🎶D U A🎶

256 15 0
                                    

"Apa mungkin itu kamu?"
~Zaynsa Seananda Alvaro

***

Gue ngerasa kepala gue pusing banget, rasanya nggak kuat buka mata. Oh ya ampun kenapa gue ada di sini, pasti gegara gue pingsan tadi terus dibawa ke uks.
Bisa gawat kalau mama tau gue pingsan, bisa bisa nggak dibolehin sekolah lagi.

"Udah sadar?"

"Kak Se-Sean?" Eh kenapa gue gugup gini ya, efek nggak pernah deket cowok mungkin ya.

"Nggak usah gugup gitu, gue tau kalau gue ganteng" gue kaget tiba tiba kak Sean nyamperin, apa mungkin dia yang bawa gue ke sini.

Salma pov end

Sean pov

Nggak tau kenapa gue ngerasa nggak asing sama ni cewek. Apa mungkin cuman perasaan gue aja ya? Lagian gue udah lama nggak ketemu Maurine. Mungkin dia cuma mirip.

Sean pov end

Keheningan menyelimuti keduanya, mereka berdua hanyut dalam pikiran mereka masing masing.

"Emm Kak Sean?" Salma berhasil memecah Keheningan yang terjadi antara mereka.
"Apa?" singkat padat dan jelas, jawaban itu mampu membuat salma menggerutu dalam hati.

"Apaan coba, bukannya ditanya udah mendingan apa belum, mau minum apa enggak. Eh ini malah dicuekin, dasar." batin Salma

"Tadi kakak yang bawa aku ke sini?"

"Iya" jawab Sean singkat.

"Emm makasih" ucap Salma dengan senyum manisnya.

"kok dia kalau senyum mirip banget sama Maurine" batin Sean.

"sama sama" kini Sean juga membalas dengan senyum tipis.

"Kak, jangan bilang sama orang tuaku ya. Please..." pinta Salma dengan puppy eyes nya

"Kenapa?"

"Yaaa, jangan aja. Nanti aku nggak dibolehin sekolah lagi" kini wajah Salma berubah menjadi tak bersemangat.

"Ya udah iya, lo istirahat aja"
Ucap Sean seraya meninggalkan UKS

"Ganteng ganteng cueknya minta ampun"

"Gue denger" balas Sean yang terus berjalan keluar UKS.

***

"Assalamualaikum, Salma pulang"

"Waalaikumsalam, nggak usah teriak teriak dong Cantik"

Salma terkekeh mendengar protes mama nya, dia pun berjalan menghampiri mama nya yang tengah duduk di ruang keluarga dengan menikmati sajian sore hari, apa lagi kalau bukan acara yang membahas tentang para selebriti.

"Gimana MOS nya? Seru nggak? Capek nggak?" tanya Rahma antusias.

"Emm seru kok, Ma. Salma nggak capek kok hehee" jawab Salma yang jelas jelas itu adalah sebuah kebohongan.
"nggak capek lah, orang Salma aja nggak ikutan kegiatannya kok, salma kan bobok cantik di UKS, maaf Ma, Salma udah bohong" batin Salma sambil tersenyum jahil.

"ya udah sana kamu mandi habis itu makan. Mama udah siapin makanan kesukaan papa"

"loh kok kesukaan papa sih" protes Salma dengan mulutnya yang di maju majukan kedepan.

"hahaha.. Maksudnya mama, mama udah masakin kesukaan kamu. Gitu aja ngambek" jawab Rahma yang tak berhenti tertawa karena tingkah anaknya.

"Ya udah, Salma mau ke atas dulu. Bye, Ma" Salma berjalan menuju ke surga yang berada dirumahnya itu, dimana lagi kalau bukan kamar kesayangannya.

"kamu pasti bisa sehat, Sal. Mama yakin kamu anak yang kuat" mungkin semua ibu di dunia berpikiran sama seperti Rahma. Jika bisa dan jika boleh, dia lah yang akan menggantikan posisi anaknya. Biarkan dia yang merasakan sakit, asalkan anaknya bisa sehat.

Sean pov

Kok gue kebayang terus sama tu cewek. Kenapa bisa mirip banget sama Maurine. Apa dia bener bener Maurine?
Tapi jelas jelas namanya tadi,, ah siapa sih kok gue lupa. Ah iya Salma. Jelas jelas namanya Salma, mana mungkin dia Maurine.

Tapi sekarang Maurine dimana, apa gue masih bisa ketemu dia?

"Sean, makan malam dulu nak"

"Iya, Bun. Bentar"
Daripada gue pusing mikirin tu cewek yang mirip banget sama Maurine, mending gue makan aja.

Sean pov end

***

Sean berjalan menuruni anak tangga menuju meja makan, disitu hanya aja Shiera yang merupakan ibunya dan Agatha yang merupakan adiknya.

"Ayah belum pulang, Bun?"

"Belum, 2 hari lagi katanya"

Sean sudah terbiasa dengan situasi seperti ini, tapi dia senang karena keluarganya saling menyayangi.

"Kak, Agatha seneng banget udah jadi kakak kelas. Hits lagi hahaaahaa" ucap Agatha secara tiba tiba mengganti topik pembicaraan yang tadinya membicarakan ayahnya, eh malah jadi dia yang curhat.

"Jadi gitu aja bangga, boleh bangga kalau pinter" jawab Sean sinis.

"Yaelah, Agatha kan selalu masuk 3 besar. Berarti Agatha pinter dong, wleee" jelas Agatha tidak mau kalah dengan kakak nya itu.

***

Di lain tempat, Salma masih berdiri termenung di balkon kamarnya.

"Ya Allah, kapan Salma bisa main bareng temen temen tanpa harus takut kalau Salma bakal sakit nanti. Kapan Salma bisa sembuh?
Salma mohon, kalaupun Salam harus tetap begini, tolong buat hari hari Salma bersinar dengan dikelilingi banyak teman dan orang orang yang Salma sayang juga orang orang yang sayang sama Salma"
Pandangan mata Salma terus mamandang lurus ke arah bulan, dimana bulan tidak kesepian karena bintang bintang berada di sisinya.

.
.
.
.
.

Maafkan jika ceritanya kadang nggak nyambung atau gimana heheee

My Sweet Boy (S2 END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang