◾ Selamat Membaca ◾
_____
Sudah hampir dua hari berlalu, Gladis mendiamkan Juna karena masalah ia yang suka merokok dan tidak jujur dari awal. Waktunya di Jakarta tinggal dua hari lagi, Juna sampai frustasi memikirkan bagaimana membuat cewek itu memaafkannya. Jika sudah seperti ini Juna dibuat susah, susah hati susah pikiran.
“Udah dong, lusa gue balik masa lo mau marah terus sama gue,” bujuk Juna.
Mereka sedang ada di kolam renang rumah Gladis.
“Lo aja nggak bisa jujur sama gue.” Cecar Gladis.
“Salah satu hal yang bikin gue takut, masalah kecil kayak gini aja lo nggak mau jujur sama gue, apalagi masalah besar. Gue jamin gue bakalan tahu dari orang lain dulu sebelum dari lo sendiri.”
“Lo sadar nggak sih, lo banyak berubah?” tanya Gladis.
“Tapi ‘kan Dis, di sana—“
“Nggak usah bilang karena pergaulan,” potong Gladis.
“Gue nggak suka di potong kalau lagi ngomong ya, Dis.”
Gladis menoleh, “Gue juga nggak suka dibohongi. Tambah umur ya seharusnya tambah sadar diri, lo udah dewasa seharusnya bisa filter mana yang baik mana yang buruk.”
Oke. Mendapat ceramah itu tidak enak.
“Iya, gue minta maaf.”
Gladis menghela napas, menarik kakinya dari kolam renang lalu berdiri. “Minta maaf sama diri lo sendiri yang udah lo rusak, bukan sama gue.”
“Udah dong, masalah sepele nggak usah di perpanjang gini.”
“Iya.”
Juna memegang kedua bahu Gladis, sementara cewek itu memilih memalingkan wajahnya, tidak mau kontak mata dengan Juna.
“Di maafin ‘kan?” Juna mengusap rambut Gladis lembut.
Gladis diam.
“Iya ‘kan?”
Gladis menarik napas dalam, menatap Juna lalu menunduk. Ia mengangguk pelan, “Jangan diulang lagi.”
“Iya nggak,” Juna tersenyum, menarik Gladis dalam dekapannya.
Gladis selalu begitu, ia merasa kalah jika sudah dibujuk dengan kata sederhana Juna. Ia juga bukan tipe wanita yang bisa marah terlalu lama. Segampang itu membuatnya luluh.
❤❤❤
Juna memainkan play station di kamar Gladis sejak satu jam yang lalu, setelah berbaikan dengan Gladis ia memilih untuk tidak jalan dulu. Ia meregangkan ototnya yang terasa pegal karena terlalu lama mendongak, lalu menoleh ke ranjang dan menemukan gadisnya sudah tertidur pulas sambil memeluk guling. Layar laptopnya masih memutar drama Korea dan orangnya sudah tidur. Juna berjalan mendekat, menutup laptop dan mematikan pendingin ruangan lalu menyelimuti Gladis.
Juna suka sekali memandang wajah pulas Gladis saat tertidur, saat-saat seperti ini adalah saat di mana Gladis terlihat begitu polos, seperti tidak punya beban hidup. Juna menoel pipi Gladis, membuat cewek itu menggeliat ke samping, mengerjapkan matanya yang masih memberat. Matanya sembab karena sehabis menangis setelah menonton drama.
KAMU SEDANG MEMBACA
TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)
Teen FictionCerita ini diikutsertakan dalam event #gmghuntingwriters2021 . . . Kepercayaan layaknya cangkang telur, kamu harus menjaganya supaya tetap utuh. Jika sampai kamu membuatnya pecah, segalanya tidak akan berjalan seperti semula lagi. Meruntuhkan keperc...