◾Selamat Membaca◾
_____
“Kamu maunya gimana?” Alya memijat pelipisnya.
“Nggak gini, Ma.” Athaya menggeser nampan yang ada di depannya.
Sementara Juna hanya memperhatikan pertikaian kecil itu dalam diam, mulutnya sibuk mengunyah kue kering buatan mama. Athaya sedang merengek minta dibuatkan cup cake dengan bentuk karakter mickey mouse, tapi hasil yang dibuat mama tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan.
“Iya ‘kan Mama bisanya gitu, sayang,” Alya mencoba lebih bersabar.
“Ya udah,” Athaya beringsut, ia turun dari kursi lalu berjalan sambil menghentakkan kaki, kesal.
“Beli aja sama Abang,” celetuk Alya, akhirnya. Tidak tega juga melihat anaknya ngambek.
Athaya berhenti, ia menoleh pada Juna yang sedang memainkan ponsel, Juna yang merasa diperhatikan menghela napas. Tidak ada pilihan lain, apalagi sekarang Athaya tengah menunjukkan ekspresi memelas, mana mungkin Juna tega untuk menolak.
“Ya udah, Abang ganti baju sebentar,” Juna berlalu setelah mengacak puncak kepala Athaya dengan sayang.
❤❤❤Karena jarak toko kue lumayan dekat, jadi tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan apa yang Athaya mau. Setelah hampir 15 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah. Juna memarkir mobilnya di dekat mobil mama, lalu memperhatikan Athaya yang masih sibuk memakan es krim meski mesin mobil sudah dimatikan. Gadis manis yang sekarang duduk dibangku kelas tiga SD itu, masih setia memeluk kantong berisikan snack yang tadi sengaja Juna belikan saat mampir di minimarket.
“Athaya mau turun nggak?” tanya Juna.
Athaya mengangguk, ia ingin meraih kantong lain berisi cup cake yang ada di jok belakang, tapi Juna segera meraihnya. “Biar Abang yang bawa, Aya turun aja.”
Athaya turun.
Juna langsung menyusul masuk ke dalam rumah. Terdengar suara tawa yang familiar dari arah dapur yang membuat Juna melangkahkan kakinya ke sana. Ia dapat melihat, mama sedang tertawa bersama seseorang yang sejak pagi tidak membalas pesan Juna. Gladis.
“Kamu ya, kenapa bisa gitu?” Alya tertawa renyah, setelah mendengar cerita Gladis.
“Serius Tante, teman aku emang suka lupa. Jadi gosong kentangnya.”
Gladis sibuk memotong wortel sambil berbincang ringan bersama mama Juna, mereka sudah sangat akrab sejak dulu. Melihat interaksi antara dua wanita yang ia sayangi membuat perasaannya menghangat.
“Hm...” Juna berdeham.
“Itu orangnya udah pulang, Dis,” Alya menunjuk Juna yang sekarang memperhatikan mereka dari meja ruang makan yang ada di sebelah dapur.
Gladis tersenyum manis ke arah Juna.
“Ya udah sana, Juna ajak Gladis ke depan,” suruh Alya.
“Nanti aja Tante, tanggung potong wortelnya,” balas Gladis.
“Nanti kamu capek.”
“Udah biasa bantuin Mama di rumah Tante, jadi nggak apa-apa,” Gladis tersenyum.
Alya tersenyum tak kalah lebar juga. “Ya udah, Gladis potong kentangnya juga, ya.”
“Oke, Tante.”
KAMU SEDANG MEMBACA
TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)
Teen FictionCerita ini diikutsertakan dalam event #gmghuntingwriters2021 . . . Kepercayaan layaknya cangkang telur, kamu harus menjaganya supaya tetap utuh. Jika sampai kamu membuatnya pecah, segalanya tidak akan berjalan seperti semula lagi. Meruntuhkan keperc...