Prolog~

9.8K 459 21
                                    

▫◾▫

Hello 🌼
Bertemu lagi dengan Gladis dan Juna yang sudah beranjak lebih dewasa 💕
Sudah mulai berfikir lebih matang, dan lebih mampu mengontrol emosi 💝

◾ Selamat Membaca ◾

_____


Kerlap-kerlip lampu menghiasi beberapa tanaman hias yang ada di taman belakang sebuah villa yang sengaja di sewa malam ini untuk perayaan ulang tahun Arjuna. Banner besar terpasang di pinggir kolam renang bertuliskan ‘Happy birthday 21’, bola-bola kecil sengaja dibiarkan mengapung di tengah kolam, dan makanan dengan jumlah banyak yang sudah memenuhi meja panjang di tengah taman.

“Tiup...tiup...”

Tristan, Dandi dan Anya berteriak heboh sambil bertepuk tangan dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Tidak lupa, Tristan mengabadikan momen penting itu agar bisa di share ke teman-temannya yang lain, yang tidak bisa hadir dalam acara.

Sementara Juna hanya menatap datar kue dan lilin yang sekarang ada di depannya, membuat Gladis kesal karena cowok itu terlalu lama mengabaikan lilin yang menyala. Tangan Gladis sudah sangat pegal memegang kue sedari tadi.

Setelah memejamkan mata untuk make a wish, Juna meniup lilin itu dan ketiga temannya yang lain bertepuk tangan tidak kalah heboh dari sebelumnya. Lalu kue berpindah dari tangan Gladis ke tangan Dandi dan aksi kejar-kejaran memperebutkan kue antara Tristan, Anya dan Dandi membuat Gladis tidak bisa menyembunyikan gelak tawa.

“Ini gue!” protes Dandi, ia langsung saja mencomot kue itu dengan tangannya, tanpa menunggu Anya memotong.

Anya melotot. “Jorok,” katanya, ia juga tak mau kalah dengan Dandi. Setengah memaksa, Anya mendapatkan coklat bertuliskan nama Arjuna yang ada di atas kue.

“Eh, Anya itu punya gue! Gue yang pesan kue ini, ya!” protes Tristan.

“Idih, alasan,” Anya menjulurkan lidahnya.

Buru-buru cewek itu berlari, meninggalkan Tristan yang tampak kesal. Tapi, akhirnya Tristan memilih kue dengan potongan lain di sana, menyusul Dandi ke dalam villa dengan bibir yang masih ngedumel tanpa suara.

Semuanya tidak luput dari perhatian Gladis, cewek itu tersenyum simpul melihat tingkah teman-temannya yang tidak banyak berubah. Meski sekarang tidak dengan formasi lengkap, setidaknya masih ada kerusuhan kecil di sana.

Juna menepuk bahu Gladis agar cewek itu berbalik ke arahnya. Tinggal mereka berdua di taman belakang.

“Udah puas?” tanya Juna, sedikit melirik pintu belakang yang tertutup.

Gladis mengangguk, ia mendongak untuk memperhatikan wajah Juna. “Tadi, make a wish apa?”

Juna tersenyum tipis, mengacak puncak kepala Gladis dengan gemas. “Rahasia,” katanya.

“Kasih tahu, dong!” Rajuknya, menggembungkan kedua pipi.

“Nggak boleh.”

“Kenapa?”

Juna menarik Gladis mendekat, agar bisa memeluk cewek yang lebih mungil dan lebih pendek darinya itu. Yang bisa menjadikan Juna lebih kuat dari apa pun jika sudah bersamanya.

“Terima kasih, Gladis,” bisik Juna.

Harapannya hanya sederhana, bisa bersama dengan Gladis sampai akhir. Tapi, semua kembali lagi pada Tuhan, takdir yang akan berjalan seiring bertambahnya usia dan berubahnya keadaan.

Juna hanya berharap, kisahnya tidak lagi serumit masa lalu. Kisahnya akan tetap seperti ini, bersama Gladis, keluarga dan teman-teman yang dia rasa sudah sangat cukup untuk melengkapi hidup Juna yang sebelumnya terasa kosong.

_____

PEMBACA BIJAK MENINGGALKAN JEJAK

🍭Okta🍭

TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang