"Gue akan rebut apapun yang jadi kebahagiaan lo"
~Zenathan Akbar
............
....****...."Maaf Sean, Bunda belum bisa jujur sama kamu dan Agatha. Belum saatnya, Nak" Ucap Shiera dalam hati, sambil menyeka air matanya yang entah sejak kapan terjun membasahi wajahnya.
Sean duduk di tepi ranjangnya, jujur ada sesuatu yang mengganjal dihatinya. Entah apa itu, Sean juga tak tau.
Tapi Sean berpikir apakah kekacauan hatinya saat ini ada hubungannya dengan Salma. Lalu Sean segera mengambil ponselnya, dan menghubungi Salma.
Tutt... Tutt...
Hallo
Terdengar suara dari seberang sana. Ya, itu suara Salma. Berarti gadis itu sedang dalam keadaan baik baik saja.
Lo nggakpapa?
I-iya. Kenapa?
Nggakpapa
Tutt...
Sean mengakhiri panggililannya.
"Ternyata dia baik baik aja. Tapi kenapa gue ngerasa ada yang nggak beres. Ah udah lah, mungkin gue cuma capek"
Tadinya Sean ingin segera merebahkan tubuhnya di kasur king size nya, tapi ia mengurungkan niatnya karena ingat akan apa yang membuatnya buru buru pulang saat mengantar Salma.
Ya, dia harus belajar malam ini karena besok ada ulangan fisika. Mengingat guru nya yang punya sifat dingin tapi diam diam mematikan itu membuat Sean harus benar benar belajar dengan serius.
Sean tergolong siswa yang bisa dibilang pintar dan tidak mudah menyerah, tapi untuk mata pelajaran kali ini dia menyerah.
Kadang ia berpikir, dia mengambil program ips, tapi kenapa di kelas 11 masih ada fisika. Ia pikir lintas minat hanya ada di kelas 10. Tapi mau bagaimana lagi, kehidupan harus terus dijalani.
****
Sean bangun dari tidurnya. Ia merasa badannya yang sedikit sakit akibat posisi tidurnya yang semalam terlelap di meja belajarnya.
Sean berdiri dari posisi, merentangkan tangan dan menarik nafas panjang berharap pegal legal yang ia rasakan segera hilang.
Setelah selesai melakukan ritual paginya, Sean segera turun dan langsung pamit kesekolah tanpa sarapan terlebih dahulu.
"Eh Sean, sarapan dulu"
"Nggak usah, Ma. Nanti aja di sekolah, Sean buru buru. Assalamualaikum" ucap Sean sambil mencium punggung tangan Shiera.
"Waalaikumsalam, hati hati" Suara Shiera yang sedikit berteriak karena Sean yang sudah mulai hilang dari pandangannya.
Sudah terhitung 2 hari ini Sean menjemput Salma untuk pergi ke sekolah, terbukti saat ini keduanya berada dalam satu mobil yang melaju dengan kecepatan normal.
Keduanya juga sudah terbiasa dengan situasi canggung diawal dan perlahan mencair di tengah perjalanan.
"Ekhemm" Sean berdehem memberikan isyarat untuk Salma agar menatapnya.
"What?" tanya Salma dengan menaikkan satu alisnya.
"Nggak?" jawab Sean singkat.
"Hmmm" sinis Salma.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Boy (S2 END)
Fiksi RemajaS2. My Sweet Boy 1 judul 2 cerita Seperti sebuah keluarga yang pasti akan diteruskan ke generasi selanjutnya. Kini kisah Sean dan Salma yang berakhir bahagia juga akan diteruskan oleh buah cinta mereka. Akankah kisah ini juga akan berakhir bahagia...