29

1.5K 150 18
                                    

▫️ Selamat Membaca ▫️

_____

Sarah berjalan mendekati putrinya yang terlihat sedang melamun di meja makan, padahal ini sudah sangat larut malam. Gladis yang menyadari seseorang datang dan duduk di sebelahnya, menoleh.

“Ma, belum tidur?” tanya Gladis parau.

Sarah menggeleng, tangannya terulur untuk mengusap rambut lurus putrinya. Untuk apa Gladis masih di sini jam 2 dini hari, apakah dia sedang memikirkan sesuatu?

“Kamu ngapain di sini?” tanya Sarah.

Gladis mengedikkan bahu, ia meneguk air dingin di gelas yang ada di depannya. “Ke bangun.”

Kalau boleh jujur, sebenarnya Gladis belum tidur sama sekali. Ia memikirkan banyak hal yang seharusnya tidak ia pikirkan sejauh ini, ia menakutkan sesuatu yang sebenarnya belum terjadi. Gladis menghela napas. “Bella, kirim pesan ke Gladis.” Adunya.

“Pesan apa?”

Gladis tampak ragu untuk menyampaikan. “Dia, mau berhenti kuliah.”

Sarah terlihat begitu terkejut dengan penuturan Gladis, pasalnya Bella tidak mengatakan apapun saat kemarin mereka melakukan telepon. “Bilangnya ke kamu?”

“Bella, takut pulang.”

Sarah semakin di buat bingung, sementara Gladis tidak bisa memungkiri jika sekarang jantungnya berdegup kencang, memikirkan suatu hal yang sebenarnya belum ia ketahui kebenarannya.

“Kenapa?”

“Nggak tahu, Ma.”

❤❤❤

Gladis hampir saja melempar bantal ke bawah kakinya, yang sedari tadi digelitiki oleh seseorang. Tapi, niatnya ia urungkan saat melihat seorang gadis kecil berambut hitam legam yang di kuncir satu ke belakang.

“Atha, ngapain di situ?” tanya Gladis heran.

Entah sejak kapan Athaya—adik kandung Juna ada di kamarnya. Gadis kecil itu naik ke kasur dan ikut berbaring di samping Gladis yang sekarang kembali terpejam.

“Atha ke sini sama siapa, sayang?” tanya Gladis, mirip seperti gumaman.

“Bang Juna.”

Glek.

Gladis terduduk dengan mata yang melebar, walau masih terlihat sipit. Ia menoleh horor ke arah Athaya yang sedang memeluk boneka monyet miliknya. “Serius kamu?”

Athaya terkekeh. “Ya nggak lah, Kak. Abang ‘kan belum pulang.”

Sabar.

Sabar.

Hampir saja Gladis ngompol di celana mendengar penuturan Athaya barusan. Jantungnya seperti ingin meledak saja. “Kakak lupa.”

Athaya ikut duduk, memperhatikan kakak iparnya sambil tersenyum. “Kata Mama, Atha di suruh bangunin Kak Gladis. Kita mau keluar beli gaun buat acara Bang Juna.”

“Ha?” Gladis menggaruk kepalanya.

“Bangun Kak, mandi dulu.” Athaya menggoyangkan bahu Gladis.

Gladis menghela napas, malas sebenarnya tapi ia tidak ingin mengecewakan Tante Alya. “Atha tunggu di sini dulu, Kakak mandi sebentar.”

❤❤❤

Bagaimana bisa Gladis sudah ada di butik besar ini sekarang, rasanya seperti baru saja terbang. Jujur, ia masih mengantuk karena semalam pulang kuliah setengah sembilan malam dan tidak bisa tidur cepat. Tapi, Tante Alya memintanya ikut mencari gaun untuk acara wisuda Juna. Ada Mama juga, jadilah sekarang kedua ibu-ibu itu berkeliling butik.

TroubleMaker Girl 2 (TRUST) 💋 (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang