Sekarang memang belum, tapi tidak menutup kemungkinan untuk rasa itu akan hadir tidak lama lagi.
🐾🐾🐾
Setelah dari acara makan malam sekaligus acara perjodohan Elang dan Aina, Ara tak henti hentinya menggoda Elang. Dari mereka keluar restoran sampai ke rumah, Ara masih belum bisa diam.
"Cie abang udah punya jodoh, nggak jomblo lagi cie" goda Ara membuat Elang mendengus.
"Apaansih, Ra. Diem deh" kesal Elang. Elang akui Aina sangat cantik dan manis, dan Elang juka mengidamkan sosok itu. Tapi untuk menikah diusia muda belum sempat ia pikirkan sebelumnya. Pikirannya melayang jauh, apakah nanti ia bisa bertanggung jawab? Apakah nanti sikapnya tidak akan menyakiti Aina? Pikiran buruk tentang dirinya yang nantinya tidak bisa membina rumah tangga yang baik terus berputar di kepalanya.
"Kak Aina cantik ya, Bang? Ara suka deh" selain menggoda Elang, Ara juga terus memuji kelebihan Aina.
"Tapi kasihan ya kak Aina, dapetnya yang modelan abang" ucap Ara membuat Elang mendelik.
"Heh, enak aja. Beruntung tuh dia dapet yang ganteng" Elang tidak terima Ara berbicara seperti itu. Memangnya seburuk apa dirinya sampai Aina harus dikasihani.
"Udah Ara, jangan digodain terus abangnya" Salma sendiri jengah mendengar kedua anaknya yang tak henti hentinya berdebat.
🐾🐾🐾
Elang pov
Makan malam keluarga yang gue kira cuma sekedar makan malam biasa malah menjadi suatu hal yang bisa dibilang luar biasa. Gue sempat nggak percaya saat orang tua gue dan sahabat orang tua gue yang mau jodohin gue sama anak sahabat orang tua gue itu.
Pas pertama gue liat si calon itu di sekolah waktu kelas 11. Dan waktu itu juga gue bersikap biasa aja karena gue pikir dia juga salah satu fans gue, emang pede gila sih. Tapi ternyata semua itu salah. Dia adalah orang nomor satu yang nggak suka gue karena kelakuan gue yang suka buat rusuh dan cuma mainin cewek. Sebenarnya gue nggak mainin cewek, dosa. Tapi gue cuma menjadikan mereka hiburan, hehee sama aja sih. Tapi serius gue nggak minta mereka buat deketin gue. Mereka sendiri yang datang ke gue. Gue ladenin tapi nggak ada satupun yang gue seriusin karena gue tau mereka itu cuma terobsesi aja.
Udah lama gue nggak liat cewek itu sampai akhirnya gue penasaran dan mulai tertarik sama dia. Gue udah mau bertindak saat sahabat gue menyarankan buat nyeriusin satu cewek. Tapi sebelum gue bertindak, gue keduluan orang tua gue sendiri yang malah udah punya rencana perjodohan buat gue sama cewek itu, Aina namanya.
Awalnya gue seneng banget dong, walaupun jelas banget keliatan kalau si Aina nggak suka. Dan gue juga mulai mikir, gue belum ada rasa cinta buat Aina dan gue yakin Aina juga begitu. Gue nerima perjodohan ini karena gue sadar sama kelakuan gue yang sering bikin Ayah dan Bunda pusing, maka dari itu gue coba buat orang tua bahagia. Untuk saat ini gue cuma berharap rasa cinta itu akan segera tumbuh di antara kita.
Elang pov end.
🐾🐾🐾
Aina pov
Nggak biasanya Mama nyuruh gue pulang cepet. Tapi kali ini Mama nyuruh gue langsung pulang nggak pake mampir mampir, dan gue nurut aja. Nggak sering ini. Begitu sampai rumah, Mama langsung nyuruh gue mandi dan siap siap ikut Mama sama Papa ketemu sama rekan bisnisnya. Awalnya sih gue nolak tapi kata Mama sekali sekali ikut nggakpapa. Yaudah gue nurut aja.
Makan malam di restoran mewah, gue sempat males banget buat turun dari mobil. Ya iya lah males, terus gue mau apa nanti kalau udah sampai sana? Diem aja gitu dengerin orang tua ngomong bisnis? Gue paling benci hal itu, lebih baik gue nonton drama korea semaleman.
Pas udah sampai, gue pamit ke toilet dulu. Setelah selesai di toilet gue langsung ke tempat yang udah di kasih tau Mama sebelumnya. Sebuah private room. Gue lihat di sana udah ada Mama sama Papa, dan ada empat orang lain yang gue yakin mereka adalah orang yang dimaksud Mama dan Papa.
Pas udah bener bener sampai, gue sedikit kaget karena di situ ada orang yang gue kenal, tapi mungkin dia nggak kenal gue. Dia itu Elang, most wanted di sekolah gue dan dia itu terkenal Badboy sekaligus Playboy. Dan di situ juga ada anak perempuan yang setau gue dia adiknya Elang. Gue langsung menetralkan ekspresi gue saat Elang natap gue.
Gue dikenalin sama sahabat orang tua gue. Dan mereka itu orang tua Elang. Setelah itu gue kenalan juga sama Elang dan adiknya. Sebenarnya sih nggak usah kenalan juga gue udah tau. Tapi ya gue mau pura pura nggak tau aja. Karena jujur gue orangnya pendiem, nggak suka keramaian, maka dari itu gue sering menghabiskan waktu istirahat di kelas atau perpus. Dan hal itu mungkin membuat Elang ataupun adiknya nggak kenal sama gue. Nama adiknya itu Ara, manis anaknya, dan emang asik juga. Beda sama kakaknya yang sok asik itu. Sebenarnya agak risih pas Elang terus natap gue. Nggak terima dong, langsung aja gue pelototin, eh malah dia kedip kedip nggak jelas gitu, ewww geli sendiri gue.
Makan malam ini di isi dengan obrolan obrolan ringan, dan gue juga nggak terlalu bosan karena ngobrol sama Ara. Gue nggak nganggep Elang sama sekali, karena Elangnya juga cuma diem sesekali Elang cek cok sama Ara, dan itu keliatan, lucu?
Tenang, santai dan nyaman. Sampai semuanya hilang waktu keempat orang tua itu bilang kalau gue sama Elang mau dijodohin.
What! Gue nggak mau lah, gue berusaha buat nolak perjodohan ini tanpa harus mengecewakan orang tua gue. Tapi semakin gue nolak, keliatan banget orang tua gue kecewa. Sebel banget waktu liat Elang cuma diem aja nggak ada niat buat bantu nolak. Terserahlah, dan gue terus berusaha buat nolak. Tapi gue semakin nggak percaya waktu Elang nerima perjodohan ini. Ah pokoknya gue pengen banget buang dia ke laut sekarang juga. Gue natap dia tajam tapi lagi lagi dianya malah kedip kedip nggak jelas bikin gue geli. Gue mau protes tapi keduluan dia lagi, dan yang bikin tambah nggak percaya itu alasan dia yang nggak mau ngecewain orang tua dan mau bahagiain orang tuanya. Wow! Seorang Elang juga bisa berbakti ternyata.
Gue nggak tenang, itu artinya sekarang gue nggak ada pendukung buat nolak dong. Mama terus aja minta gue nerima perjodohan ini dengan alasan supaya ada yang jaga gue. Alasan klasik sih sebenernya tapi mau gimana lagi? Gue tau persis gimana Mama, walaupun gue nggak mau pasti tetep di paksa. Kadang gue nggak suka tapi setelah gue jalanin pasti semua itu berbuah manis. Tapi gue nggak yakin sama yang sekarang ini. Gue harus nikah di usia muda? Dengan orang yang nggak gue suka bahkan gue selalu berdoa supaya nggak dapet jodoh kaya Elang ini.
Setelah itu Elang ngajak gue ngobrol berdua, gue mau karena kita emang perlu itu. Dan setelah ngobrol panjang gue sama dia sepakat buat menerima perjodohan ini dengan dasar membahagiakan orang tau masing masing. Tapi gue sama dia tetap berusaha membuka hati untuk menumbuhkan cinta diantara kita. Karena baik dia maupun gue cuma mau menikah sekali seumur hidup. Secara tidak langsung gue akan hidup sama elang selamanya ya? Kalau sampai cinta itu benar benar ada.
Aina pov end.
TBC
EEh si Neng Ara yang selalu godain Abangnya:v
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Boy (S2 END)
Teen FictionS2. My Sweet Boy 1 judul 2 cerita Seperti sebuah keluarga yang pasti akan diteruskan ke generasi selanjutnya. Kini kisah Sean dan Salma yang berakhir bahagia juga akan diteruskan oleh buah cinta mereka. Akankah kisah ini juga akan berakhir bahagia...