◽ Selamat Membaca ◽
_____
Di bawah senja, setelah Gladis lelah berlarian sambil membentangkan tangannya menyapu rumput ilalang, ia berakhir dengan terjatuh di atas rerumputan sambil tertawa puas. Dari kejauhan, Juna datang membawa banyak balon dan sebuket bunga.
"Sayang," Gladis melambaikan tangan, menunggu Juna yang berlari kecil ke arahnya.
Hap.
Mereka berpelukan sampai berputar-putar, sampai balon yang ada di genggaman Juna terlepas dan terbang ke angkasa bebas. Gladis tertawa renyah bersama Juna, mereka melonggarkan pelukan dan bersitatap satu sama lain.
Tiba-tiba Juna berlutut, menyodorkan sebuket bunga ke arah Gladis sambil menunjukkan senyum tulusnya. Gladis sampai membekap bibirnya sendiri saking senang dan bercampur haru.
"Gladisya, will you marry me?"
Bunyi alarm dari jam wecker di kamar Gladis berbunyi lagi untuk yang ke dua kali. Berbarengan dengan gedoran Sarah di pintu dan teriakan wanita itu yang akhirnya masuk ke gendang telinga Gladis. Mengacaukan mimpi indahnya yang sebentar lagi mencapai puncak.
"GLADIS, KATANYA MAU BANGUN PAGI KAMU?"
Tubuh Gladis jatuh dari atas kasur, bersamaan dengan pekikannya yang mengatakan, "Yes, I will." Beruntungnya di bawah masih ada karpet bulu yang membuatnya tidak terlalu merasakan sakit.
Gladis berdecak, tangannya terulur mematikan jam wecker berbentuk kepala doraemon itu dengan kasar. "Ternyata cuma mimpi," gerutunya.
Gadis itu berjalan membuka pintu dan menunjukkan muka bantal pada Sarah yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.
"Alarm dari tadi bunyi, kamu baru bangun?"
Gladis menyengir.
"Mandi sana, katanya mau ikut Mama. Jangan lama-lama, nanti Mama tinggal."
"Iya-iya, Ma."
Gladis menutup pintu, bukannya mandi ia justru merebahkan tubuhnya lagi ke kasur. Berusaha terpejam untuk melanjutkan mimpinya yang tampak nyata, yang mungkin ada season kedua. Lama Gladis berusaha mendapatkan rasa kantuknya, ia menyerah.
"Gue nggak bisa tidur lagi buat lanjut mimpinya." Dengus Gladis. "Lagian gue 'kan udah putus lama sama Juna."
Gladis melihat kalender di meja belajar. Terhitung sudah dua bulan berlalu, sejak ia memutuskan hubungannya dengan Juna. Secepat itu? Dan dia masih sering tenggelam dalam kenangan dan sering bermimpi Juna.
❤❤❤
Mama terus mengomel karena Gladis yang lama mandi dan membuat mereka jalan kesiangan. Sementara Gladis hanya mendengarkan dengan acuh omelan dari Mama, ia memilih sarapan di mobil dengan dua tumpuk roti bakar isi selai kacang. Mama mengendarai mobilnya melawan kemacetan Ibu Kota yang kian hari kian bertambah.
"Gladis udah kabarin Om Gala belum?" tanya Mama di sela-sela fokusnya menyetir.
Gladis menoleh, "Kabarin apa, Ma?"
Mama membelokkan mobilnya sebelum menjawab. "Nomor kamu 'kan ganti, nggak bilang orang tua Juna? Nanti Tante Alya cariin kamu lo."
Gladis menggaruk kepalanya. "Ah iya, Gladis lupa." Katanya.
"Kabarin sayang, takutnya mereka ada perlu sama kamu."
Gladis mengangguk, ia langsung meraih ponselnya dan mengirim pesan singkat pada Tante Alya. Sudah lama Gladis tidak berkunjung ke rumah Juna, bercanda dengan Athaya atau sekadar menyapa sang Ibu mantan pacarnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)
Genç KurguCerita ini diikutsertakan dalam event #gmghuntingwriters2021 . . . Kepercayaan layaknya cangkang telur, kamu harus menjaganya supaya tetap utuh. Jika sampai kamu membuatnya pecah, segalanya tidak akan berjalan seperti semula lagi. Meruntuhkan keperc...