16

1.9K 141 10
                                    

Selamat membaca ◽

_____

Sudah hampir dua hari, perut Gladis masih saja terasa mulas. Ini karena makanan yang diberikan Ali padanya, katanya makanan itu adalah makanan yang lagi ngehitz jaman sekarang dan bodohnya Gladis percaya begitu saja.

Mendengar istilah ceker pedas, itu sudah tidak asing lagi di telinganya. Mengingat Ali baru saja menginjakkan kaki di Indonesia, mungkin cowok itu menganggap makanan berlumur bumbu sambal pedas itu hal yang baru.

Gladis mengiyakan saja saat Ali membelikannya, tapi cowok itu tidak mengatakan tentang level berapa ia memesan. Akhirnya Gladis tidak baik-baik saja sampai sekarang karena terlalu banyak makan ceker pedas itu.

“Dis, udah belum? Gue taruh obatnya di meja belajar, ya.” Ali mengetuk pintu kamar mandi.

“Ganggu lo!” teriak Gladis.

Ali tidak menjawab, ia tiduran di kasur Gladis dan memainkan boneka monyet yang ada di sana. Setelah berapa lama Gladis keluar, wajahnya terlihat berseri-seri seperti baru saja menyelesaikan proyek besar.

“Li, turun-turun, lo dari luar belum cuci tangan main tiduran aja. Keringat lo bau tahu!” Gladis menyuruh Ali untuk turun dari kasurnya.

Siapa yang bisa langsung membuat cowok itu nurut? Tidak ada. Sekarang Ali justru meraih guling Gladis dan menjadikannya sebagai bantal.

“Nyebelin banget sih lo—“

Gladis diam, memegangi perutnya.

“Kenapa lagi?”

“Perut gue mules lagi,” sungut Gladis, cewek itu segera berlari ke kamar mandi.

Sudah terhitung tiga kali ini, Gladis kembali bolak-balik ke kamar mandi.

Ponsel Gladis bergetar, Ali yang semula ingin memejamkan mata, terkejut. Karena mengantuk, tanpa pikir panjang Ali mengangkat telepon itu.

“Sorry, banget. Gladis-nya lagi urgent, kalau mau telepon nanti aja, ya.”

Ali menutup panggilan telepon.

“Dis,” Ali mengetuk pintu kamar mandi.

“Apa lagi, Ali! Ya ampun, gue lagi berjuang nih!”

“Ada telepon tadi, gue angkat,” teriak Ali.

“Jangan, biarin aja!”

“Udah terlanjur. Udah gue tutup juga telepon—“

Clek...

Gladis keluar membawa gayung, ia langsung menyerobot ponselnya dari tangan Ali dan mencari panggilan masuk yang baru saja berakhir. “Ali, gue udah bilang nggak usah diangkat! Bandel banget sih!”

Ali meringis saat bahunya dipukul menggunakan gayung. “Sakit,” protesnya.

“Siapa suruh lo angkat?”

“Sekali doang, takut banget.”

Gladis berkacak pinggang. “Pulang sana lo, pulang!”

Ali mengacak rambut Gladis. “Iya-iya, bawel.”

Ali segera berlari saat Gladis akan melempar gayungnya pada cowok itu, dan cowok itu segera menutup pintu kamar.

❤❤❤

Gladis menarik napas dalam, menarik guling dan memeluknya. “Tadi gue lagi di kamar mandi, maaf.”

TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang