30

1.8K 149 26
                                    

▫ Selamat Membaca ▫
_____

Puluhan mahasiswa memenuhi aula kampus. mereka saling melepas bahagia bersama keluarga, rekan, sahabat, maupun pasangan masing-masing.

Bagi Juna, tiga tahun adalah waktu yang begitu cepat berlalu jika tidak terlalu dipikirkan dan di jalani sepenuh hati. Ia tidak menyangka bisa melewati semuanya sejauh ini dan mendapatkan gelar sarjana.

Dari kejauhan, Juna melihat Zildan berlari ke arahnya sambil membawa toga. “Kita lulus, Jun.” Zildan memeluk sahabat seperjuangan yang selama ini bersamanya melewati hari-hari berat di negara orang.

Sementara di belakang, Dera dan Anya sudah berdiri menatap mereka penuh haru. Akhirnya mereka semua dapat menyelesaikan studi mereka bersama dan sebentar lagi kehidupan nyata akan segera di mulai.

“Selamat ya, sayang.” Kalimat manis yang sukses membuat Juna menoleh. Memperhatikan bagaimana Zildan memeluk Anya penuh sayang dan bahkan mencium kening Anya lama.

Dera menepuk bahu Juna, ia tersenyum dan memberikan selamat lewat tatapan mata. Juna memeluk sahabatnya itu sekilas, lalu tidak lama Tristan datang bersama kedua orang tua Juna, sekaligus Athaya.

Mereka saling berpelukan, menyalurkan kebahagiaan satu sama lain. Mereka bangga dengan jerih payah Juna dan menghasilkan hasil akhir yang sempurna.

“Selamat ya, sayang.” Alya mengusap pipi anak laki-lakinya.

Juna mencium kedua pipi Mamanya dan memeluk wanita itu erat. Manggala juga memberinya pelukan haru sekaligus bangga pada anak laki-lakinya. Beralih pada adik perempuannya, Juna memakaikan topi kelulusannya pada Athaya lalu memeluk adiknya dengan erat.

“Selamat ya, Bang.”

Meski mereka sering bertengkar, rasanya Juna sangat merindukan Athaya, ia rindu bagaimana manjanya Athaya dan cengengnya gadis itu saat Juna jahil padanya.

Dera dan Zildan pamit duluan karena ingin merayakan hari kelulusan mereka bersama keluarga masing-masing yang sudah ada di London. Sebelum nanti malam menghadiri acara yang mereka buat untuk kumpul dengan sahabat.

“Ayo Juna.” Ajak Alya.

Tristan sudah merangkul bahu Juna, mengajaknya pergi dari aula, tetapi Juna tidak bergeming. Juna merasa ada yang kosong di ruang hatinya, ia menoleh ke belakang sekali lagi dan tidak menemukan seseorang. Hingga akhirnya ia terpaksa untuk mengikuti langkah Tristan meninggalkan aula.

❤❤❤

Sampai acara malam ini di gelar, Juna hanya duduk sambil memainkan gelas minuman di tangannya. Sesekali meneguk isinya, kemudian menatap kosong ke arah depan.

Tidak ada yang menarik, tidak ada semangat untuk ikut teman-temannya yang lain melakukan game-game yang diadakan oleh mereka. Seperti berdansa, memainkan permainan seru atau berbincang.

Juna memilih menyendiri, menikmati alunan musik yang tengah di putar sebagai pengiring dansa teman-temannya. Ia tidak berminat untuk ikut para sahabatnya yang tengah berjoget seperti orang kesetanan di tengah ruangan, padahal Tristan sudah membujuknya sejak tadi.

Terlihat dari kejauhan, Mama dan Papa sedang berbincang dengan kedua orang tua Dera dan Zildan. Interaksi itu membuat Juna menghela napas lega, setidaknya malam ini semua orang sedang bahagia.

Ponsel Juna bergetar singkat, sebuah foto dari Tante Sarah masuk. Foto Gladis yang sedang menggendong bayi mungil dan senyum gadis itu yang mengembang. Foto itu seperti sihir yang membuat Juna tersenyum tipis karena gemas. Lalu panggilan telepon masuk.

TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang