22

2K 153 26
                                    

◽ Selamat Membaca ◽

Note : Coba putar lagu Don't watch me cry- Jorja smith.

_____

"Gladis."

Juna menarik tubuh mungil itu ke dalam dekapannya. Gladis yang terkejut dengan kedatangan Juna hanya bisa membalas pelukan itu dengan lebih erat.

"Gue takut lo kenapa-napa," ucap Juna.

Gladis menggeleng dalam pelukan Juna, "Gue baik-baik aja."

Juna sama sekali tidak mau melepaskan pelukannya barang sedetik, hingga Gladis yang beringsut mengendurkan pelukan mereka duluan. Ia mendongak, menatap mata Juna sambil tersenyum.

"Apa?"

Gladis tersenyum lebih lebar. "Udah 'kan? Udah peluk."

Juna justru menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Gladis, membuat cewek itu terkekeh akan sikap manja Juna.

"Lo ngapain di sini, siapa yang sakit?"

"Oma, Juna."

Juna mengernyit. "Oma, sakit apa?"

"Lo mau jenguk?"

"Ayo," Juna menggenggam tangan Gladis.

Gladis mengikuti langkah lebar Juna. Tangan mereka saling bertaut, Gladis menatap sendu tangannya yang di genggam begitu erat oleh kekasihnya. Ia tersenyum tipis, meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja.

❤❤❤

Keesokan harinya, Juna benar-benar mengajak Gladis untuk berkeliling kota London. Mereka mengunjungi tempat wisata, mengendarai sepeda bersama, makan es krim, membeli oleh-oleh dan banyak lagi.

"Buruan pose, Juna."

Gladis menatap sebal kekasihnya, bukannya pose senyum, Juna hanya berdiri menatap datar ke arah kamera Gladis.

Ckrek...

"Senyum, kenapa sih?"

Juna tersenyum setelah Gladis memasukkan kembali ponselnya. Dasar menyebalkan.

Deburan ombak di depan mereka, membuat Gladis memejamkan mata menikmati ketenangan yang sulit sekali di dapatkan di Jakarta. Angin yang berhembus menerbangkan rambut panjang Gladis membuat Juna berjalan menjauh, ia menyuruh Gladis berpose dan mengarahkan kamera, lalu mengambil gambar gadis itu.

"Gue udah senyum, lo nggak mau senyum," kesal Gladis.

Juna mengacak pelan rambut Gladis, "Senyum gue buat lo aja."

"Gombal."

Gladis duduk di rerumputan hijau, dan Juna mengikutinya. Cowok itu menidurkan kepalanya di bahu mungil Gladis sambil menatap hamparan lautan biru di depan mereka.

"Kenapa laut warnanya biru?" tanya Gladis.

"Kalau hijau itu pohon."

Gladis menggigit bahu Juna, hingga membuat cowok itu tergelak. "Terus jawabannya apa?" tanya Juna, balik.

Menghela napas, Gladis mulai memejamkan mata, pura-pura sedang berpikir. "Ya, karena takdir."

Juna langsung memiting Gladis di ketiaknya hingga gadis manis itu memekik dan memukul bahu Juna. Meminta untuk dibebaskan dari pitingannya.

"Ih, jangan gitu kenapa," kesal Gladis, setelah berhasil lepas dari Juna.

"Ngaco sih."

Juna memperhatikan Gladis yang sibuk merapikan rambutnya. "Kenapa Gladis suka laut?"

TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang