"Terima kasih, karenamu hari hariku yang tadinya gelap sekarang sudah berhasil menemukan seberkas cahaya yang menuntunku menemukan warna baru selain hitam, putih dan abu abu."
~Salma Maurine Yerina
............
....****....
"Duh kok deg deg an gini ya?"
Tanpa disadari keduanya mengucap kalimat yang sama dalam hati masing masing.
Di dalam mobil mereka berdua hanya fokus pada kegiatan masing masing. Sean yang fokus menyetir dan Salma yang sibuk mengotak atik ponselnya.
Lagi lagi suasana canggung mengiringi perjalanan mereka. Sean berdehem untuk menetralkan suasana.
"Ehemm" Salma menoleh ke arah Sean dengan tatapannya yang seolah bertanya 'kenapa?'
Sean yang paham dengan tatapan itu langsung angkat bicara.
"Gue bukan supir lo, ajak ngobrol kek. Ini malah diem aja sibuk sama hp nya" gerutu Sean yang tetap fokus pada jalanan yang terlihat masih sepi.
"Ishh, gimana sih. Tadi malem aja aku kamu an. Sekarang lo gue lagi, dasar nggak konsisten" cibir Salma dalam hati.
"Hehee ya maaf Kak, lagi ngecek ig ni" Salma menjawab dengan tersenyum yang memperlihatkan deretan giginya.
"Akun ig lo namanya apa?" Sean bertanya seakan dia benar benar tidak tau, padahal dia sudah tau lewat postingan Agatha beberapa minggu lalu.
"Emm aku udah follow kakak. Tapi belum di Follback" jawab Salma malu malu.
"Emang iya?" Sean bingung, kenapa ia tidak tau.
"Tapi boong" Salma terkekeh seraya memegangi perutnya.
"hmmm" kini Sean pun kesal karena tipuan Salma yang menurutnya tidak lucu sama sekali. Untung sayang, ups.
"Lo kenal Agatha?" lanjutnya
"Agatha Carissa Ziva?" tanya Salma
"Iya"
"Kenal dong, dia itu sahabat aku dari aku kelas 8. Nggak banyak yang tau kalau aku punya sahabat yang namanya Agatha, kebanyakan orang tau nya sahabat aku cuma Adel. Karena emang dulu aku orangnya nggak pernah bergaul sama orang. Aku sama Agatha nggak satu SMP sih. Kita ketemu pas ada olimpiade Bahasa Inggris waktu itu. Jadi kita deket deh, sekarang dia masih kelas 9. Aku kangen banget sama dia udah lama nggak ketemu." jawab Salma panjang kali lebar.
"Gue cuma tanya kenal apa enggak. Nggak nanya macem macem"
Salma yang mendengar itu pun meniup anak rambut yang menutupi wajahnya dengan kasar sambil melipat kedua tangannya didepan dada. Sean yang menyaksikan tingkah Salma hanya bisa tersenyum. Menurutnya ini benar benar menggemaskan.
Salma menoleh lagi kearah Sean, kali ini dengan ekspresi yang berbeda dari sebelumnya.
"Kok kak Sean tanya tentang Agatha? Kak Sean kenal?" Tanya Salma dengan nada menyelidik
"Adek gue"
Salma membulatkan matanya kala mendengar jawaban Sean. Sebuah fakta yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya.
"Serius?" Sean hanya mengangguk membenarkan.
"Nanti pulang sekolah lo kerumah gue ya, Bunda sama Agatha mau ketemu lo. Nanti biar gue izin ke Tante Rahma" Salma mengangguk mengiyakan ajakan Sean untuk bertemu Agatha dan Bundanya Sean.
Sama halnya dengan Salma, Agatha juga terkejut ketika tau kalau Salma adalah sosok perempuan yang sedang ditaksir kakaknya.
****
Sesampainya di sekolah tepatnya di parkiran, sejak keluar dari mobil hampir semua mata tertuju ke arah mereka berdua.
Mereka berjalan beriringan tanpa memperdulikan orang orang sekitar
"Omg kak Sean!! Kok bareng cewek lain sih"
"Ishh ceweknya biasa aja, cantikan gue kemana mana"
"Ih mereka berdua cocok deh, adem liatnya"
"Ihh Sean ku kok bareng cewek sih"
"Eneng patah hati Bang"
"Ceweknya cakep, mending buat gue"
"Ceweknya bening Broo"
Begitulah yang didengar Sean dan Salma dari parkiran hingga sudah hampir sampai di kelas Salma. Tidak laki laki tidak perempuan, semuanya sama saja. Ada tatapan suka dan tidak suka, walaupun sebagian besar adalah tatapan tidak suka.
Salma merasa risih dengan tatapan orang orang, rasanya seperti habis mencuri dan ketahuan warga saja.
Sean yang sadar akan keresahan Salma lewat raut wajah gadis itu pun membisikkan sesuatu ditelinga kanannya"Santai aja, anggep mereka nggak ada" setelah itu mereka kembali berjalan normal.
Letak kelas salma berada di lantai satu dekat tangga yang menuju lantai dua dimana kelas Sean berada. Jadi Sean berjalan ke kelasnya dan sekaligus bisa memastikan Salma selamat sampai kelas.
Di depan kelas bertuliskan 'X Mipa 1' itu sudah terdapat 3 makhluk yang tak lain dan tak bukan adalah Adel, Nia, dan Manda.
Ketiga gadis itu langsung memeluk Salma erat erat. Sean melanjutkan langkahnya karena sudah memastikan keamanan Salma.
"Aaaaa... Kita kangen banget sama Lo" ucap mereka bertiga dengan kompak dan melepaskan pelukan mereka.
"Salma juga kangen Adel, Nia sama Manda"
Mereka bertempat kembali berpelukan saling melepas rindu yang teramat dalam itu, persis seperti orang yang sudah tidak bertemu 5 tahun lamanya.
"Ehemm ehemmm, yang berangkat bareng Kak Sean niii" ucap Nia
"Yang kayaknya udah deket banget niii" lanjut Manda
"Yang bentar lagi nggak jomblo niii" sambung Adel
"Ihh apasih sih" jawab Salma malu malu.
"Udah nggak usah salting gitu. Muka lo udah merah tu" ucapan Manda sontak membuat Salma menangkup wajahnya dengan kedua tangan.
"Tau tu, masih aja malu malu sama kita" cibir Adel
"Lo tau nggak Sal, selama lo belum sadar kak Sean tu selalu uring uringan nggak jelas. Nggak dateng rapat osis lah, nggak napsu makan lah, marah marah nggak jelas, dan ya gitu deh" jelas Nia panjang lebar.
Salma hanya ber-oh ria mendengar hal itu dari ketiga sahabatnya.
Bel masuk menginterupsikan keempat gadis itu untuk masuk ke dalam kelas. Salma dan Manda masuk kelas X Mipa 1 sedangkan Adel dan Nia masuk kelas X Mipa 2.
****
Salma terus tersenyum mengingat ucapan Nia yang mengatakan bahwa selama dirinya belum sadar, Sean selalu uring uringan tidak jelas.
"Apa kak Sean mikirin Salma?" emmm makasih kak Sean udah bikin hari hari Salma luar biasa" serunya dalam hati.
.
.
.
.
.
.
.
Dalam setiap masalah pasti ada hikmahnya, kalau kita sabar dan kuat menghadapinya...
Bocoran sedikit ni kalau di part part selanjutnya bakal ngebahas tentang Sean dan keluarganya...
❤️❤️❤️
Maaf banyak typo
Makasih buat yang udah baca, vote, dan comment.
Jangan lupa share cerita ini ke temen temen kalian yaaa ❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Boy (S2 END)
أدب المراهقينS2. My Sweet Boy 1 judul 2 cerita Seperti sebuah keluarga yang pasti akan diteruskan ke generasi selanjutnya. Kini kisah Sean dan Salma yang berakhir bahagia juga akan diteruskan oleh buah cinta mereka. Akankah kisah ini juga akan berakhir bahagia...
