🎀S A T U🎀

669 24 2
                                    

Jika aku pergi, apa mereka bahagia?
~Salma Maurine Yerina

SELAMAT MEMBACA
***

"Kondisi Salma saat ini sudah mulai membaik, tapi kita tetap harus memperhatikannya, terlebih lagi saat ini Salma akan masuk sekolah kan" ucap seseorang yang menggunakan jas putih ala dokter.
"Tapi Salma bisa sembuh kan, Dok?" ucap seorang wanita yang berusia sekitar 39 tahun itu. "Hanya Tuhan yang bisa membantu, Bu. Kalau begitu saya permisi."

Sepasang mata yang tadinya terpejam kini mulai nemampakkan keindahannya, namun kali ini hanya ada tatapan sendu disana.
"Ma.." suara lemah itu memecah lamunan Rahma "Eh Salma sayang, kamu udah sadar. Jangan banyak gerak dulu, Nak." terlihat jelas kekhawatiran seorang ibu terhadap anaknya.
"Ma, kalau salma pergi, mama sama papa pasti nggak repot lagi ngurusin salma. Mama papa pasti bahagia." entah apa yang ada dipikiran gadis cantik itu, tapi kata kata itu jelas mampu membuat yang mendengar pun tak ingin itu terjadi.

"Heyy Salma, jangan bicara gitu. Mama sama papa akan sangat hancur kalau itu terjadi" jujur dalam hati Rahma, dia sudah menganggap dirinya tidak pantas disebut sebagai ibu karena tidak bisa menjaga anaknya agar tetap sehat, tapi inilah takdir Tuhan yang tidak bisa diubah oleh siapapun. Dia yakin bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan lebih dari kemampuan hambanya.

"Udah, sekarang kamu istirahat ya. Seminggu lagi kan kamu udah masuk sekolah. Okay?" terlihat jelas senyuman yang terukir di bibir Salma kala mendengar bahwa ia akan segera masuk sekolah.
"Okay, Ma. Makasih ya Ma" jawab Salma begitu antusias.

***
"Pagi Mama, pagi Papa" gadis cantik itu tengah menuruni anak tangga dan menuju meja makan, tempat dimana kedua orang tuanya berada.
"Pagi Cantik, udah siap sekolah ni?" tanya Andi, ayah Salma. "Siap banget dong, Pa." jawab Salma dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya.

"Inget ya, Sal kalau nanti kamu ngerasa nggak enak badan kamu langsung bilang ke osis atau guru disana. Apalagi kan 3 hari kedepan kamu MOS, pasti kegiatannya banyak. Mama nggak mau kamu kenapa napa" ucap Rahma seraya menyiapkan sarapan untuk Salma dan Andi, suaminya. "Iya, Ma. Salma janji nggak akan kenapa napa" jawab Salma dengan sedikit murung karena dia ingat bahwa dia tidak seperti anak remaja seusianya.

***

"Jaga diri baik baik ya, Salma. Nanti yang jemput kamu Mang Uja"
"Iya, Pa"
Gadis cantik itu melangkahkan kaki masuk ke dalam gedung sekolah melewati pagar yang menjulang tinggi bertuliskan 'SMA CITA GEMILANG'
Gadis itu terus melangkah menuju aula sekolah, karena siswa siswi baru belum tau mereka akan ditempatkan di kelas apa.

"SALMAAA..." Salma sedikit terkejut dengan seseorang yang memanggil namanya. Dia adalah seorang gadis yang sepantaran dengannya. "Adel, nggak usah teriak teriak ih. Nanti ganggu yang lain" Salma menyambut gadis itu dengan pelukan hangat.
"Ya ampun, Sal. Udah lama kita nggak ketemu, kangen tau nggak sih." ucap Adel yang merupakan sahabat kecil Salma. "Iya, Del. Gue juga kangen banget sama lo" jawab Salma dengan senyumannya.

"Mohon perhatiannya sebentar. Silakan kalian duduk di kursi yang telah disediakan panitia MOS, sebelumnya perkenalkan nama saya Cicilia Putri Azura kelas 12 Ips 2, kalian bisa panggil saya kak Zura. Disini saya selaku humas di acara MOS tahun ini" ucap salah satu anggota osis berambut panjang yang memecah keributan siswa siswi baru yang berada di dalam aula.

Terlihat seorang laki laki yang mengambil alih mic yang ada di tangan perempuan tadi. "Assalamualaikum wr wb. Sebelumnya perkenalkan nama saya Zaynsa Seananda Alvaro kelas 11 Ips 3,saya adalah ketua osis SMA Cita Gemilang dan sekaligus ketua panitia MOS tahun ini. Nanti kalian akan dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok akan dipandu oleh osis. Terima kasih, wassalamu'alaikum wr wb" setelah itu laki laki yang bernama Zaynsa Seananda Alvaro langsung menyerahkan mic kepada perempuan tadi.

"Ada yang mau ditanyakan lagi tentang penjelasan dari Kak Sean?"
Ucap perempuan berambut panjang itu.

Salma pov

Nggak tau kenapa gue ngerasa nggak asing sama kak Sean. Apa itu cuma perasaan gue aja ya, ah bodo amat deh.

Seperti yang dibilang kak Sean tadi kalau kita semua bakal dibagi jadi beberapa kelompok, gue dapet kelompok 4, dan gue seneng karena sekelompok sama Adel. Ya maklum aja, di sekolah ini gue nggak kenal sama siapa siapa.

Kelompok udah selesai di bentuk, dan kakak osis perempuan yang tadi itu bacain nama panitia yang jadi pemandu kelompok. "Emm kalo gitu saya bacain nama pemandunya ya. Kelompok 1 sama kak Arfan, kelompok 2 sama kak Rinjani, kelompok 3 sama kak Jasen, kelompok 4 sama kak Sean,
Kelompok bla bla bla.."

Nggak tau kenapa gue ngerasa pusing banget, padahal gue udah sarapan dan minum obat, kenapa pusing gini ya.

"Udah kenal sama saya kan?" kak Sean tiba tiba aja dateng dan tanya ke kelompok gue. "Udah, Kak" jawab anggota kelompok gue kecuali gue yang masih ngerasa pusing banget.

"Okay sekarang berdiri dan ikuti saya" kata kak Sean dengan nada tegasnya. Sesampainya dilapangan, pandangan gue kaya kabur sampe semuanya gelap.

Brukk..

.
.
.
.
.

Maaf jika banyak kesalahan penulisan di cerita My Sweet Boy, maklum aja ini cerita pertama aku heeheee:v. Semoga kalian suka ya, jangan lupa vote dan comment, karena comment kalian juga sangat membantu.

Makasihhhh😊

My Sweet Boy (S2 END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang