◾ SELAMAT MEMBACA ◾
_____
Juna sudah berjanji akan mengajak Gladis pergi jalan-jalan hari ini. Seminggu lagi cowok itu akan pergi ke London untuk menuntaskan pendidikannya di sana, pasti LDR lagi, jauh lagi, nggak ketemu lama dan akan sibuk dengan urusan masing-masing.
Gladis sudah siap dengan tas selempangnya, ia menunggu Juna di depan rumah sambil meminum sekotak jus berukuran sedang. Cewek dengan balutan jaket jeans itu memperhatikan beberapa tukang kebun yang sibuk merapikan tanaman hias milik mamanya yang tertanam di taman depan.
Deru motor Juna terdengar memenuhi indra pendengaran Gladis. Dengan senyum lebar dan penuh semangat Gladis menghampiri motor besar Juna yang sudah terparkir di pelataran. Motor ninja berwarna merah yang sejak SMA sudah menjadi kendaraan Juna itu tidak banyak berubah, hanya beberapa bagian saja yang di modifikasi.
“Nggak apa-apa ‘kan?” tanya Juna, mengedikkan kepalanya menunjuk motor. Ia harap Gladis tidak keberatan jalan menggunakan motor.
Juna melepas helm dan menghampiri Gladis yang sekarang justru terkekeh pelan. Gladis menggeleng, baginya sama sekali tidak masalah jika harus naik motor. Asalkan bersama Juna ia merasa sangat aman dan juga bisa mengulang masa SMA mereka yang sering naik motor ke mana-mana.
“Gue ambil helm dulu kalau gitu,” pamit Gladis.
“Helm yang dulu masih ada?” tanya Juna, penasaran.
Gladis tertawa. “Masih dong, gue rawat dengan baik.”
Juna jadi gemas untuk mengulurkan tangannya mengacak rambut Gladis. “Bagus deh, jadi gue nggak perlu keluar duit buat beliin lo helm baru.”
“Dasar!”
❤❤❤
Bicara tentang Juna yang lebih banyak tertawa bersama Gladis. Sekarang cowok itu sudah bisa lebih terbuka mengenai apa yang sedang dia rasakan dan ia juga bisa mengungkapkan apa yang dia inginkan, jika sudah dengan Gladis. Menurut Gladis, itu lebih baik dari pada Juna yang dulu hanya diam saja saat punya banyak masalah.
Angin berhembus kencang, menerbangkan rambut Gladis, bersama dengan suara Juna yang sedang membicarakan tentang teman cewek di kampusnya yang sering minta diantar pulang dan dibelikan makanan. Gladis hanya menanggapi cerita itu dengan tertawa, Juna sendiri sampai heran dengan tanggapan yang diberikan kekasihnya.
“Lo nggak ada perasaan apa gitu?” tanya Juna, menelisik wajah Gladis dari samping.
“Perasaan apa?”
“Ya... cemburu apa gimana gitu?” Juna mengedikkan bahu.
“Kalau lo nggak merespon kenapa gue harus cemburu, kecuali kalau lo merespon yang kayak gitu-gitu gue baru cemburu.”
Juna mengacak rambut Gladis. “Anak kecil belajar dari mana sih, sok bijak banget.”
“Idih, gue emang bijak dari dulu.”
“Serius, lo jadi lebih dewasa gini gue tinggal lama,” Juna tertawa renyah.
Wajah Gladis jadi berubah kesal. “Tinggal lama aja terus,” katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)
Teen FictionCerita ini diikutsertakan dalam event #gmghuntingwriters2021 . . . Kepercayaan layaknya cangkang telur, kamu harus menjaganya supaya tetap utuh. Jika sampai kamu membuatnya pecah, segalanya tidak akan berjalan seperti semula lagi. Meruntuhkan keperc...