57. Pengorbanan dari sebuah pilihan

8.2K 413 58
                                    

---

Aku ingin menahanmu untuk tetap tinggal di sisiku. Namun, kurasa tak mungkin. Sebab putri kecil kita membutuhkan peranku yang kini tengah berada di ambang kehancuran.

---

STORY BY
-DINDA VIRANI-

✈✈✈

Kaila berjalan seorang diri setelah berhasil keluar dari rumah sakit hanya bermodalkan sebuah ponsel dalam genggaman. Meski dalam kondisi yang sangat lemah, sebisa mungkin ia berusaha mencari keberadaan putrinya.

*Drt-drt-drt!*

Sedari tadi ponselnya berdering, tapi tak ada niat sedikitpun untuk mengangkat panggilan tersebut. Biarlah, hanya dengan cara seperti ini Zhira dapat kembali.

*Ting!*

Sebuah pesan masuk kembali berbunyi. Kaila tergerak membuka pesan tersebut dan bergegas untuk membacanya.

Naura:

Ternyata kamu punya nyali yang besar juga.

Seketika ia mengedarkan pandangan sekeliling. Kaila sangat yakin pesan tersebut berasal dari Naura. Namun tak menemukan keberadaannya, seolah-olah memang sengaja mempermainkannya.

"Keluar kamu, Naura! Mau kamu apa!" teriaknya dengan sangat frustasi.

*Ting!*

Pesan itu kembali berbunyi.

Naura:

Pergilah ke alamat ini seorang diri. Jika ingin putrimu kembali!

***

Semua orang berkumpul di ruang tamu dengan keadaan cemas. Deven mondar-mandir tak tentu arah, Levin dan Aza melamun memikirkan sebuah cara, dan Daniel masih berusaha keras menghubungi sepupunya.

Para orang tua yang ikut khawatir tak bisa berbuat apa-apa. Hanya do'a dan linangan air mata yang kini membersamai mereka.

*Ting!*

Sebuah pesan masuk terdengar dari ponsel milik Azalea. Membuat Deven dan anggota keluarga yang lain menoleh ke sumber suara.

Merasa diperhatikan, dengan segera Aza membuka pesan tersebut dalam keadaan hening.

Kaila:

Jl. Rimbuangan No. 15.

"Kenapa, Za?" tanya Deven penasaran.

Azalea menoleh. "Kaila ngirim sebuah alamat padaku."

Detik itu juga Deven mendekat, lalu mengambil alih ponsel Azalea untuk melihat kebenarannya.

"Kita harus pergi ke alamat ini. Saya yakin Naura menyuruhnya datang ke sana!" ucap Deven bergegas dari tempatnya. Levin dan Daniel hanya mengangguk paham, lalu mengikuti dari belakang.

Aza pun tak tinggal diam, ia beranjak dan menahan langkah kaki mereka.

"Aku ikut!" pintanya cepat.

Deven mengangguk. Membiarkan Aza ikut serta di tengah-tengah mereka.

***

Kaila sampai ke tempat di mana Naura menyuruhnya untuk bertemu. Sebuah bangunan tua yang berdiri kokoh dengan kondisi sangat memperihatinkan. Bangunan itu tampak belum selesai. Mungkin pemiliknya tidak mempunyai dana lebih untuk melanjutkan pembangunan.

Flight With You ✔ (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang