S2|Wedding DAY!

64 4 3
                                    

Kita sudah sepenuhnya terikat. Entah ini awal dari kebahagiaan atau awal dari penderitaan.

🐾🐾🐾


Aina duduk di depan meja riasnya, menatap dirinya yang sudah siap dengan gaun dan riasan natural yang semakin mempercantik dirinya. Jujur sedari tadi malam ia tak bisa tidur memikirkan apa yang akan terjadi hari ini. Ingin rasanya ia kabur sekarang juga. Tapi ia tak ingin membuat kedua orang tuanya bersedih dan akan menganggung malu nantinya.

Ia belum siap menjadi seorang istri. Ia jadi teringat pesan Mamanya tadi malam.

Flashback on

"Aina" panggil Airin lembut

"Iya, Ma" jawab Aina dengan nada yang sama sekali tak bersemangat.

"Maafin Mama ya, tapi mama sama papa melakukan semua ini demi kebaikan kamu. Mama yakin tidak akan butuh waktu lama kalian pasti bisa saling mencintai" ucap Airin sambil mengusap rambut panjang putrinya.

"Aina tau kok, Ma. Keputusan Mama dan papa pasti baik untuk Aina. Aina bahagia kalau mama dan papa bahagia"

"Makasih sayang" ibu dan anak itu kini tengah berpelukan. Setelah dirasa puas, mereka melepaskan pelukannya. Air mata Airin lolos begitu saja saat melihat putrinya yang sebentar lagi akan ia lepas. Jujur saja Airin belum sepenuhnya rela namun ini semua demi kebaikan Aina sendiri.

"Mama jangan nangis dong" ucap Aina sambil menghapus air mata Airin.

"Enggak, Mama nggak nangis. Sayang, mama bahagia, Nak, kamu harus bisa jadi istri yang baik ya. Melayani suami kamu dengan ikhlas. Yang nurut sama suami. Kalau mau melakukan apa apa biasakan izin dulu" Aina mengangguk mengiyakan nasihat dari Airin.

Flashback off.

Aina menghembuskan nafas panjangnya. Ia harus siap dengan segala resiko, ia akan berusaha menjadi seperti yang diinginkan orang tuanya, walaupun ia sangat malas jika harus hidup bersama Elang yang mungkin beberapa menit yang akan datang sudah resmi menjadi suaminya.

Ceklek

Aina menoleh menatap pintu yang baru saja dibuka lalu menampilkan Mama dan calon ibu mertuanya. Kedua wanita itu tersenyum hangat melihat Aina, Aina juga membalas senyuman itu sama hangatnya walaupun terdapat perasaan aneh dihatinya.

"Cantik sekali anak Mama" puji Airin saat melihat putrinya dengan gaun yang melekat indah di tubuh ramping Aina.

"Iya, mantu Bunda sangat cantik"

"Makasih Mama, Tante" balas Aina tersenyum manis.

"Eitts kok tante sih, Bunda dong sayang. Kan sebentar lagi kamu jadi mantu Bunda" ucap Salma.

"Iya Bunda"

Airin dan Salma sama sama tersenyum.

Sementara di lain tempat, tepatnya di ruang tengah rumah Aina yang sudah terdapat banyak orang yang akan menjadi saksi pernikahan ini. Elang nampak gugup, tangannya dingin dan sedikit gemetar saat akan menjabat tangan Bagas.

"Sudah siap?"

Elang mengangguk sebagai jawaban. Setelah itu ia menjabat tangan Bagas, Bagas bisa merasakan tangan calon menantunya yang kini sudah sedingin es. Hal yang wajar untuk seseorang yang akan mengucapkan ijab qobul.

"Saudara Elang Raihan Alvaro Bin Zaynsa Seananda Alvaro Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Ainara Khanza Leoni Binti Bagas Leonard dengan maskawin berupa seperangkat alat sholat dan uang tunai senilai××××, tunai"

My Sweet Boy (S2 END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang