Salju turun dengan santainya minggu ini,seperti hari-hari sebelumnya.Tetes demi tetes salju menjatuhkan diri ke pohon Sakura yang tinggal batangnya saja.Terlihat seorang anak dengan surai merah menyala sedang memandangi pohon,mengingat pohon yang dihadapannya itu pernah tumbuh bunga sakura yang sangat lebat.
"Nee...sangat sepi di sini ya,Sakura-san" anak dengan surai merah itu mengajak bicara pohon yang sangat tinggi dan kokoh.
"Riku.." seorang anak yang mirip bagaikan cerminannya dengan surai yang berwarna merah muda dan bermuka lebih tegas namun terlihat manis,sudah berada di belakang anak yang dipanggilnya Riku.Yang dipanggil pun menghadap kesumber suara.
"Ah..Tenn-nii"
"Sudah lumayan lama kamu memandangi pohon itu,ayo cepat kita kembali ke rumah,Ayah sudah menunggu,lagi pula kamu baru saja pulang dari rumah sakit,aku tidak ingin kamu kambuh lagi"
"Tapi Tenn-nii,pohon ini kedinginan,dia juga sendiri lihatlah Tenn-nii,disini tidak ada pohon lain yang hidup,kasihan Sakura-san"Tenn hanya terkaget melihat Riku yang sedih menatap pohon Sakura yang bisa dibilang sudah tua,bahkan Riku juga memberi nama untuk pohon itu,yah ini sudah menjadi kebiasaan Riku jika dia sudah suka dengan lingkungannya.Tenn tersenyum simpul dan mendekati duplikatnya itu.
"Riku.." dipeluknya tubuh lemah yang mudah tumbang itu,"Nee..kita kan masih bisa kesini besok,sekarang kita pulang dulu,Ayah akan khawatir kalau kita tidak pulang,nanti Riku juga kena marah Ayah kalau kedinginan dan kambuh lagi hemm...?"
"Tapi.." Riku mulai berkaca-kaca.Ini sudah posisi gawat untuk Tenn,jika Riku sudah merajuk,maka Tenn harus menuruti apa kemauan Riku.
"Begini saja Riku" kini Tenn melepaskan pelukannya dan menatap serius Riku."Kita buat boneka salju yang kecil untuk menemani Sakura-san disini ya,pasti Sakura-san tidak kesepian iya kan?"Tenn tersenyum halus sambil mengusap surai merah milik Riku.
"Ahh benar,kita buat saja boneka itu Tenn-nii" Riku mulai tersenyum lebar dan bersemangat kembali.
Mereka berdua membuat boneka salju seperti yang mereka harapkan.Dua boneka pun sudah berhasil mereka buat,dengan hidung dan tangan terbuat dari ranting.
"Uwaahhh..Tenn-nii lihat,boneka ini lucu sekali" Riku tersenyum sumringah lima jarinya.Dia mengambil boneka-boneka itu dan menaruhnya dibawah pohon Sakura."Sakura-san,dengan begini tidak kesepian lagi kan,Riku dan Tenn-nii pulang dulu ya,besok pasti kesini lagi"
Riku menatap keatas dan merasakan pundaknya yang semakin berat,tatapan matanya memburam hingga akhirnya dia terjatuh.BRUKK..
Tenn yang berada dibelakangnya menangkap tubuh lemas adiknya itu.
"RIKU..." Tenn berteriak dan menggoyangkan tubuh Riku berharap dia mau bangun,namun Tenn semakin panik ketika melihat Riku yang semakin kesusahan bernafas.'Gawat dia kambuh'.Tenn benar-benar pucat dan kebingungan.Tak habis akal,dia melepas syal dan jaket miliknya dan memakaikannya ketubuh Riku.Digendongnya tubuh lemas yang masih mencari-cari pasokan oksigen itu.
"Riku,bertahanlah..kita akan segera pulang oke.."
"Uhuk..Tenn..niihh..uhuk..uhuk.."Tenn merasa kacau,ada rasa kesal karena Riku tidak mau menuruti perkataannya,namun dia juga merasa kasihan karena Riku kambuh lagi,padahal baru satu minggu dia keluar dari rumah sakit,dia juga bingung bagaimana merangkai kata untuk sekedar membuat alasan bicara pada Ayahnya.Lebih sial lagi,dia juga menuruti perkataan Riku tadi,seharusnya dia memaksa Riku pulang walaupun dia menangis nantinya.Namun apa boleh buat,kini nasi sudah menjadi bubur,kalaupun bisa mengulang waktu,Tenn tidak akan mengijinkan Riku untuk keluar sekedar melihat pohon Sakura.
Kini mereka berada didepan rumah,Tenn bingung mau membawa Riku pulang atau ke Rumah sakit,namun dia akhirnya membawanya pulang,karena jarak Tenn sebelumnya dan rumah sakit lumayan jauh,dia takut Riku tidak bisa bertahan lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Melodies
NouvellesRiku akan memulai kehidupan baru di Tokyo. "Untuk apa kamu tetap mengejar dia?" "Karena aku ingin menjadi kuat seperti Tenn-nii" . . . . Seperti apa ya kisah dia mengejar Idol sekaligus kakaknya? #Typo berserakan gomen>\\< #Gomen juga kalau malah ja...