1 tahun kemudian
"Sal, aku berangkat ke kantor dulu ya. Jagain yang ada di sini" ucap Sean seraya mengusap lembut perut Salma yang mulai membesar.
Salam dan Sean sudah menikah dan sekarang Salma sedang mengandung, usia kandungannya sudah menginjak 7 bulan.
Kehamilan Salma sering kali membuat Sean kelelahan karena keinginan dari si calon buah hati yang aneh aneh. Seperti meminta Bubur ayam langganan mereka saat sudah jam 10 malam, meminta agar Sean foto bersama polisi lalu lintas, dan masih banyak lagi. Tapi Sean melakukan itu dengan senang hati, melihat istrinya tersenyum puas memberikan kebahagiaan tersendiri untuknya, senyum Salma membuat lelahnya seketika menghilang.
Malam ini Sean baru saja sampai rumah, tadi juga ia sempat meminta izin pada istrinya dan istrinya juga mengizinkan.
Sean melihat Salma sudah tertidur membelakanginya, tapi terlihat sesuatu yang aneh di sana, ia melihat punggung Salma yang bergetar dan terdengar isakan kecil disana.
"Sayang, kenapa?" tanya Sean lalu memeluk tubuh istrinya.
"Kamu jahat huaaaaa" tangisnya semakin pecah saat Sean bertanya padanya.
"Maaf sayang, aku pulang malem karena ada beberapa berkas yang harus aku periksa" ucapnya sambil terus mengusap rambut panjang istrinya, ia paham kalau ini adalah bawaan hamil, mood Salma sering sekali berubah ubah diluar dugaan.
Salma masih terus membenamkan kepalanya di dada bidang suaminya, ia sendiri tidak tau kenapa ia jadi seperti ini. Saat sudah mulai tenang Salma mendongak menatap suaminya dengan mata yang terus mengerling manja. Sean pun mengerutkan alisnya, walaupun sebenarnya ia tidak kaget dengan hal ini, ia yakin kalau sebentar lagi Salma akan meminta sesuatu.
"Kenapa hm?"
"Mau es kelapa muda"
"Mana ada es kelapa muda malem malem gini sayang" Sean berusaha membuat Salma mengerti, tapi keinginan itu tetap harus dipenuhi kalau tidak Salma akan menangis semalaman dan tidak membiarkan Sean tidur di kamar. Pernah waktu itu saat Salma meminta Bubur ayam, Sean tidak menurutinya lalu Salma menangis semalaman dan mengunci Sean di luar kamar, mau tidak mau Sean harus mencari bubur itu. Untungnya ia tau dimana tempat tinggal penjual bubur itu, walaupun ia tidak enak mengganggu waktu istirahat penjual bubur ayam.
"Pokoknya mau es kelapa muda sekarang!" Sean menghembuskan nafasnya pelan lalu mengangguk disertai usapan kecil di perut Salma, "Papa cariin dulu ya es kelapa mudanya, jangan nakal di perut mama, sabar ya. Papa janji nggak lama kok cari nya" lalu mengecup lembut perut besar Salma.
"Tunggu ya, aku cariin dulu" kali ini ciumannya beralih ke kening istrinya, setelah itu beranjak mencari es kelapa muda yang entah masih ada atau tidak malam malam begini.
Setelah kurang lebih satu jam, Sean datang dengan membawa pesanan istri dan calon anaknya. Mata Salma berbinar saat melihat Sean datang membawa es kelapa muda yang ia inginkan.
"Makasih papa" pekik Salma kegirangan lalu memeluk suaminya
"Sama sama Mama" Sean juga membalas pelukan Salma lebih erat.
Kalau kalian ingin tau dimana Sean mendapat es kelapa muda. Sean mencari tau rumah pemilik warung yang biasanya menjual es kelapa muda, beruntung di rumah penjualnya masih menyimpan kelapa muda yang masih utuh, alhamdulillah Sean bisa memenuhi keinginan istri dan calon anaknya.
****
Tiga bulan berlalu, hari ini Salma sedang berjuang untuk melahirkan buah hatinya, Sean sangat cemas menunggu Salma, sama halnya dengan orang tua Salma dan Sean yang juga cemas.
Tangisan bayi yang cukup keras terdengar sampai ke luar ruang bersalin, bibir Sean terangkat saat mendengar tangisan bayi itu, sampai dokter yang membantu Salma melahirkan keluar dari ruang bersalin.
"Gimana keadaan istri dan anak saya dok, apa mereka baik baik saja"
"Alhamdulillah, ibu dan anaknya selamat dan sehat pak, anak bapak laki laki, tampan tanpa kurang suatu apapun. Bayinya sudah dibersihkan pak, bapak boleh masuk"
Tanpa pikir panjang lagi Sean, orang tua Sean dan orang tua Salma masuk ke dalam ruangan tempat dimana Salma dan anaknya berada.
Sean menggendong putra kecilnya, mengecupnya lalu mengadzaninya. Tak terasa air matanya turun membasahi wajahnya, ia sangat bahagia karena kini ia resmi menjadi seorang ayah.
"Anak kita cowok, ganteng kaya kamu. Tapi liat deh hidungnya mirip aku" ucap Salma. Sean pun mengangguk dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya.
"Duh cucu nenek ganteng banget sih" ucap Shiera
"Iya ini, cucu oma ganteng banget. Semoga kamu jadi anak yang soleh ya Nak" sambung Rahma
"Aamiin" semua yang ada di ruangan itu pun mengamini doa doa yang dipanjatkan untuk anak Sean dan Salma.
****
Elang Raihan Alvaro, nama itu yang diberikan Sean dan Salma untuk putranya yang kini menginjak usia 17 tahun. Keluarga kecilnya ini sangatlah harmonis apalagi saat usia Elang 1 tahun, Salma mengandung anak keduanya. Jangan ditanya bagaimana keadaan saat itu, sama persis seperti saat mengandung anak pertama. Dan sekarang anak keduanya itu sudah menginjak usia 15 tahun yang di beri nama Irisha Dara Ivania.
Elang dan Dara bersekolah di tempat yang sama, hanya beda angkatan saja, Elang sudah kelas 12 sedangkan Dara masih kelas 10.
Usia yang semakin menua tidak membuat keromantisan Sean dan Salma memudar, justru kasih sayang dan cinta mereka semakin besar, mereka telah berjanji satu sama lain untuk saling menjaga satu sama lain, mendidik kedua anak mereka agar menjadi anak yang taat agama, berbakti kepada orang tua dan berguna bagi agama, Nusa dan Bangsa.
××_______________××
Terima kasih yang setulus tulusnya saya ucapkan untuk teman teman semuanya.....
Sean Salma pamit ya... 👋
Maaf kalau ceritanya nggak ada feelnya, maaf juga banyak typo dan kegajeannya...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Boy (S2 END)
Подростковая литератураS2. My Sweet Boy 1 judul 2 cerita Seperti sebuah keluarga yang pasti akan diteruskan ke generasi selanjutnya. Kini kisah Sean dan Salma yang berakhir bahagia juga akan diteruskan oleh buah cinta mereka. Akankah kisah ini juga akan berakhir bahagia...