Aku tak mengerti apa maksud dari semua ini. Semuanya terlalu mendadak.
🐾🐾🐾
Aina sudah duduk manis dibangkunya, tapi sudah hampir bel masuk Amel belum juga datang. Ia yakin pasti Amel terlambat bangun karena biasanya Amel tiba di sekolah pagi pagi sekali.
Tetttt tettttt tettttt
Bel masuk berbunyi, tepat pada saat itu Amel datang dengan nafas terengah engah.
"Kesiangan?" tanya Aina pada Amel yang baru saja duduk di sebelahnya. Gadis itu masih sibuk mengatur nafas sehabis berlari.
Amel hanya mengangguk lalu meneguk air mineral yang ia bawa dari rumah hingga habis setengah.
Aina membuka tas nya dan menemukan jas putih yang sepertinya bukan miliknya. Ah iya, ia baru ingat. Tadi pagi Elang memintanya membawa jas laboratorium laki laki itu. Sehabis jam istirahat Elang akan memakainya untuk praktikum.
"Nanti aja ah, pas jam istirahat gue kasih" gumamnya lalu mengeluarkan buku buku pelajaran yang akan dipelajari pagi ini.
🐾🐾🐾
"Ayok, kantin. Apa lo mau ke perpus? Apa pengen di kelas aja?" tanya Amel yang sudah tau kebiasaan Aina yang sangat susah di ajak ke kantin.
"Lo duluan aja, Mel. Gue mau ngasih jas lab ke Elang dulu, nanti gue nyusul kok" jawab Aina seraya tersenyum.
"Oke deh"
Amel berjalan keluar lebih dulu. Sedangkan Aina melangkah menuju kelas Elang yang lumayan berjarak jauh dari kelasnya.
Di sepanjang koridor, banyak sekali siswi yang menatapnya sinis, sebabnya tidak lain adalah karena ia dekat dengan Elang. Tentu saja fans fans suaminya itu tidak terima. Juga tak jarang dari mereka yang tersenyum meremehkan. Aina hanya diam tak ingin berurusan dengan mereka. Ia juga mulai terbiasa dengan semua ini.
Langkah Aina terhenti tepat di depan pintu kelas Elang yang sudah sepi, hanya ada beberapa anak saja di dalam sana termasuk Elang dan, em seorang gadis. Entah kenapa mereka terlihat sangat akrab, ya memang sih Elang itu sosok yang mudah akrab dengan semua orang apalagi perempuan. Dan Aina selalu bersikap biasa saja karena ia tau bagaimana perasaan Elang kepadanya dan juga kepada gadis gadis itu. Tapi entah kenapa rasanya sedikit berbeda dengan gadis yang sedang bersama Elang di dalam sana. Ada sedikit rasa sakit dan rasa sesak di dadanya. Hanya ada Elang, ketiga sahabat Elang dan gadis itu. Elang tampak menyandarkan dirinya di meja dan gadis itu berdiri di depannya dengan jarak yang sangat dekat sedangkan ketiga sahabat Elang berjarak sedikit jauh dari kedua orang itu.
Dadanya bergemuruh melihat Elang tersenyum bahkan tertawa bersama gadis itu. Tapi siapa gadis itu? Ia tak mengenalnya namun wajah itu terlihat tidak asing baginya.
"Ah iya, gue ingat dia siapa" ucapnya lirih.
Ia ingin masuk dan memberikan jas ini tapi kenapa kakinya seakan menempel kuat pada lantai pijakannya saat ini?
"Adinda" panggil Aina lirih saat melihat teman sekelas Elang yang hendak memasuki kelas, ia mengenal siswi bernama Adinda itu karena saat kelas 10 mereka sempat mengikuti ekskul yang sama.
"Iya kenapa?"
"Nitip ini buat Elang ya" Adinda mengangguk lalu menerima jas yang diberikan Aina.
"Makasih ya, kalau gitu gue duluan" setelah itu dia pergi dari sana, dia tidak ingin ke kantin, tidak ingin ke perpustakaan dan tidak ingin kembali ke kelas juga.
Ia masuk ke dalam toilet, mengunci diri di salah satu bilik. Duduk di sana sambil memikirkan sesuatu.
"Gue hampir lupa sama orang itu, apa dia ancaman buat rumah tangga gue?" ucapnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Boy (S2 END)
Teen FictionS2. My Sweet Boy 1 judul 2 cerita Seperti sebuah keluarga yang pasti akan diteruskan ke generasi selanjutnya. Kini kisah Sean dan Salma yang berakhir bahagia juga akan diteruskan oleh buah cinta mereka. Akankah kisah ini juga akan berakhir bahagia...