Sampai saat ini belum ada tanda tanda aku mencintaimu, tapi tidak ada yang tau kan bagaimana satu menit kedepannya?
🐾🐾🐾
"Hari ini hari terakhir sebelum pertunangan. Lo boleh kok batalin kalau lo emang nggak bisa nerima perjodohan ini" ucap Elang saat ia sedang berjalan di koridor sekolah menuju tempat ia memarkirkan motornya. Ia berani membahas tentang perjodohan karena memang sekolahnya ini sudah sepi.
"Gue nggak akan lakuin itu, karena kalau gue lakuin itu sama aja gue udah nyakitin orang tua gue, begitupun orang tua lo yang udah baik banget sama gue" jawab Aina sambil terus berjalan.
"Oke" balas Elang singkat.
"Kita jalan yuk" lanjutnya, Aina mendongak untuk menatap Elang yang lebih tinggi darinya.
"Lah ini kita kan lagi jalan" jawab Aina membuat Elang menepuk dahinya sendiri.
"Iya sih, tapi maksud gue, kita jalan jalan kemana gitu. Mall atau taman atau terserah lo deh gue ikut aja"
"Boleh, ke taman aja gimana? Udah sore juga. Takut kemaleman kalau ngemall"
Jawaban Aina membuat Elang sedikit heran, kemarin Aina sangat cuek dah dingin tapi hari ini Aina sudah mulai mencair. Biarlah, semoga saja terus seperti ini. Tapi jujur, Elang sedikit canggung dengan situasi ini. Biasanya ia akan terlihat sangat percaya diri dalam urusan melelehkan hati para gadis, tapi dengan Aina, rasanya sungguh berbeda. Elang jadi harus memikirkan dulu kata kata yang keluar dari mulutnya agar Aina tidak salah mengartikan.
Motor sport berwarna hitam itu membelah jalanan kota dengan kecepatan rata rata. Aina duduk dengan tenang sambil memegang tas punggung Elang, Elang tersenyum saat melihat wajah cantik Aina dari kaca spion. Terlihat rambut Aina yang beterbangan kesana kemari karena angin. Elang jadi gemas sendiri.
Sekitar 15 menit, mereka sudah sampai di taman kota. Tidak terlalu ramai padahal sekarang malam Sabtu.
Aina turun lebih dulu di ikuti Elang. Aina menyerahkan helm yang ia pakai pada pemiliknya, dengan senang hati Elang menerimanya dan menyimpannya di atas motor.
Aina membeku ditempat saat jemari Elang dengan lembut menyisir rambutnya yang berantakan. Wajah mereka kini hanya menyisakan jarak beberapa centi saja. Hal itu sukses membuat jantung Aina berdetak dua kali lebih cepat.
"Udah, gini kan rapih. Lain kali di iket aja" Aina hanya mengangguk karena jujur Aina sangat grogi sekarang.
"Yuk" Elang berjalan lebih dulu meninggalkan Aina yang masih mematung. Sedetik kemudian Aina tersadar lalu segera mengikuti Elang.
"Ish, dasar nggak romantis. Masa gue ditinggalin" gumam Aina, tentu saja tidak dapat didengar oleh Elang.
Mereka duduk di bangku yang dekat dengan pohon pohon rindang.
"Gue boleh tanya nggak, Na?" tanya Elang ragu ragu.
"Hmm"
"Buset dah, balik lagi cueknya" batin Elang.
"Lo punya pacar sebelumnya?" Elang menatap Aina dari samping, terlihat gadis itu masih bungkam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Boy (S2 END)
JugendliteraturS2. My Sweet Boy 1 judul 2 cerita Seperti sebuah keluarga yang pasti akan diteruskan ke generasi selanjutnya. Kini kisah Sean dan Salma yang berakhir bahagia juga akan diteruskan oleh buah cinta mereka. Akankah kisah ini juga akan berakhir bahagia...