T I G A D U A (END)

161 9 4
                                    

Detak jantung.

~My Sweet Boy

...***...

"Dokter gimana keadaan Salma" tanya Sean saat dokter yang merawat Salma keluar dari ICU.

Dokter itu menarik nafas panjang lalu menghembuskannya, "Kami sudah melakukan yang terbaik untuk pasien, tapi tuhan berkehendak lain. Pasien meninggal dunia"

Bagai petir yang menyambar, semua yang berada di sana tidak percaya dengan apa yang dokter katakan. Rahma tiba tiba saja pingsan saat mendengar kabar itu.

"Nggak, nggak mungkin dok. Dokter nggak usah becanda, nggak lucu dok" Sean terbawa emosinya, ia memukul dinding rumah sakit hingga tangannya terluka tapi ia tidak peduli dengan lukanya. Ia menerobos masuk ke ruang ICU, langkahnya melambat saat para perawat melepas alat bantu Salma satu per satu.

"Sal?"

"Sayang, jangan becanda dong. Nggak lucu sumpah"

Satu persatu keluarga dan sahabat Salma masuk ke ICU, mereka berkumpul di sana. Shiera menunggu Rahma di UGD karena tadi ia pingsan. Andi papa Salma sudah meminta pada pihak rumah sakit untuk mengurus jenazah Salma, ia sempat terpukul dengan kenyataan ini. Tapi ia harus menguatkan istrinya.

"Sean" panggil Andi dengan hati hati

"Ikhlasin Salma, Nak. Papa sudah ikhlas kalau Salma sudah dipanggil. Itu akan membuat Salma tidak merasa sakit lagi. Kita semua harus kuat dan ikhlas" Andi memang sosok ayah yang sangat tegar, bahkan ia mampu menguatkan orang lain saat putrinya telah tiada.

"Dokter, detak jantungnya kembali" teriak seorang perawat.

Semua yang berada di sana dibuat kaget karena perkataan perawat tadi. Dokter juga begitu, lalu ia kembali memeriksa tanda vitalnya.

"Maaf, tolong keluar dulu. Pasien akan kami periksa"

Setelah kurang lebih 15 menit menunggu, akhirnya dokter keluar dan membawa sebuah kabar.

"Alhamdulillah, ini semua keajaiban Tuhan. Salma bisa kembali berkumpul bersama kita semua. Bahkan dia sudah melewati masa krisisnya, keadaannya cukup normal. Kami akan memindahkan Salma ke ruang rawat. Kalau begitu saya permisi"

"Alhamdulillah, terima kasih banyak Dokter" ucap Andi

****

Salma sudah berada di ruang rawat, keadaannya jauh lebih baik. Sekarang sudah malam tapi Salma masih belum bisa tidur, mungkin karena ia sudah banyak tidur sebelumnya, hehee.

Sahabat sahabat Salma dan Sean juga baru saja pulang, sama dengan orang tua Salma dan Sean yang sudah terlihat sangat lelah. Sebenarnya Shiera menolak untuk pulang dulu, tapi Salma meminta agar Shiera istirahat dulu. Jadilah hanya Sean yang menunggu Salma.

"Sal, jahat kamu mah" rengek Sean dengan bibirnya yang dimaju majukan tanda ia sedang cemberut.

"Ya maap, hehee" jawab salma dengan cengiran lebarnya.

Sean menggenggam kedua tangan Salma, menatap manik mata Salma lekat lekat, "Jangan gitu lagi ya?" Salma mengangguk mantap.

"Jangan bikin kita semua sedih" Salma mengangguk lagi.

"Jangan bikin aku nangis karena kehilangan kamu" kali ini Salma tertawa renyah.

"Ck. Kok ketawa sih?"

"Kamu nangis?" tanya Salma masih dengan tawanya

"Kamu kira kehilangan orang yang berarti di hidup kita itu nggak sakit rasanya?"

My Sweet Boy (S2 END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang