D U A D E L A P A N

93 6 0
                                    

Harus ikut pikiran
atau kata hati?

~Salma Maurine Yerina

....***....

Salma memperhatikan Sean dari celah jendela, air matanya lolos tanpa ia sadari. Ia berlari menuju kamarnya, membanting tubuhnya ke atas ranjang. Hatinya bergemuruh setelah melihat video dari seseorang yang tidak ia kenal, video yang memperhatikan Sean sedang bermesraan dengan perempuan selain dirinya. Itu semua membuat dia bingung harus mempercayai Sean yang bahkan belum tau alasan Salma seperti ini atau percaya dengan video itu.

****

"Lo kenapa senyam senyum gitu, udah nggak waras?"

"Lo liat besok di sekolah, Sean sama Salma pasti nggak akan berangkat atau pulang bareng lagi" ucap Nathan dengan senyum devilnya.

"Maksud lo?" tanya Zura sedikit bingung, bagaimana bisa seperti itu padahal ia belum melakukan apapun.

Nathan memberikan ponselnya pada Zura, Zura mengamati betul video itu. Dan senyum puas terbit di bibir Zura.

"Jadi selama ini lo bikin video ini?" tanya Zura

Nathan mengangguk lalu menarik nafas santai, "Butuh waktu buat bikin video itu terlihat lebih nyata"

Keduanya tersenyum penuh kemenangan, mereka sudah menebak apa yang akan terjadi besok.

"Jadi selagi Sean dan Salma itu diem dieman atau mungkin berantem, lo gunain kesempatan itu buat deketin si Sean"

"Tapi kan Sean nggak bakal benci dong sama Salma, yang ada Salma yang benci Sean. Otomatis Sean bakal nolak kalo gue deketin. Enak di elo nggak enak di gue dong" protes Zura.

Nathan memutar bola matanya malas, "Ck. Eh, yang susah payah bikin video ini gue, lo nggak ada peran sama sekali. Masih mending gue bantu biar cepet dapetin Sean"

"Eh, gue nggak ada peran karena lo nggak komunikasi ke gue" gerutu Zura.

"Yang penting lo udah dapet kesempatan, gunain ini sebaik mungkin, dasar ga ada otak" ucap Nathan seraya menoyor kepala Zura. Membuat Zura terus mengumpati Nathan.

"Bangsat lo"

"Jadi ini rencana kalian" lirih seseorang yang tak jauh dari Nathan dan Azura.

****

Sean tengah berada di sebuah mini maret, persediaan cemilannya sudah mulai habis. Tapi pikirannya saat ini bukan celiman, melainkan sikap Salma yang tiba tiba berubah. Membuat Sean tidak fokus lalu menabrak seseorang yang juga tengah belanja.

"Eh sorry" ucap Sean lalu berjongkok memunguti belanjaannya.

"Kak Rinjani?" ucap Sean saat menyadari bahwa yang bertabrakan dengannya adalah Rinjani.

"Sean, kebetulan ketemu disini. Ada sesuatu yang pengen gue omongin"

Sean mengerutkan alisnya, "Tentang?"

"Salma" satu kata dari mulut Rinjani mampu membuat telinga Sean terbuka, siap untuk mendengarkan.

"Salma?" tanya Sean.

My Sweet Boy (S2 END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang