Jangan pergi saat ini
~Zaynsa Seananda Alvaro
...***...
Waktu begitu cepat berlalu, sekarang Sean, Arfan dan Jasen sudah kelas 12. Salma, Adel, Manda dan Nia sudah kelas 11. Agatha juga sudah masuk kelas 10 di sekolah yang sama.
Kalau kalian pikir hubungan Sean dan Salma selama ini baik baik saja, itu semua salah. Pada kenyataannya Salma dan Sean sering berselisih paham. Tapi untungnya mereka selalu belajar dari kesalahan kesalahan sebelumnya, mereka sadar kalau mereka tidak boleh egois.
Sama halnya dengan Adel dan Arfan, hubungan keduanya juga banyak rintangan tapi mereka bisa mengatasinya dengan baik. Jasen? Laki laki itu sudah tidak mengejar Agatha karena pada kenyataannya Agatha sudah berpacaran dengan teman SMP nya dan sekarang pun mereka 1 sekolah lagi di SMA. Jasen tidak terlalu sakit hati karena ia juga tidak terlalu menganggap serius. Tapi sekarang Jasen sedang berusaha meluluhkan hati Manda yang masih trauma dengan yang namanya cinta.
Akhir akhir ini penyakit Salma sering kali kambuh, Sean cemas dengan keadaan Salma yang semakin lemah. Tapi hal itu tidak membuat Sean ingin meninggalkan Salma, justru Salma yang sering merasa tidak pantas bersama Sean karena ia yang sering jatuh sakit dan menyusahkan Sean.
Ngomong ngomong soal Azura, gadis itu sempat dilaporkan ke polisi, tapi Salma meminta agar Sean tidak melakukan itu karena waktu itu Azura sudah kelas 12 dan ia harus ujian. Dan sekarang Azura sudah sadar dan bersikap baik. Hubungan persahabatannya dengan Rinjani juga kembali baik seperti semula.
Sedangkan Nathan? Laki laki itu sudah tidak sekolah di SMA Cita Gemilang. Ia memutuskan untuk pindah ke Bogor dengan ibunya.
****
"Maafin aku ya udah sering bikin kamu repot"
"Siapa yang ngerasa direpotin. Ini udah tugas aku jaga kamu, selalu ada buat kamu sayang" ucap Sean lalu mengusap rambut Salma lembut.
Hari ini Salma baru saja keluar dari rumah sakit setelah 4 hari dirawat.
"Ya udah kamu istirahat ya, biar nggak lemes lagi" perintah Sean dengan lembut
"Okay bossqueee" Sean terkekeh geli dengan kalimat Salma dengan nada manjanya, ia tak tahan lalu mencubit gemas pipi Salma.
"Aww sakit tau" rengek Salma memegangi kedua pipinya yang memerah akibat cubitan dan, karena malu juga.
"Hehee iya maap sayang, abisan kamu lucu banget" ucap Sean mengacak rambut Salma tanpa rasa bersalah.
"Ya udah sana pulang, nanti aku istirahat kok. Kamu nggak usah khawatir lagi. Aku janji nggak akan bikin kamu cemas dan khawatir lagi" Salma memberikan senyum terbaiknya untuk Sean.
"Ngusir aku ni ceritanya?" tanya Sean dengan nada yang sedikit didramatisir.
"Enggak ya, kamu tu juga harus istirahat. Udah sana pulang. Salam buat bunda, ayah sama Agatha"
"Iya sayang. Ya udah aku pulang ya, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
****
Sean baru saja pulang dari rumah Salma, ia ingin segera mandi dan istirahat. Tapi belum sempat ia melakukannya, Sean mengerutkan alisnya saat melihat ponselnya berdering menandakan panggilan dari seseorang.
"Halo"
"Halo Sean kerumah sakit sekarang, Salma tiba tiba pingsan"
Mendengar itu Sean sudah tidak peduli lagi dengan rasa lelahnya, ia berlari keluar kamar membuat Orang tuanya heran. Ya, kedua orang tua Sean sudah kembali ke rumah, dan ayah Sean sudah jauh lebih baik walaupun belum sembuh sepenuhnya.
Sean tiba di UGD dengan nafas yang masih naik turun. Ia melihat kedua orang tua Salma yang sedang cemas dengan keadaan putrinya didalam sana.
"Pa, Ma. Salma kenapa? Bukannya tadi dia baik baik aja?" tanya Sean hati hati
"Mama juga nggak tau, tadi waktu mama ke kamar buat bawain obat Salma, mama liat dia udah pingsan di lantai" jawab mama Salma sambil menahan isaknya.
Seorang dokter keluar dari ruang UGD dengan raut wajah yang tidak bisa dibilang baik.
"Gimana keadaan putri kami dok?"
"Kalian sedikit terlambat karena Salma sampai pingsan seperti itu. Hal itu sangat berbahaya, untungnya dia masih bisa bertahan. Tapi kami belum bisa memindahkannya ke ruang rawat, ia harus di rawat di ICU sampai kondisinya stabil"
Mama Salma begitu terpukul, ia menangis di pelukan papa Salma.
"Tapi sebenarnya ini kenapa dok. Salma baru saja keluar dari rumah sakit, kenapa dia bisa tiba tiba pingsan?"
"Kami masih belum bisa memastikan sebelum hasil lab nya keluar. Kalian boleh menemui nya tapi maksimal 2 orang karena kondisinya masih kritis"
Sean menelan salivanya dengan susah payah, ia sudah tidak tahan melihat orang yang ia cintai harus terbaring lemah di ICU, kalau boleh Sean ingin sekali saja merasakan apa yang Salma rasakan, ia rela berada di posisi Salma asalkan gadisnya bisa tersenyum dan tidak lagi merasakan sakit.
"Sean, kami masuk dulu ya, setelah itu kamu boleh masuk" Sean mengangguk mengiyakan.
Sampai akhirnya giliran Sean masuk untuk melihat kondisi gadisnya. Sean menatap nanar ke arah Salma yang masih setia menutup matanya.
Sean duduk di dekat Salma, ia menggenggam tangan kanan Salma yang bebas dari selang infus. Air matanya lolos begitu saja saat melihat Salma seperti ini untuk yang kesekian kali, tapi rasanya sungguh berbeda."Sal, aku tau kamu lagi pengen istirahat. Tapi nggak disini. Harusnya kamu udah bangun. Masa kamu tidurnya lama" ucap Sean sedikit bergetar.
"Sayang bangun dong, bentar lagi kita anniv 1 tahun lho, 2 hari lagi kan? Aku udah nyiapin sesuatu buat kamu tapi kamu harus bangun dulu" kini air mata Sean jatuh membasahi wajah tampannya.
"Eh iya kamu tau nggak? Katanya Jasen udah berhasil luluhin hatinya si Manda. Nggak jomblo lagi sahabat kita itu" ucap Sean dengan tawanya.
****
Sudah 12 hari Salma belum juga membuka matanya, setiap pulang sekolah Sean selalu datang ke rumah sakit untuk menemani Salma sampai malam, sebenarnya orang tua Salma sudah melarang Sean datang setiap hari, masalahnya Sean sudah kelas 12 takut Sean kelelahan nantinya. Tapi Sean tetap keras kepala.
Sebelumnya, di hari jadian mereka yang ke satu tahun, Sean izin tidak masuk sekolah hanya untuk menemani Salma. Sean juga membawakan hadiah untuk Salma, sebuah cincin yang melingkar indah di jari manis Salma. Sean selalu ingin berada di dekat Salma, ia berharap saat Salma membuka matanya, ada Sean disitu.
Hari ini adalah hari Minggu, Orang tua Salma, orang tua Sean, Sean, Agatha, Manda, Nia, Adel, Jasen, dan Arfan ada di rumah sakit tepatnya di luar ruang ICU. Dokter sedang memeriksa Salma di dalam, karena tiba tiba saja kondisinya menurun drastis. Rahma dan Shiera menangis di dekapan suami mereka masing masing. Sean juga sudah tak kuasa menahan tangisnya.
Adel menatap Salma dari kaca jendela, "Salma bangun dong. Lo nggak liat apa orang tua sama camer lagi nangis mikirin lo Sal. Pacar kesayangan lo juga Sal. Sumpah dia yang biasanya datar datar aja bisa kaya gini cuma ke elo Sal. Tolong bangun dong" ucap Adel tersenyum sayu.
"Dokter gimana keadaan Salma" tanya Sean saat dokter yang merawat Salma keluar dari ICU.
.
.
.
.
.
.
.Bersambung lagiii....
Maaf kalau banyak typo yakk...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Boy (S2 END)
Teen FictionS2. My Sweet Boy 1 judul 2 cerita Seperti sebuah keluarga yang pasti akan diteruskan ke generasi selanjutnya. Kini kisah Sean dan Salma yang berakhir bahagia juga akan diteruskan oleh buah cinta mereka. Akankah kisah ini juga akan berakhir bahagia...