S2|Akhir

118 4 5
                                        

Biarlah semua tau, kita adalah pasangan yang saling mencintai.

🐾🐾🐾

"Gue nggak rela lo jahatin sahabat gue!"

"Gue sama sekali nggak tau, udah berapa kali gue bilang, gue nggak tau!"

"Lo nggak usah ngelak lagi, udah jelas je-"

"Gue nggak nyangka ada sahabat yang nyelakain sahabatnya sendiri, demi egonya" ucap Satya memotong ucapan Amel.

"Maksudnya?" tanya Amel menatap Satya lekat.

Elang, Ara dan Aina hanya melihat dan mendengarkan drama yang terjadi di hadapan mereka ini.

"Gue yakin Ardan nggak mungkin lakuin ini sendirian" ucap Bima. Semua langsung beralih menatap Bima.

"Dan waktu di kantor polisi, kita bertiga minta pengakuan dari Ardan" sambung Reska.

"Dan dia ngaku kalau dia kerja sama, sama Lauren dan," ucapan Bima masih menggantung, dan semuanya pun menanti kelanjutan kalimat itu.

"Amel"

Amel mendadak beku, semuanya menatap Amel dengan tatapan tak percaya, terutama Aina.

"Amel, lo kenapa lakuin itu ke gue?" tanya Aina sambil menangis.

"Nggak, Na. Gue nggak mungkin lakuin itu. Ardan pasti cuma bohong" bantah Amel.

"Lo nggak usah ngelak, semua bukti udah ada. Bukti chat lo sama Ardan dan Lauren. Dan bukti pemesanan kamar hotel yang atas nama lo" Aina semakin terisak dengan penjelasan Satya.

"Kenapa hiks, Mel. Hiks" Elang mengepalkan tangannya, ingin sekali ia menghabisi Amel sekarang juga. Namun ia masih punya jati diri sebagai laki laki yang tak akan menghajar perempuan.

"Oke gue ngaku! Gue udah lama suka Elang. Puas lo Aina! Gue mau lo hancur dan gue bisa dapetin Elang. Dan asal lo tau, Lauren itu sepupu gue. Dia relain Elang dan mau bantu gue buat hancurin lo. Dan gue juga manfaatin Ardan bego itu. Puas kalian tau semua ini?!" teriak Amel menggebu gebu.

"Ara nggak nyangka kak Amel lakuin ini. Ada ngerasa bersalah udah curiga sama kak Claryn yang sama sekali nggak bersalah. Tapi dengan teganya kak Amel nuduh orang lain atas perbuatan kakak sendiri. Kakak tuh egois dan nggak pernah mikirin perasaan orang lain" ucap Ara terdengar santai namun terasa menusuk.

Amel melengos sambil bersedekap dada.

"Eh lo udah ngelakuin ini semua dan bukannya minta maaf lo malah nggak tau malu gini. Emangnya lo pikir gue bakalan mau sama lo walaupun gue nggak tau kelakuan busuk lo ini. Nggak nyangka gue sama lo, orang yang terlihat baik ternyata nggak baik sama sekali" kalimat panjang dari Elang membuat Amel menunduk.

Amel menangis lalu memeluk Aina, "Na, maafin gue, maaf. Lo boleh hukum gue, Na. Lo boleh seret gue ke kantor polisi asal lo maafin gue, Na" semuanya menatap Amel yang memeluk erat Aina.

"Udah, Mel. Gue maafin lo kok. Manusia pasti pernah melakukan kesalahan" Amel melepaskan pelukannya. Ia tersenyum melihat Aina.

"Makasih, Na. Gue nggak tau apa yang memengaruhi gue buat jahat sama lo, bahkan lo baik banget sama gue, Na. Makasih banyak, Na" Aina membalas senyuman Amel lalu mengangguk.

"Gue pamit, Na. Mungkin setelah ini gue akan pergi dari kalian semua"

"Kenapa harus pergi?"

"Gue butuh waktu buat berdamai sama diri gue sendiri. Gue pamit ya" ucap Amel tersenyum tulus.

My Sweet Boy (S2 END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang