan diri, lalu menatap lelaki itu lagi.

"Aku kangen Mas Deven yang dulu."

Tatapan Deven berubah sendu. "Aku masih sama seperti dulu, Kai. Dan kamu masih satu-satunya perempuan di hatiku."

Kaila menggeleng pelan. Tangannya terulur mengusap air mata yang mulai meluruh di pipi.

"Posisiku udah digantikan sama Naura sekarang."

Deven terdiam. Sesak sekali rasanya saat mendengar kata terakhir yang keluar dari mulut istrinya.

“Sayang, Itu nggak benar,” Diraihnya jemari lentik itu untuk diusap dengan lembut. “Nggak ada yang pernah bisa menggantikan posisi kamu."

Kaila memalingkan wajah, dan melepas genggaman tangan mereka. “Bohong.” ucapnya lirih, tapi terdengar jelas di telinga Deven.

Flight With You ✔ (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang